Tabung Gas Melon Tak Standar Beredar
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Warga masyarakat yang menggunakan tabung gas ukuran 3 kg atau dikenal dengan gas melon harus waspada. Ini lantaran beredar tabung gas diduga sudah tidak standar.
Tabung gas yang beredar di wilayah Patuk misalnya. Di sisi atas tabung diberikan lempengan besi berdiameter tiga jari tangan orang dewasa. Setelah dilihat detail, jumlah lempengan plat besi itu ternyata tidak hanya satu, melainkan tiga. Gunawan, salah satu warga Plumbungan, Putat, Patuk menjelaskan, ketika istrinya mendapatkan tabung yang ditambah lempeng besi di sisi atas tabung, sering kali isinya tidak standar. Ini diketahui dari cepat habisnya gas saat digunakan.
Berbeda dengan gas yang tabungnya tanpa lempengan baja. ”Awalnya tidak kami sadari, namun setelah saya perhatikan, ketika mendapatkan tabung gas dengan tambahan lempengan besi, isinya sedikit, jadi lebih cepat habis. Berbeda dengan tabung gas yang tidak ada tambahan lempeng besi,” ungkapnya kepada wartawan, kemarin.
Dia menduga, hal ini sengaja dilakukan oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan di tengah langkanya elpiji di pasaran. “Kalau seperti ini jelas konsumen yang dirugikan, karena membeli gas tidak sesuai dengan berat seharusnya,” katanya. Hal senada disampaikan, warga Putat lainnya Supadiyo. Dia mengaku sempat isengiseng mencari ke sejumlah pengecer mengenai tabung gas mencurigakan tersebut.
Hasilnya, dia mendapati tiga tabung gas melon juga ditempeli plat besi. Dari temuan itu beberapa warga curiga mengenai kecurangan yang merugikan konsumen tersebut. "Kami orang awam melihat kondisi tabung begitu, jadi curiga. Setahu saya, kalau tabung gas normal tidak ada tempelan plat aneh-aneh," ucapnya.
Warga berharap ada upaya menelusuri tabung gas yang mencurigakan tersebut. Dengan demikian, ada kejelasan maksud lempeng besi yang dipasang di sisi atas tabung gas berwarna hijau tersebut. “Mengapa tidak semua tabung ditempeli? Ini yang membuat kami curiga dan butuh penjelasan dari pihak berwenang,” kata dia.
Salah satu pengecer gas di Kecamatan Patuk yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal itu. Hanya saja, dia tidak bisa berbuat banyak karena hanya mendapatkan jatah dari pangkalan. “Saya diam saja karena saya juga takut nanti malah tidak mendapatkan jatah gas untuk diecer. Namun memang tidak semua tabung ditempeli,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Gunungkidul Hidayat mengaku, belum mengetahui mengenai beredarnya tabung gas melon yang ditempeli lempengan besi. Untuk itu pihaknya akan melakukan penelusuran beredarnya tabung gas yang ada di wilayah Patuk. “Kami akan cek ke lapangan, nanti akan kami teliti dan baru ditarik kesimpulan," katanya singkat.
Suharjono
Tabung gas yang beredar di wilayah Patuk misalnya. Di sisi atas tabung diberikan lempengan besi berdiameter tiga jari tangan orang dewasa. Setelah dilihat detail, jumlah lempengan plat besi itu ternyata tidak hanya satu, melainkan tiga. Gunawan, salah satu warga Plumbungan, Putat, Patuk menjelaskan, ketika istrinya mendapatkan tabung yang ditambah lempeng besi di sisi atas tabung, sering kali isinya tidak standar. Ini diketahui dari cepat habisnya gas saat digunakan.
Berbeda dengan gas yang tabungnya tanpa lempengan baja. ”Awalnya tidak kami sadari, namun setelah saya perhatikan, ketika mendapatkan tabung gas dengan tambahan lempengan besi, isinya sedikit, jadi lebih cepat habis. Berbeda dengan tabung gas yang tidak ada tambahan lempeng besi,” ungkapnya kepada wartawan, kemarin.
Dia menduga, hal ini sengaja dilakukan oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan di tengah langkanya elpiji di pasaran. “Kalau seperti ini jelas konsumen yang dirugikan, karena membeli gas tidak sesuai dengan berat seharusnya,” katanya. Hal senada disampaikan, warga Putat lainnya Supadiyo. Dia mengaku sempat isengiseng mencari ke sejumlah pengecer mengenai tabung gas mencurigakan tersebut.
Hasilnya, dia mendapati tiga tabung gas melon juga ditempeli plat besi. Dari temuan itu beberapa warga curiga mengenai kecurangan yang merugikan konsumen tersebut. "Kami orang awam melihat kondisi tabung begitu, jadi curiga. Setahu saya, kalau tabung gas normal tidak ada tempelan plat aneh-aneh," ucapnya.
Warga berharap ada upaya menelusuri tabung gas yang mencurigakan tersebut. Dengan demikian, ada kejelasan maksud lempeng besi yang dipasang di sisi atas tabung gas berwarna hijau tersebut. “Mengapa tidak semua tabung ditempeli? Ini yang membuat kami curiga dan butuh penjelasan dari pihak berwenang,” kata dia.
Salah satu pengecer gas di Kecamatan Patuk yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal itu. Hanya saja, dia tidak bisa berbuat banyak karena hanya mendapatkan jatah dari pangkalan. “Saya diam saja karena saya juga takut nanti malah tidak mendapatkan jatah gas untuk diecer. Namun memang tidak semua tabung ditempeli,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Gunungkidul Hidayat mengaku, belum mengetahui mengenai beredarnya tabung gas melon yang ditempeli lempengan besi. Untuk itu pihaknya akan melakukan penelusuran beredarnya tabung gas yang ada di wilayah Patuk. “Kami akan cek ke lapangan, nanti akan kami teliti dan baru ditarik kesimpulan," katanya singkat.
Suharjono
(bbg)