Orang Tua Pelajar yang Tewas di Tapteng Sesalkan Manager PT SGSR
A
A
A
TAPANULI TENGAH - Salah seorang wali murid, korban tewas akibat truk terguling di Desa Mas Nauli, Kecamatan Sirandorung, Tapanuli Tengah (Tapteng) Jamal Laia menyesalkan manager teknik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR) selaku pengelola truk maut tersebut. (Baca juga: Truk Pengangkut Pelajar Terguling, 17 Tewas).
“Posisi dan tugas saya sebagai wakil koordinator teknik di perusahaan tersebut sering diambil alih oleh manager. Padahal kalau saya yang langsung menangani, mungkin tidak akan terjadi seperti itu. Bahkan juga saya sudah lama mengusulkan agar perusahaan membeli dua unit mobil baru untuk pelajar, walaupun mobil tersebut masih layak pakai. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi dari perusahaan,” papar dia, Kamis (28/5/2015).
Dia mengaku truk tersebut masih sangat layak untuk dikendarai, sekalipun merupakan keluaran tahun 1987.
Pasalnya truk tersebut senantiasa mendapatkan perbaikan dan perawatan. Perbaikan bahkan baru dilakukan seminggu sebelumnya.
Dia mengakui, mobil yang dipergunakan untuk mengangkut pelajar dari kebun tersebut selama ini diperuntukkan untuk mengangkut hasil kebun perusahaan yakni kelapa sawit.
Namun karena mobil yang diperuntukkan untuk pelajar selama ini (juga mobil dum truk yang dibuat beratap tapi tanpa tempat duduk) rusak, maka digantikan dengan truk yang mengalami kecelakaan tersebut.
“Sopir truk itu sendiri kita akui berpengalaman, dan sudah enam bulan ini dikhususkan membawa pelajar dari kebun ini,” tandasnya.
“Posisi dan tugas saya sebagai wakil koordinator teknik di perusahaan tersebut sering diambil alih oleh manager. Padahal kalau saya yang langsung menangani, mungkin tidak akan terjadi seperti itu. Bahkan juga saya sudah lama mengusulkan agar perusahaan membeli dua unit mobil baru untuk pelajar, walaupun mobil tersebut masih layak pakai. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi dari perusahaan,” papar dia, Kamis (28/5/2015).
Dia mengaku truk tersebut masih sangat layak untuk dikendarai, sekalipun merupakan keluaran tahun 1987.
Pasalnya truk tersebut senantiasa mendapatkan perbaikan dan perawatan. Perbaikan bahkan baru dilakukan seminggu sebelumnya.
Dia mengakui, mobil yang dipergunakan untuk mengangkut pelajar dari kebun tersebut selama ini diperuntukkan untuk mengangkut hasil kebun perusahaan yakni kelapa sawit.
Namun karena mobil yang diperuntukkan untuk pelajar selama ini (juga mobil dum truk yang dibuat beratap tapi tanpa tempat duduk) rusak, maka digantikan dengan truk yang mengalami kecelakaan tersebut.
“Sopir truk itu sendiri kita akui berpengalaman, dan sudah enam bulan ini dikhususkan membawa pelajar dari kebun ini,” tandasnya.
(sms)