Dubes Burhan Dikebumikan Dekat Istrinya
A
A
A
Upacara secara militer nantinya akan dipimpin oleh inspektur upacara Kapolda DIY. Jarot Heru Setyawan, kakak Ipar almarhum mengatakan, sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (20/5) jenazah baru tiba di rumah duka di Jalan Haji Agus Salim No 57, Kauman, Yogyakarta. Rencananya, sebelum diberangkatkan, akan disalatkan terlebih dahulu di musala yang berada di samping rumah.
“Jenazah sekarang masih di Singapura, nanti pukul 6 sore baru dibawa ke Jakarta. Disemayamkan dahulu di Kementerian Luar Negeri untuk penghormatan terakhir dari rekanrekannya. Baru pukul 6 pagi dibawa ke Yogyakarta,” kata dia, ditemui kemarin. Diprediksi, sampai Bandara Adisutjipto Yogyakarta pukul 07.30. Untuk kemudian, dilakukan serah terima dari Menteri Luar Negeri kepada Komandan Lanud Adisutjipto. “Karena pemakaman akan dilakukan secara militer.
Setelah itu, kira-kira pukul 09.00 tiba di rumah duka. Disalatkan dan langsung dikebumikan. Inspektur upacara rencananya Kapolda,” tuturnya. Hingga kemarin, dua orang anak almarhum juga berada di Singapura sejak Senin (18/5) lalu saat Burhan masih dirawat di rumah sakit Singapore General Hospital. “Sudah sejak Senin, berangkat ke Singapura,” tuturnya.
Keluarga besar sempat syok ketika mendengar Burhan meninggal dunia, namun akhirnya bisa menerima dengan ikhlas. “Pukul 01.00 (Selasa dini hari) kami mendengar kabar. Harus diterima, itu rahasia Allah,” katanya. Burhan Muhammad, lahir pada 3 Agustus 1957 silam merupakan salah satu korban dari kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter milik militer Pakistan, pada Jumat (8/5).
Dalam kejadian tersebut, Burhan menderita luka bakar yang cukup parah dan harus mendapatkan perawatan rumah sakit. Sementara, istrinya, Hery Listyawati meninggal dunia di tempat kejadian. Hery Listyawati telah dimakamkan di TPU Mondoliko, pada Kamis (14/5) lalu. Dalam proses perawatannya, Burhan kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Singapura, agar lebih dekat dengan sanak familinya. Burhan mengembuskan napas terakhir pada Selasa (19/5) dini hari.
Dia meninggalkan dua orang anak bernama Pitra Amrulloh dan Yoga Sulistya Burhan. Semasa hidupnya, Burhan yang juga sempat mengabdi di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dikenal sebagai sosok menyukaiduniasenidanbudaya. “Sosok pribadi yang tangguh dalam menjalankan tugas-tugas.
Almarhum juga menyukai kesenian Indonesia. Bahkan, di dalam kantor kedutaan besar sangat intens membina band musik,” kata teman dekat Burhan, Utami Purnamasari.
Ridho hidayat
“Jenazah sekarang masih di Singapura, nanti pukul 6 sore baru dibawa ke Jakarta. Disemayamkan dahulu di Kementerian Luar Negeri untuk penghormatan terakhir dari rekanrekannya. Baru pukul 6 pagi dibawa ke Yogyakarta,” kata dia, ditemui kemarin. Diprediksi, sampai Bandara Adisutjipto Yogyakarta pukul 07.30. Untuk kemudian, dilakukan serah terima dari Menteri Luar Negeri kepada Komandan Lanud Adisutjipto. “Karena pemakaman akan dilakukan secara militer.
Setelah itu, kira-kira pukul 09.00 tiba di rumah duka. Disalatkan dan langsung dikebumikan. Inspektur upacara rencananya Kapolda,” tuturnya. Hingga kemarin, dua orang anak almarhum juga berada di Singapura sejak Senin (18/5) lalu saat Burhan masih dirawat di rumah sakit Singapore General Hospital. “Sudah sejak Senin, berangkat ke Singapura,” tuturnya.
Keluarga besar sempat syok ketika mendengar Burhan meninggal dunia, namun akhirnya bisa menerima dengan ikhlas. “Pukul 01.00 (Selasa dini hari) kami mendengar kabar. Harus diterima, itu rahasia Allah,” katanya. Burhan Muhammad, lahir pada 3 Agustus 1957 silam merupakan salah satu korban dari kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter milik militer Pakistan, pada Jumat (8/5).
Dalam kejadian tersebut, Burhan menderita luka bakar yang cukup parah dan harus mendapatkan perawatan rumah sakit. Sementara, istrinya, Hery Listyawati meninggal dunia di tempat kejadian. Hery Listyawati telah dimakamkan di TPU Mondoliko, pada Kamis (14/5) lalu. Dalam proses perawatannya, Burhan kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Singapura, agar lebih dekat dengan sanak familinya. Burhan mengembuskan napas terakhir pada Selasa (19/5) dini hari.
Dia meninggalkan dua orang anak bernama Pitra Amrulloh dan Yoga Sulistya Burhan. Semasa hidupnya, Burhan yang juga sempat mengabdi di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dikenal sebagai sosok menyukaiduniasenidanbudaya. “Sosok pribadi yang tangguh dalam menjalankan tugas-tugas.
Almarhum juga menyukai kesenian Indonesia. Bahkan, di dalam kantor kedutaan besar sangat intens membina band musik,” kata teman dekat Burhan, Utami Purnamasari.
Ridho hidayat
(bbg)