Tingkatkan Minat Baca dengan Perpustakaan Keliling
A
A
A
SENIN(11/5) lalu, tepat pukul 09.30 WIB, mobil perpustakaan keliling Pemerintah Kota (Pemko) Medan tiba di halaman parkir Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 27 Medan di Jalan Pancing.
Sesaat setelah tiba, pelajar langsung memadati mobil berwarna putih ini. Satu-satunya perpustakaan keliling yang dimiliki Pemko Medan ini datang tepat jam istirahat sekolah dan tetap berada di sana hingga pukul 12.00 WIB. Setelah parkir dengan baik, pelajar langsung berebutan mencari buku yang ingin dibacanya, baik langsung di sekolah maupun bawa pulang.
Pelajar memang bisa membaca langsung di sana karena sekolah menyediakan tempat khusus untuk itu, yang disebut dengan pondok baca. Sekolah satu ini memang sangat mendorong pelajarnya gemar membaca. Tapi bagi yang ingin membawa buku untuk dibaca di rumah, cukup melapor ke petugas perpustakaan. Elfrida Sijabat, salah seorang petugas perpustakaan keliling mengatakan, selama dia bertugas, pelajar sangat antusias menyambut kedatangan mereka. Dari ruang kelas, siswa siswi langsung berbondong mendatangi mobil dan mulai memilih buku.
“Kalau saya lihat tiap sekolah yang kami datangi, pelajar antusias. Setelah memilih buku, satu per satu mereka mendatangi saya melapor buku apa yang akan dipinjam. Satu orang boleh meminjam satu buku,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN. Jika buku dipinjam hari inimaka kedatangan berikutnya sudah harus dikembalikan. Kalau ternyata ada yang belum mengembalikan, mereka akan bekerja sama dengan petugas perpustakaan sekolah untuk menagihnya.
“Saya tinggalkan saja catatan, buku mana saja yang belum dikembalikan dengan nama peminjamnya kepada petugas perpustakaan sekolah. Jadi, mereka yang minta murid bersangkutan mengembalikannya kekami,” paparnya. Perpustakaan keliling ini memang tidak bisa setiap hari mendatangi tiap sekolah karena armadanya cuma satu unit. Supaya bisa melayani sekolah, pihak Perpustakaan Pemko Medan membuat jadwal. Yang didatangi pun hanya sekolah yang mengajukan permintaan untuk dikunjungi.
“Dari perpustakaan sudah mengatur jadwal untuk tiap sekolah. Kalau sekolah tidak minta (kedatangan mobil perpustakaan keliling), kami tidak akan datang. Jadi memang tergantung permintaan karena armadanya juga kurang,” tandas Elfrida Sijabat. Tiap sekolah mendapat kesempatan setahun. Jika sudah lebih dari setahun, pihaknya akan me-reschedule dan bergantian dengan sekolah lain supaya mendapat kesempatan yang sama.
Dengan begitu, kegiatan membaca di kalangan pelajar diharapkan tetap terpelihara. Terlebih lagi, perpustakaan keliling ini hanya membawa buku cerita untuk anak-anak, baik itu cerita pendek hingga novel. Ada juga buku-buku mengenai desain pakaian, rumah, dan ada juga buku resep masakan. Jadi, tidak ada buku pelajaran yang disediakan karena perpustakaan sekolah sudah menyediakannya.
“Dengan buku cerita, tiap sekolah tidak pernah sepi pemi-njam. Setiap kunjungan minimal ada 50 murid yang meminjam beragam buku. Tidak hanya meminjam, tapi juga men-jaganya dengan baik. Dapat dilihat ketika dikembalikan, buku selalu dalam keadaan rapi. Kalau tidak (rapi), kami tidak mempermasalahkan selama memang dibaca,” ucapnya.
Salah seorang pelajar kelas VIII, Subkhar Singh, sangat menunggu kedatangan mobil perpustakaan keliling ini karena dia bisa memperoleh buku-buku lain selain buku pelajaran yang dibawanya setiap hari. “Ya senang mobil perpustakaan keliling datang karena banyak buku bisa dibaca. Kalau ke perpustakaan sekolah kan pada umumnya buku pelajaran, sementara di sini adanya buku cerita jadi asyik,” ucapnya.
Dia mengeluhkan tidak ada komik yang disediakan mobil perpusataan keliling. Karena, dia tidak terlalu menyukai membaca novel yang dinilainya terlalu berat dan tebal sehingga membosankan.
Jelia amelida
Sesaat setelah tiba, pelajar langsung memadati mobil berwarna putih ini. Satu-satunya perpustakaan keliling yang dimiliki Pemko Medan ini datang tepat jam istirahat sekolah dan tetap berada di sana hingga pukul 12.00 WIB. Setelah parkir dengan baik, pelajar langsung berebutan mencari buku yang ingin dibacanya, baik langsung di sekolah maupun bawa pulang.
Pelajar memang bisa membaca langsung di sana karena sekolah menyediakan tempat khusus untuk itu, yang disebut dengan pondok baca. Sekolah satu ini memang sangat mendorong pelajarnya gemar membaca. Tapi bagi yang ingin membawa buku untuk dibaca di rumah, cukup melapor ke petugas perpustakaan. Elfrida Sijabat, salah seorang petugas perpustakaan keliling mengatakan, selama dia bertugas, pelajar sangat antusias menyambut kedatangan mereka. Dari ruang kelas, siswa siswi langsung berbondong mendatangi mobil dan mulai memilih buku.
“Kalau saya lihat tiap sekolah yang kami datangi, pelajar antusias. Setelah memilih buku, satu per satu mereka mendatangi saya melapor buku apa yang akan dipinjam. Satu orang boleh meminjam satu buku,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN. Jika buku dipinjam hari inimaka kedatangan berikutnya sudah harus dikembalikan. Kalau ternyata ada yang belum mengembalikan, mereka akan bekerja sama dengan petugas perpustakaan sekolah untuk menagihnya.
“Saya tinggalkan saja catatan, buku mana saja yang belum dikembalikan dengan nama peminjamnya kepada petugas perpustakaan sekolah. Jadi, mereka yang minta murid bersangkutan mengembalikannya kekami,” paparnya. Perpustakaan keliling ini memang tidak bisa setiap hari mendatangi tiap sekolah karena armadanya cuma satu unit. Supaya bisa melayani sekolah, pihak Perpustakaan Pemko Medan membuat jadwal. Yang didatangi pun hanya sekolah yang mengajukan permintaan untuk dikunjungi.
“Dari perpustakaan sudah mengatur jadwal untuk tiap sekolah. Kalau sekolah tidak minta (kedatangan mobil perpustakaan keliling), kami tidak akan datang. Jadi memang tergantung permintaan karena armadanya juga kurang,” tandas Elfrida Sijabat. Tiap sekolah mendapat kesempatan setahun. Jika sudah lebih dari setahun, pihaknya akan me-reschedule dan bergantian dengan sekolah lain supaya mendapat kesempatan yang sama.
Dengan begitu, kegiatan membaca di kalangan pelajar diharapkan tetap terpelihara. Terlebih lagi, perpustakaan keliling ini hanya membawa buku cerita untuk anak-anak, baik itu cerita pendek hingga novel. Ada juga buku-buku mengenai desain pakaian, rumah, dan ada juga buku resep masakan. Jadi, tidak ada buku pelajaran yang disediakan karena perpustakaan sekolah sudah menyediakannya.
“Dengan buku cerita, tiap sekolah tidak pernah sepi pemi-njam. Setiap kunjungan minimal ada 50 murid yang meminjam beragam buku. Tidak hanya meminjam, tapi juga men-jaganya dengan baik. Dapat dilihat ketika dikembalikan, buku selalu dalam keadaan rapi. Kalau tidak (rapi), kami tidak mempermasalahkan selama memang dibaca,” ucapnya.
Salah seorang pelajar kelas VIII, Subkhar Singh, sangat menunggu kedatangan mobil perpustakaan keliling ini karena dia bisa memperoleh buku-buku lain selain buku pelajaran yang dibawanya setiap hari. “Ya senang mobil perpustakaan keliling datang karena banyak buku bisa dibaca. Kalau ke perpustakaan sekolah kan pada umumnya buku pelajaran, sementara di sini adanya buku cerita jadi asyik,” ucapnya.
Dia mengeluhkan tidak ada komik yang disediakan mobil perpusataan keliling. Karena, dia tidak terlalu menyukai membaca novel yang dinilainya terlalu berat dan tebal sehingga membosankan.
Jelia amelida
(ars)