Pria di Medan Demam Spornoseksual
A
A
A
Istilah pria metroseksual mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah ini menggambarkan sosok pria metropolitan yang intens merawat wajah, tubuh, dan fashionable.
Sekarang lahir istilah pria spornoseksual dan berkembang di kota besar di Tanah Air, termasuk di Kota Medan Dari asal katanya, spornoseksual terdiri dari kata sport, porn, dan metroseksual. Istilah ini pun dicetuskan oleh Mark Simpson, yang sebelumnya mencetuskan istilah metroseksual.
Tapi tak usah pusing membahas istilah itu. Terpenting seperti apa sih sosok pria spornoseksual. Ciri lelaki atau pria spornoseksual gampang ditemukan, di antaranya bertubuh atletis, kadang bertato, suka narsis atau eksis di media sosial dengan fotofoto selfie memamerkan bentuk tubuh yang berotot. Sederhananya, menurut Mark Simpson, spornoseksual ini merupakan up grading dari metroseksual. Lelaki spornoseksual ini juga dikenal suka pamer tubuh yang berotot dari pusat-pusat kebugaran atau gym dan men-share ke media sosial.
Cowok seperti ini merasa puas sudah memamerkan tubuh mereka yang seksi karena ada otot-otot yang indah. Sebenarnya itu reaksi yang wajar. Untuk mendapatkan tubuh seperti itu, para pria dituntut latihan serius dan mengatur pola makan yang ketat. Artinya, butuh kerja keras dengan melakukan latihan-latihan olahraga, terutama angkat beban. Bahkan, pesepak bola papan atas seperti Cristianto Ronaldo, Mario Balotelli sampai artis atau selebritas di Tanah Air macam Deddy Corbuzier kerap menunjukkan tubuh atletis mereka.
Di Medan, terkena demam fenomena priaspornoseksual. Cukup banyak danpai mereka, khususnya di pusat-pusat kebugaran. Salah satunya, Teuku JimmiFirmansyah, 32, yangsering berolahraga di Gym Olympus, Jalan Dr Mansyur Medan. Dia mengakuisaat iniikutterkenademam spornoseksualdanselaluberusaha menjaga penampilan tubuh serta penampilannya.
“Aku memang saat ini bisa dibilang masuk kategori itu karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan menjaga penampilan. Kalau kita memiliki tubuh yang bugar dan indah tentu secara psikologis juga memberikan percaya diri sehingga mental kita semakin kuat,” kata Jimmi, yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan asuransi. Jimmi awalnya memang menyukai gym agar tubuhnya sehat.
Seiring berjalannya waktu, latihan beban yang dijalani juga membentuk otot-otot yang dilatih menjadi kekar. “Awalnya ngegym ini untuk sehat, tapi tubuh besar itu jadi bonus,” kata cowok yang sudah ngegym sejak 2011. Untuk membentuk otototot tubuhnya agar lebih berisi, Jimmi berlatih di gym seminggu tujuh kali. Pada Senin– Jumat, dia berlatih main exercise, sedangkan pada Sabtu dan Minggu hanya latihan-latihan kecil.
“Kalau main exercise, saya fokus membentuk otot dada, bahu, otot sayap, otot lengan dalam, dan lengan luar. Biasanya setiap hari itu efektifnya latihan sekitar satu setengah jam,” ucapnya. Tak hanya berlatih keras, Jimmi juga melakukan diet secara disiplin untuk membentuk otot perut agar six pack. Dia lebih banyak mengonsumsi makan yang berprotein dan mengurangi asupan lemak atau karbohidrat “Sudah sebulan diet, mengatur pola makan. Pagi, tiga jam setelah bangun, saya hanya makan roti dan quacker.
Siang makan dengan porsi normal dan malam hanya makan roti. Kalaupun lapar biasanya saya mengonsumsi cemilan yang banyak mengandung protein seperti telur atau daging ayam,” ujarnya. Jimmi mengaku belum puas dengan hasil latihan yang dilakukan. Meski demikian, lelaki asal Aceh ini merasakan perubahan bentuk tubuh yang signifikan. Tubuhnya lebih lean dan ototototnya lebih berisi. Setidaknya dia bisa memamerkan tubuhnya yang bugar di media sosial.
“Kalau dibilang puas, belumlah. Tapi saya rasa sudah ada perubahan signifikan. Kadang saya men-share foto di media sosial. Itu sebagai upaya untuk mengajak orang lain agar mau hidup sehat,” ujar Jimmi. Eka, 29, warga Medan Tembung, juga mengaku mengikuti demam spornoseksual. Ketika ditemui di Aldino Gym, Eka mengaku sudah biasa memperhatikan penampilan. Untuk memiliki penampilan yang oke, Eka datang ke tempat gym minimal empat kali seminggu.
Pegawai salah satu perguruan tinggi swasta di Medan ini juga melakukan diet makanan agar kalori yang saya konsumsi sesuaidengankebutuhantubuh. “Setiap ngegym saya menghabiskan 1 jam latihan dengan fokus latihan otot dada dengan incline press. Latihan ini bukan sekadar membentuk otot dada ideal, tapi juga membentuk otot bahu,” katanya. Seorang instruktur gym, Roni Muliansyah, 34, mengakui belakangan ini memang banyak pria yang datang ke pusat-pusat kebugaran untuk mendapatkan tubuh yang lebih ideal dan otot berisi. Tentu para pria ini ingin memiliki penampilan yang menarik dan sehat.
“Kebanyakan mereka ingin membentuk otot dada, punggung, bahu, dan tangan. Biasanya mereka berlatih minimal lima kali dalam seminggu dan waktunya 60 menit,” papar Roni. Roni menambahkan, dengan latihan rutin dan fokus maka otot-otot yang dilatih akan terbentuk. Hasil yang diperoleh akanoptimal, dengandiikutipola makan dan istirahat yang benar. Dalam 3–4 bulan sudah bisa dilihat perubahan bentuk tubuh.
“Kalau rajin ngegym, badan sehat, daya tahan tubuh meningkat, dan bisa membuat awet muda. Makanya sekarang banyak lelaki yang ngegym. Selain untuk sehat, juga menjaga penampilan, bugar, dan awet muda,” ujarnya. Dari sisi bisnis, fenomena ini juga membuat pelaku usaha banyak melirik bisnis penyedia layanan kesehatan atau tempat kebugaran. Seperti yang dilakukan oleh Dimas Prajagopta, pemilik Olympus Gym di Jalan Dr Mansyur, Medan.
Ditemui KORAN SINDO baru- baru ini, Dimas mengaku membuka Olympus Gym karena merasa tertarik dengan dunia olahraga. Seiring waktu, dia melihat prospek bisnis penyedia tempat kebugaran ini sangat besar karena peminatnya semakin banyak.Bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tapi dari berbagai kalangan sampai profesional sudah menjadi member. Ada yang berasal dari perusahaan swasta, pemerintahan, polisi maupun tentara.
“Setiap bulan selalu ada member baru. Ya, lama-lama jadi tertarik untuk terus mengembangkannya,” kata Dimas, yang mendirikan Olympus Gym sejak Maret 2014.Saat ini sudah memiliki lebih dari 600 member di Olympus Gym. Tidak hanya anggota baru, tapi anggota dari tempat kebugaran lain juga ada yang ber-alih ke tempat kebugaran miliknya. Hampir semua member-nya adalah pria dan 65% meru-pakan mahasiswa.
“Kalau yang mahasiswa kebanyakan ingin membentuk badan dan menjaga kesehatan. Banyak yang semula berat badannya kurang, jadi berisi sehingga massa ototnya lebih banyak. Ada yang berat badannya yang tadinya lebih, dia menginginkan kurang berat badan sekaligus ramping atau ototnya terbentuk,” paparnya.
Menanggapi fenomena ini, pengamat sosial dari Universitas Sumatera Utara Badaruddin mengatakan saat ini memang tidak hanya kaum perempuan yang memperhatikan penampilan. Fenomena ini juga sudah bergeser kepada kaum pria, karena terkonstruksinya kapitalisme lewat media. “Jadi ada pembentukan opini bahwa laki-laki juga harus seperti perempuan yang senantiasa menjaga penampilannya.
Fenomena ini sudah sangat kuat saat ini,” katanya. Banyak pria yang rela mengeluarkan biaya berapa pun demi menjaga penampilannya. Fenomena ini tidak hanya melanda kalangan pria kelas atas yang biasanya melakukan kegiatan olahraga kebugaran atau gym di tempat kebugaran kelas atas seperti di mal atau hotel, tapi juga sudah merembet ke kalangan pria kelas menengah.
“Oleh karenanya, saat ini sudah semakin berkembang juga tempat-tempat kebugaran atau tempat gym di luar mal dan hotel. Jadi, tidak hanya pria kelas atas, tapijugapria kelasmenengahjuga mengejar bentuk badan yang bagus,” ungkap Badaruddin. Fenomena ini cukup positif karena kesadaran masyarakat untuk menjaga penampilan dan kesehatan semakin besar. “Asal jangan sampai ada kegiatan yang menyimpang,” ucapnya.
Lia anggia nasution/ eko agustyo fb/ siti amelia
Sekarang lahir istilah pria spornoseksual dan berkembang di kota besar di Tanah Air, termasuk di Kota Medan Dari asal katanya, spornoseksual terdiri dari kata sport, porn, dan metroseksual. Istilah ini pun dicetuskan oleh Mark Simpson, yang sebelumnya mencetuskan istilah metroseksual.
Tapi tak usah pusing membahas istilah itu. Terpenting seperti apa sih sosok pria spornoseksual. Ciri lelaki atau pria spornoseksual gampang ditemukan, di antaranya bertubuh atletis, kadang bertato, suka narsis atau eksis di media sosial dengan fotofoto selfie memamerkan bentuk tubuh yang berotot. Sederhananya, menurut Mark Simpson, spornoseksual ini merupakan up grading dari metroseksual. Lelaki spornoseksual ini juga dikenal suka pamer tubuh yang berotot dari pusat-pusat kebugaran atau gym dan men-share ke media sosial.
Cowok seperti ini merasa puas sudah memamerkan tubuh mereka yang seksi karena ada otot-otot yang indah. Sebenarnya itu reaksi yang wajar. Untuk mendapatkan tubuh seperti itu, para pria dituntut latihan serius dan mengatur pola makan yang ketat. Artinya, butuh kerja keras dengan melakukan latihan-latihan olahraga, terutama angkat beban. Bahkan, pesepak bola papan atas seperti Cristianto Ronaldo, Mario Balotelli sampai artis atau selebritas di Tanah Air macam Deddy Corbuzier kerap menunjukkan tubuh atletis mereka.
Di Medan, terkena demam fenomena priaspornoseksual. Cukup banyak danpai mereka, khususnya di pusat-pusat kebugaran. Salah satunya, Teuku JimmiFirmansyah, 32, yangsering berolahraga di Gym Olympus, Jalan Dr Mansyur Medan. Dia mengakuisaat iniikutterkenademam spornoseksualdanselaluberusaha menjaga penampilan tubuh serta penampilannya.
“Aku memang saat ini bisa dibilang masuk kategori itu karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan menjaga penampilan. Kalau kita memiliki tubuh yang bugar dan indah tentu secara psikologis juga memberikan percaya diri sehingga mental kita semakin kuat,” kata Jimmi, yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan asuransi. Jimmi awalnya memang menyukai gym agar tubuhnya sehat.
Seiring berjalannya waktu, latihan beban yang dijalani juga membentuk otot-otot yang dilatih menjadi kekar. “Awalnya ngegym ini untuk sehat, tapi tubuh besar itu jadi bonus,” kata cowok yang sudah ngegym sejak 2011. Untuk membentuk otototot tubuhnya agar lebih berisi, Jimmi berlatih di gym seminggu tujuh kali. Pada Senin– Jumat, dia berlatih main exercise, sedangkan pada Sabtu dan Minggu hanya latihan-latihan kecil.
“Kalau main exercise, saya fokus membentuk otot dada, bahu, otot sayap, otot lengan dalam, dan lengan luar. Biasanya setiap hari itu efektifnya latihan sekitar satu setengah jam,” ucapnya. Tak hanya berlatih keras, Jimmi juga melakukan diet secara disiplin untuk membentuk otot perut agar six pack. Dia lebih banyak mengonsumsi makan yang berprotein dan mengurangi asupan lemak atau karbohidrat “Sudah sebulan diet, mengatur pola makan. Pagi, tiga jam setelah bangun, saya hanya makan roti dan quacker.
Siang makan dengan porsi normal dan malam hanya makan roti. Kalaupun lapar biasanya saya mengonsumsi cemilan yang banyak mengandung protein seperti telur atau daging ayam,” ujarnya. Jimmi mengaku belum puas dengan hasil latihan yang dilakukan. Meski demikian, lelaki asal Aceh ini merasakan perubahan bentuk tubuh yang signifikan. Tubuhnya lebih lean dan ototototnya lebih berisi. Setidaknya dia bisa memamerkan tubuhnya yang bugar di media sosial.
“Kalau dibilang puas, belumlah. Tapi saya rasa sudah ada perubahan signifikan. Kadang saya men-share foto di media sosial. Itu sebagai upaya untuk mengajak orang lain agar mau hidup sehat,” ujar Jimmi. Eka, 29, warga Medan Tembung, juga mengaku mengikuti demam spornoseksual. Ketika ditemui di Aldino Gym, Eka mengaku sudah biasa memperhatikan penampilan. Untuk memiliki penampilan yang oke, Eka datang ke tempat gym minimal empat kali seminggu.
Pegawai salah satu perguruan tinggi swasta di Medan ini juga melakukan diet makanan agar kalori yang saya konsumsi sesuaidengankebutuhantubuh. “Setiap ngegym saya menghabiskan 1 jam latihan dengan fokus latihan otot dada dengan incline press. Latihan ini bukan sekadar membentuk otot dada ideal, tapi juga membentuk otot bahu,” katanya. Seorang instruktur gym, Roni Muliansyah, 34, mengakui belakangan ini memang banyak pria yang datang ke pusat-pusat kebugaran untuk mendapatkan tubuh yang lebih ideal dan otot berisi. Tentu para pria ini ingin memiliki penampilan yang menarik dan sehat.
“Kebanyakan mereka ingin membentuk otot dada, punggung, bahu, dan tangan. Biasanya mereka berlatih minimal lima kali dalam seminggu dan waktunya 60 menit,” papar Roni. Roni menambahkan, dengan latihan rutin dan fokus maka otot-otot yang dilatih akan terbentuk. Hasil yang diperoleh akanoptimal, dengandiikutipola makan dan istirahat yang benar. Dalam 3–4 bulan sudah bisa dilihat perubahan bentuk tubuh.
“Kalau rajin ngegym, badan sehat, daya tahan tubuh meningkat, dan bisa membuat awet muda. Makanya sekarang banyak lelaki yang ngegym. Selain untuk sehat, juga menjaga penampilan, bugar, dan awet muda,” ujarnya. Dari sisi bisnis, fenomena ini juga membuat pelaku usaha banyak melirik bisnis penyedia layanan kesehatan atau tempat kebugaran. Seperti yang dilakukan oleh Dimas Prajagopta, pemilik Olympus Gym di Jalan Dr Mansyur, Medan.
Ditemui KORAN SINDO baru- baru ini, Dimas mengaku membuka Olympus Gym karena merasa tertarik dengan dunia olahraga. Seiring waktu, dia melihat prospek bisnis penyedia tempat kebugaran ini sangat besar karena peminatnya semakin banyak.Bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tapi dari berbagai kalangan sampai profesional sudah menjadi member. Ada yang berasal dari perusahaan swasta, pemerintahan, polisi maupun tentara.
“Setiap bulan selalu ada member baru. Ya, lama-lama jadi tertarik untuk terus mengembangkannya,” kata Dimas, yang mendirikan Olympus Gym sejak Maret 2014.Saat ini sudah memiliki lebih dari 600 member di Olympus Gym. Tidak hanya anggota baru, tapi anggota dari tempat kebugaran lain juga ada yang ber-alih ke tempat kebugaran miliknya. Hampir semua member-nya adalah pria dan 65% meru-pakan mahasiswa.
“Kalau yang mahasiswa kebanyakan ingin membentuk badan dan menjaga kesehatan. Banyak yang semula berat badannya kurang, jadi berisi sehingga massa ototnya lebih banyak. Ada yang berat badannya yang tadinya lebih, dia menginginkan kurang berat badan sekaligus ramping atau ototnya terbentuk,” paparnya.
Menanggapi fenomena ini, pengamat sosial dari Universitas Sumatera Utara Badaruddin mengatakan saat ini memang tidak hanya kaum perempuan yang memperhatikan penampilan. Fenomena ini juga sudah bergeser kepada kaum pria, karena terkonstruksinya kapitalisme lewat media. “Jadi ada pembentukan opini bahwa laki-laki juga harus seperti perempuan yang senantiasa menjaga penampilannya.
Fenomena ini sudah sangat kuat saat ini,” katanya. Banyak pria yang rela mengeluarkan biaya berapa pun demi menjaga penampilannya. Fenomena ini tidak hanya melanda kalangan pria kelas atas yang biasanya melakukan kegiatan olahraga kebugaran atau gym di tempat kebugaran kelas atas seperti di mal atau hotel, tapi juga sudah merembet ke kalangan pria kelas menengah.
“Oleh karenanya, saat ini sudah semakin berkembang juga tempat-tempat kebugaran atau tempat gym di luar mal dan hotel. Jadi, tidak hanya pria kelas atas, tapijugapria kelasmenengahjuga mengejar bentuk badan yang bagus,” ungkap Badaruddin. Fenomena ini cukup positif karena kesadaran masyarakat untuk menjaga penampilan dan kesehatan semakin besar. “Asal jangan sampai ada kegiatan yang menyimpang,” ucapnya.
Lia anggia nasution/ eko agustyo fb/ siti amelia
(ars)