Pedagang Akan Direlokasi ke Pacuan Kuda
A
A
A
BANDUNG BARAT - Pasca musibah kebakaran yang meludeskan Pasar Panorama Lem bang, sekitar 1.815 pedagang menuntut tempat relokasi untuk berjualan.
Rencananya, para pedagang akan ditampung di pasar sementara, yakni lapangan pacuan kuda, Desa Kayuambon dan lahan Bintang Mentari, Desa Lembang. Kemarin, para pedagang, UPT Pasar Panorama Lembang, Disperindagkop, dan UMKM melakukan dialog untuk mencari solusi. Salah seorang pedagang, Totoh, mengatakan bahwa musibah itu sangat berat bagi para pedagang. Apalagi hampir 90% pedagang berutang di bank.
“Jika tidak ada solusi, pembayaran kredit pedagang terganggu karena bayarnya perhari, dampaknya utang akan tinggi karena bunga terus berjalan,” kata Totoh. Untuk itu, lanjut dia, perlu ada penanganan cepat agar para pedagang tidak jatuh ke tangan rentenir. Solusinya, pedagang harus mendapatkan akses untuk bisa berjualan kembali.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Panorama Awin menga takan, dari hasil musyawarah, para pedagang ingin ada penanganan emergensi agar dua hari ke depan mereka bisa berjualan kembali. Menurut Awin, penandaan badan jalan dengan cat semprot oleh sebagian pedagang belum menjadi kepastian. “Ada dua lokasi yang akan dijadikan relokasi, yaitu lapangan pacuan kuda di Desa Kayuambon, dan lahan Bintang Mentari di Desa Lem bang,” tandas Awin.
Olah TKP Batal
Tim dari Pusat Labora torium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Mabes Polri kemarin kesulitan untuk melakukan penyelidikan di Pasar Panorama Lembang, karena kondisi bangun an pasar masih dalam proses pendinginan. Penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) pun urung dilakukan. Berdasarkan pantauan, tim Puslabfor tiba di lokasi kebakaran itu sekitar pukul 15.29 WIB.
Mereka hanya melakukan pemetaan dan diskusi dengan kepolisian dari Polresta Cimahi. Tim berjumlah empat orang itu kemu dian masuk ke dalam pasar. Selang beberapa jam mereka meninggalkan lokasi. Kapolresta Cimahi AKBP Deddy Kusumah Bakti mengatakan, tim Puslabfor kemarin menghadapi beberapa kendala teknis saat akan melakukan olah TKP, seperti lokasi kebakaran masih mengepulkan asap dan sejumlah material bangunan masih panas.
“Asap masih tebal menghalangi pandangan visual tim karena itu penyelidikan dan olah TKP ditunda hing ga besok (hari ini),” kata Deddy ditemui di Pasar Panorama Lembang, kemarin. Kendati demikian, ujar Kapolres, tim Puslabfor telah meminta berbagai data terkait peristiwa kebakaran yang meludeskan Pasar Panorama Lembang pada Kamis (15/5) malam untuk dilakukan pendalaman.
Dengan berbekal data-data itu, tim bisa langsung fokus penyelidikan guna mengetahui pemicu api penyebab kebakaran. Menurut dia, pihaknya belum dapat menyimpulkan pemicu api penyebab kebakaran pasar terbesar di Kecamatan Lembang itu. Kapolres pun enggan menduga-duga. “Kami tidak mau menduga-duga soal penyebab kebakaran,” kata Deddy.
Dia mengemukakan, polisi telah mengumpulkan sejumlah barang bukti yang dibutuhkan untuk proses penyelidikan bersama Puslabfor Mebes Polri dan Inafis Polres Cimahi. Deddy mengimbau masyarakat agar tidak terhasut dengan berbagai isu yang belum tentu benar terkait penyebab kebakaran pasar tersebut. Jika masyarakat mengetahui informasi pemicu api penyebab kebakaran itu, Deddy menyarankan agar melapor ke polisi.
“Jika masyarakat yang memi liki informasi, diharapkan dapat menyampaikan kepada kami untuk dapat ditindaklanjuti,” tutur Deddy. Terkait nilai kerugian, Deddy belum bisa memastikan besarannya. Dikarenakan saat ini masih dilakukan pendataan. “Jumlah kerugian belum pasti, tapi miliaranlah,” tutur Deddy.
Penyidik Polres Cimahi telah memeriksa 10 saksi untuk dimintai keterangan terkait ke bakaran hebat itu. Dari hasil pemeriksaan diketahui, salah seorang pegawai UPT Pasar Panorama Lembang Encang melihat api berasal dari kios di Blok K 17 milik Selfi yang berjualan plastik dan bahan-bahan kue.
Raden bagja mulyana
Rencananya, para pedagang akan ditampung di pasar sementara, yakni lapangan pacuan kuda, Desa Kayuambon dan lahan Bintang Mentari, Desa Lembang. Kemarin, para pedagang, UPT Pasar Panorama Lembang, Disperindagkop, dan UMKM melakukan dialog untuk mencari solusi. Salah seorang pedagang, Totoh, mengatakan bahwa musibah itu sangat berat bagi para pedagang. Apalagi hampir 90% pedagang berutang di bank.
“Jika tidak ada solusi, pembayaran kredit pedagang terganggu karena bayarnya perhari, dampaknya utang akan tinggi karena bunga terus berjalan,” kata Totoh. Untuk itu, lanjut dia, perlu ada penanganan cepat agar para pedagang tidak jatuh ke tangan rentenir. Solusinya, pedagang harus mendapatkan akses untuk bisa berjualan kembali.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Panorama Awin menga takan, dari hasil musyawarah, para pedagang ingin ada penanganan emergensi agar dua hari ke depan mereka bisa berjualan kembali. Menurut Awin, penandaan badan jalan dengan cat semprot oleh sebagian pedagang belum menjadi kepastian. “Ada dua lokasi yang akan dijadikan relokasi, yaitu lapangan pacuan kuda di Desa Kayuambon, dan lahan Bintang Mentari di Desa Lem bang,” tandas Awin.
Olah TKP Batal
Tim dari Pusat Labora torium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Mabes Polri kemarin kesulitan untuk melakukan penyelidikan di Pasar Panorama Lembang, karena kondisi bangun an pasar masih dalam proses pendinginan. Penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) pun urung dilakukan. Berdasarkan pantauan, tim Puslabfor tiba di lokasi kebakaran itu sekitar pukul 15.29 WIB.
Mereka hanya melakukan pemetaan dan diskusi dengan kepolisian dari Polresta Cimahi. Tim berjumlah empat orang itu kemu dian masuk ke dalam pasar. Selang beberapa jam mereka meninggalkan lokasi. Kapolresta Cimahi AKBP Deddy Kusumah Bakti mengatakan, tim Puslabfor kemarin menghadapi beberapa kendala teknis saat akan melakukan olah TKP, seperti lokasi kebakaran masih mengepulkan asap dan sejumlah material bangunan masih panas.
“Asap masih tebal menghalangi pandangan visual tim karena itu penyelidikan dan olah TKP ditunda hing ga besok (hari ini),” kata Deddy ditemui di Pasar Panorama Lembang, kemarin. Kendati demikian, ujar Kapolres, tim Puslabfor telah meminta berbagai data terkait peristiwa kebakaran yang meludeskan Pasar Panorama Lembang pada Kamis (15/5) malam untuk dilakukan pendalaman.
Dengan berbekal data-data itu, tim bisa langsung fokus penyelidikan guna mengetahui pemicu api penyebab kebakaran. Menurut dia, pihaknya belum dapat menyimpulkan pemicu api penyebab kebakaran pasar terbesar di Kecamatan Lembang itu. Kapolres pun enggan menduga-duga. “Kami tidak mau menduga-duga soal penyebab kebakaran,” kata Deddy.
Dia mengemukakan, polisi telah mengumpulkan sejumlah barang bukti yang dibutuhkan untuk proses penyelidikan bersama Puslabfor Mebes Polri dan Inafis Polres Cimahi. Deddy mengimbau masyarakat agar tidak terhasut dengan berbagai isu yang belum tentu benar terkait penyebab kebakaran pasar tersebut. Jika masyarakat mengetahui informasi pemicu api penyebab kebakaran itu, Deddy menyarankan agar melapor ke polisi.
“Jika masyarakat yang memi liki informasi, diharapkan dapat menyampaikan kepada kami untuk dapat ditindaklanjuti,” tutur Deddy. Terkait nilai kerugian, Deddy belum bisa memastikan besarannya. Dikarenakan saat ini masih dilakukan pendataan. “Jumlah kerugian belum pasti, tapi miliaranlah,” tutur Deddy.
Penyidik Polres Cimahi telah memeriksa 10 saksi untuk dimintai keterangan terkait ke bakaran hebat itu. Dari hasil pemeriksaan diketahui, salah seorang pegawai UPT Pasar Panorama Lembang Encang melihat api berasal dari kios di Blok K 17 milik Selfi yang berjualan plastik dan bahan-bahan kue.
Raden bagja mulyana
(ftr)