Bangga Bisa Melaksanakan Car Free Day Pertama Kali
A
A
A
Saat ditanya kapan masa paling menyenangkan selama bertugas, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumatera Utara (Sumut), Purnama Dewi, langsung menjawab saat berhasil menggelar car free day pertama kali di kota ini.
Iya, bagi perempuan yang ketika itu bertugas di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Medan ini berhasil menggelar hari bebas kendaraan pada 2011. Sejak itu hingga sekarang, pada hari-hari tertentu, pemerintah kota (pemko) dan instansi swasta rutin menggelarnya. “Saya ingat pertama kali pada waktu itu digelar di depan rumah dinas wali kota. Saya yang mengurus semuanya, termasuk izin ke pihak kepolisian dan lainnya.
Hingga penentuan beberapa ruas jalan yang harus ditutup pun saya yang kerjakan,” ungkapnya, baru-baru ini. Sedikitnya, ada 18 ruas jalan sejak pukul 07.00-09.00 WIB, ditutup. Car free day dilaksanakan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Lalu, mulai dari pertigaan Jalan S Parman ke arah Jalan Pattimura hingga Jalan Imam Bonjol (air mancur).
Sebelum di Jalan Sudirman, pernah juga diadakan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, dan sekarang baru rutin diadakan di depan rumah dinas wali kota Medan. “Saya ajak semua pihak ikut terlibat meramaikan kegiatan itum mulai dari pihak swasta maupun kalangan kampus. Bahkan, ada mahasiswa kedokteran membuka stan memberikan pelayanan gratis pemeriksaan tensi darah dan lainnya,” ucapnya.
Dia mengakui, kegiatan itu bukan sesuatu yang mewah jika melihat pelaksananya, yaitu BLH. “Itu tugas saya sebagai pegawai negeri. Tapi bisa membuat satu acara yang berkelanjutan, tentu menjadi kebanggaan sendiri. Bahkan, saat memimpin apel bersama pihak kepolisian pun saya lakukan demi terselenggaranya acara dengan baik,” ucapnya.
Kini, ada satu kekecewaannya saat melihat kegiatan car free day, yaitu tidak lagi dilaksanakan BLH sebagai instansi yang semestinya melaksanakannya. Padahal, ada satu tujuan yang ingin dicapai dengan digelarnya acara tersebut, yaitu mengurangi tingkat pencemaran udara.
Diketahui,tujuanu tama car freeday adalah mengurangi tingkat polusi udara. Tidak hanya itu, penghitungan tingkat pencemaran udara pun dilakukan mulai dari sebelum acara, saat kegiatan berlangsung, dan ketika selesai acara.
Jadi, pihaknya bisa melihat berapa besar perubahan yang terjadi dengan digelarnya kegiatan itu. Semuanya ada hitungan atau angka yang harus ditaati untuk melihat apakah tujuan acara tercapai atau tidak. “Sekarang tujuan kegiatan sudah bergeser dari mengurangi tingkat polusi menjadi olahraga bersama, tergantung dengan dinas yang melaksanakan,” tandasnya.
Jelia Amelida
Medan
Iya, bagi perempuan yang ketika itu bertugas di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Medan ini berhasil menggelar hari bebas kendaraan pada 2011. Sejak itu hingga sekarang, pada hari-hari tertentu, pemerintah kota (pemko) dan instansi swasta rutin menggelarnya. “Saya ingat pertama kali pada waktu itu digelar di depan rumah dinas wali kota. Saya yang mengurus semuanya, termasuk izin ke pihak kepolisian dan lainnya.
Hingga penentuan beberapa ruas jalan yang harus ditutup pun saya yang kerjakan,” ungkapnya, baru-baru ini. Sedikitnya, ada 18 ruas jalan sejak pukul 07.00-09.00 WIB, ditutup. Car free day dilaksanakan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Lalu, mulai dari pertigaan Jalan S Parman ke arah Jalan Pattimura hingga Jalan Imam Bonjol (air mancur).
Sebelum di Jalan Sudirman, pernah juga diadakan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, dan sekarang baru rutin diadakan di depan rumah dinas wali kota Medan. “Saya ajak semua pihak ikut terlibat meramaikan kegiatan itum mulai dari pihak swasta maupun kalangan kampus. Bahkan, ada mahasiswa kedokteran membuka stan memberikan pelayanan gratis pemeriksaan tensi darah dan lainnya,” ucapnya.
Dia mengakui, kegiatan itu bukan sesuatu yang mewah jika melihat pelaksananya, yaitu BLH. “Itu tugas saya sebagai pegawai negeri. Tapi bisa membuat satu acara yang berkelanjutan, tentu menjadi kebanggaan sendiri. Bahkan, saat memimpin apel bersama pihak kepolisian pun saya lakukan demi terselenggaranya acara dengan baik,” ucapnya.
Kini, ada satu kekecewaannya saat melihat kegiatan car free day, yaitu tidak lagi dilaksanakan BLH sebagai instansi yang semestinya melaksanakannya. Padahal, ada satu tujuan yang ingin dicapai dengan digelarnya acara tersebut, yaitu mengurangi tingkat pencemaran udara.
Diketahui,tujuanu tama car freeday adalah mengurangi tingkat polusi udara. Tidak hanya itu, penghitungan tingkat pencemaran udara pun dilakukan mulai dari sebelum acara, saat kegiatan berlangsung, dan ketika selesai acara.
Jadi, pihaknya bisa melihat berapa besar perubahan yang terjadi dengan digelarnya kegiatan itu. Semuanya ada hitungan atau angka yang harus ditaati untuk melihat apakah tujuan acara tercapai atau tidak. “Sekarang tujuan kegiatan sudah bergeser dari mengurangi tingkat polusi menjadi olahraga bersama, tergantung dengan dinas yang melaksanakan,” tandasnya.
Jelia Amelida
Medan
(bbg)