Jathilan dan Gejog Lesung Ramaikan Tahura

Senin, 18 Mei 2015 - 10:59 WIB
Jathilan dan Gejog Lesung Ramaikan Tahura
Jathilan dan Gejog Lesung Ramaikan Tahura
A A A
GUNUNGKIDUL - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) DIY terus mengemas taman hutan rakyat( tahura) menjadi area publik yang menawarkan keindahan lingkungan hutan untuk melepas penat.

Berbagai atraksi kesenian pun ditampilkan atas dukungan Dinas Pariwisata DIY untuk memberikan hiburan bagi pengunjung Tahura yang berada di kawasan hutan Tleseh, Gading, Playen ini. Setelah beberapa kali digelar, terbukti warga dan wisata wan yang sekedar singgah untuk istirahat di perjalanan pun terpukau dengan atraksi kese nian yang disuguhkan.

Berbagai kesenian tradisional seperti gejog lesung, campur sari, tari-tarian hingga seni Jathilan krea si baru menjadi suguhan warga dan wisatawan yang sing gah di tahura ini kemarin. ”Saya awalnya mau ke pantai, namun keluarga mengajak singgah dulu di tahura, ternyata di sini ada atraksi kesenian yang menarik anak saya,” ucap Ardityo, salah satu warga Gamping, Sleman ini.

Dia mengakui, keberadaan Tahura memang belum banyak dikenal. Namun setelah dirinya singgah ternyata tempat tersebut cukup mengasyikkan untuk melepas penat. ”Apalagi anak saya suka dengan gejog lesung. Jadi sambil istirahat bisa me nik mati kesenian gratis,” katanya. Dia berharap ada p engumuman atau selebaran ke pa da warga sehing ga akan banyak warga yang memadati tahura setiap kali ada kesenian tradi sional di sini.

”Ini meng hibur dan bisa mengajarkan pa da anak-anak de ngan aneka kesenian tradisional sehingga tidak punah,” katanya. Sementara, Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dinas Pariwi sata (Dispar) DIY Mo hammad Haliem mengata kan, atraksi kesenian ini digelar selain sebagai upaya mempromosikan Tahura, sekaligus sebagai upaya untuk mem beri hiburan kepada masyarakat.

Tontonan semacam ini dirasa memberi gairah tersendiri bagi masyarakat yang selama ini relatif sulit menemukan hiburan gratis yang digelar secara kontinu. Dispar DIY pun secara kontinu mendukung sekaligus mengalokasikan anggaran untuk atraksi kesenian semacam ini.

”Dukungan Dispar DIY ini juga untuk melestarikan budaya lokal serta mempertahankan eksistensi grup-grup kesenian dan budaya di wilayah Gunungkidul dan DIY pada umumnya,” ungkap Haliem.

Suharjono/ Much fauzi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3044 seconds (0.1#10.140)