Pesta Mejuah-juah Terkesan Dipaksakan

Senin, 25 Mei 2015 - 11:01 WIB
Pesta Mejuah-juah Terkesan...
Pesta Mejuah-juah Terkesan Dipaksakan
A A A
KARO - Kota Berastagi kembali ditunjuk pemerintah menjadi pusat pergelaran Pesta Mejuah-juah yang dijadwalkan akhir Mei hingga awal Juni mendatang. Kegiatan ini rencananya dibuka oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Sabtu (29/5) mendatang.

Sebagai tuan rumah, kota kecil berhawa sejuk ini harus banyak berbenah, baik infrastruktur, kebersihan, dan estetikanya. Pengamatan KORAN SINDO MEDAN, Minggu (24/5), sejumlah titik vital di pusat kota tampaknya lolos dari perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo untuk diperbaiki.

Contoh kecil, jalan alternatif di Masjid Istihrar-Jalan Gundaling yang kondisinya masih kupak-kapik serta terdapat sebuah lubang dibiarkan begitu saja. Padahal menurut Kanit Lantas Berastagi, Iptu Ridwan Harahap yang ditemui di posnya Tugu Perjuangan Berastagi, jalan alternatif itu sangat membantu bila terjadi peningkatan pengunjung ke Berastagi. “Ketika banyak tamu yang datang, jalan itu sangat membantu mengurangi tingkat kemacetan di inti kota,” katanya.

Dikatakannya, saat perayaan Pesta Mejuah-juah diperkirakan terjadi lonjakan kendaraan para pengunjung yang datang dibanding pada hari libur biasa. “Dengan rekayasa jalur lalu lintas seperti yang kami lakukan selama ini, tentu kemacetan bisa terurai apabila jalurjalur alternatif itu bisa dimaksimalkan,” katanya.

Lebih lanjut disampaikannya, berdasarkan tinjauannya ke lapangan sejumlah jalan alternatif lain juga kondisinya sangat memprihatinkan. Seperti jalan tembus Desa Jaranguda- Simpang Pelawi dan jalan lingkar Jalan Udara-Perumahan Surya Indah.

“Kami sudah cek ke lapangan dan jalan tersebut memang butuh perbaikan segera. Untuk itu, kiranya pemerintah dapat segera memperbaiki, agar pada puncak perayaan Pesta Mejuahjuah arus lalu lintas dapat lancar dengan memaksimalkan jalurjalur alternatif,” ucap Ridwan.

Parahnya lagi, kondisi relief budaya Karo di sebuah dinding tebing sepanjang Jalan Berastagi- Medan, tepatnya di gerbang masuk Kota Wisata Berastagi, ternyata juga luput diperhatikan panitia penyelenggara. Relief-relief yang menggambarkan kebudayaan Karo yang terdapat pada tebing setinggi 3 meter tempat ukiran dan pahatan menyimpan sejarah budaya Karo.

Relief itu kini dipenuhi lumut sehingga merusak struktur dinding pilar tebing terbuat dari campuran semen dan pasir itu. Rumput juga terlihat mulai menutupi relief di bagian atasnya. Selama ini tebing yang tak jauh dari Tugu Perjuangan Berastagi itu menjadi pemandangan khas saat melewati jalan sepanjang Jalan Berastagi-Medan. Pada pilar tebing sepanjang puluhan meter itu terukir dengan jelas relief yang menggambarkan kekayaan budaya Karo.

“Sangat disayangkan, acara yang digaungkan sebagai pesta bertujuan melestarikan kultur budaya digelar dengan kondisi seperti ini,” kata warga Berastagi, Romelo Surbakti.

Riza pinem
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1044 seconds (0.1#10.140)