Cegah Narkoba Butuh Dukungan Semua Pihak

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:37 WIB
Cegah Narkoba Butuh Dukungan Semua Pihak
Cegah Narkoba Butuh Dukungan Semua Pihak
A A A
SEMARANG - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah saat ini baru berhasil melakukan rehabilitasi sekitar 150- an orang pencandu narkoba. Jumlah tersebut masih jauh dari angka yang ditargetkan, yakni 4.439 pencandu pada kurun 2015.

Agar jumlah pencandu yang direhabilitasi dapat meningkat, BNNP membutuhkan peran maksimal dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota (BNNK). “Secara nasional BNN memiliki target pada 2015 ini ada 2015 pencandu yang bisa direhabilitasi. Pada 2016 target ditingkatkan menjadi sekitar 4000-an secara nasional.

Nah, untuk di Jateng sendiri, kami kebagian target 4.439 pencandu yang bisa dilakukan rehabilitasi. Dengan peran serta di tingkat BNNK, target itu bisa dipenuhi,” papar Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jateng Susanto di sela-sela memberikan sosialisasi pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di lingkungan sekolah jenjang SMP sederajat, kemarin.

BNNP telah menyediakan 2.605 fasilitas untuk rawat inap rehabilitasi pencandu narkoba dan 118 untuk rehabilitasi rawat jalan yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten/kota di Jateng. “Ada beberapa wilayah di Jateng yang jumlah peredarannya cukup tinggi. Kota-kota besar seperti Semarang, kemudian Solo, Sukoharjo, Karanganyar.

Kami ada peringkat di mana tujuh wilayah bisa dibilang paling besar, tapi kami tidak bisa membebernya, perangkingan itu hanya kami gunakan untuk memudahkan pengambilan kebijakan lebih jauh,” paparnya. Susanto juga menyebutkan program pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk di lingkungan sekolah.

Sebab, bukan hanya pada jenjang pendidikan tinggi, peredaran narkoba sudah mulai dimasukkan. Namun pada jenjang sekolah seperti sekolah dasar sudah mulai dijadikan target oleh para pengedar. “Meskipun sifat narkobanya masih pada psikotropika, itu juga menjadi pintu masuk narkoba yang lebih besar seperti narkotika. Oleh sebab itu, kita juga sasar sekolah-sekolah seperti disosialisasikannya P4GN pada pengurus sekolah tingkat SMP sederajat,” tandasnya.

Disusunnya buku pedoman P4GN untuk jenjang SMP bertujuan untuk memberantas peredaran narkoba di kalangan pelajar. Sekaligus menyamakan visi dan misi antara BNN dengan pengelola sekolah melindungi lingkungan sekolah dari ancaman narkoba. “Karena beberapa sekolah ada yang beranggapan dan menyepelekan hal itu. Buku pedoman P4GN ini nanti juga akan kita serahkan ke dinas pendidikan sebagai laporan.

Tingkat peredaran tingkat pelajar secara umum 22,7% dari jumlah total pengguna secara nasional. SMP di Jateng sudah termasuk lumayan. Jenis yang paling sering digunakan pelajar itu memang masih ringan, seperti pil koplo, lem, dan lainlain,” kata Susanto.

Berdasarkan penelitian-penelitian dan temuan saat dilakukan tindakan lapangan, penggunaan narkoba di tingkat sekolah untuk wilayah Jateng memang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, hal itu tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur. “Menurun itu bisa jadi penegakannya masih dirasa kurang menyeluruh.

Atau bisa jadi karena faktor lain. Untuk itu, meski ada penurunan, bukan lantas menjadikan kita lengah,” paparnya. Susanto juga membeberkan, peredaran narkoba di lingkungan sekolah umumnya berawal dari coba- coba karena melihat temannya memakai. Dan bisa juga pengedar yang sengaja memakai modus tertentu dengan mendekati beberapa siswa untuk dijadikan pemakai.

Susilo himawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6820 seconds (0.1#10.140)