Pedagang Korban Kebakaran Terjerat Utang

Kamis, 14 Mei 2015 - 07:55 WIB
Pedagang Korban Kebakaran...
Pedagang Korban Kebakaran Terjerat Utang
A A A
SEMARANG - Ribuan pedagang Pasar Johar yang tertimpa musibah akibat kiosnya ludes terbakar pada Sabtu (9/5), kini mulai resah memikirkan utang yang membelit.

Mereka juga mengaku sudah tidak mempunyai modal kembali berjualan. Pedagang hanya bisa berharap kepada bank untuk memberikan keringanan utang dan modal usaha dari pemerintah. Salah seorang pedagang buah bernama Sulaiman mengungkapkan, kerugian yang dideritanya akibat kebakaran mencapai Rp100 juta. Dia juga harus menanggung utang di salah satu bank.

Dia berharap bank yang memberikan pinjaman tersebut dapat meringankan utangnya. “Tetapi pemerintah juga kami berharap memberikan modal usaha untuk kembali berdagang. Jika kami tidak bisa berdagangan kembali, bagaimana bisa membayar utang,” ucapnya kemarin.

Hal senada juga diungkapkan pedagang buah lainnya, Srimin. Akibat kebakaran ini, dia harus menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah. Srimin berharap ada uluran tangan dari pihak-pihak terkait meringankan bebannya. Dirut Bank Jateng Supriyatno mengatakan, pihaknya selaku bank pemerintah daerah Jateng siap membantu meringankan pedagang korban musibah kebakaran.

Bantuan dalam bentuk pinjaman permodalan. Bantuan modal akan diberikan dengan proses lebih cepat dan bunga ringan. Dengan harapan, pedagang tetap bisa berusaha. “Pedagang perlu menyadari bahwa kredit bagaimanapun ada kewajiban mengembalikan. Tapi kami berikan proses yang cepat dan lancar,” tandasnya.

Supriyatno akan data kemampuan dan jenis serta besarnya usaha pedagang. Bantuan tidak hanya bagi yang jadi nasabah, tapi bagi semua pedagang yang mau pinjam modal usaha. Bagi pedagang yang telah punya pinjaman di bank akan dijadwal ulang kewajiban membayarnya. Apa tetap harus pakai agunan dan berapa plafon bantuan pinjaman? Dirut mengatakan hal itu masih dipikirkan.

Ditegaskan, prinsip kredit bank tetap harus dikembalikan. Namun sedang dipikirkan formulasi agar tidak memberatkan pedagang korban kebakaran dan prosesnya cepat. “Termasuk kami harus kerja sama dengan Dinas Pasar agar yang menerima bantuan kredit atau pinjaman tepat sasaran,” ucapnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan pemkot sudah berupaya menggandeng perbankan untuk membantu pedagang korban kebakaran. Salah satu hasilnya menggandeng Bank Jateng setelah ada koordinasi dengan Gubernur. Bank diharapkan tidak hanya bantu permodalan, tapi membantu lewat tanggung jawab sosialnya atau coporate social responsibility (CSR). “Kejadian ini memang musibah yang harus dikeroyok bareng- bareng pihak yang punya kemampuan.

Pedagang sedang kesulitan modal, barang dagangan ludes, lapak ludes sehingga harus mulai dari nol,” katanya. Pemkot juga akan membantu Rp10 miliar dari APBD untuk membangun tempat penampungan sementara pedagang untuk berjualan. Pemerintah Jawa Tengah sudah menyatakan siap membantu kekurangannya. Kebutuhanmembanguntempat penampungan sendiri Rp25 miliar- Rp30 miliar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pasar Kota Semarang, sebanyak 3.760 pedagang yang menjadi korban kebakaran tersebut. Namun, jumlah tersebut berpotensi bertambah. “Mudah-mudahan data itu valid. Kita nanti akan sediakan anggaran usaha disesuaikan dengan kapasitas usaha,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Setiap pedagang yang sudah terdaftar itu rencananya diberikan bantuan dana Rp3 juta. Dana itu diambilkan dari dana CSR Bank Jateng. Total dana CSR yang akan dikucurkan untuk para pedagang itu sekitar Rp11 miliar. Skema pembiayaan lain dengan pola fasilitas kredit usaha produktif. Tiap pedagang bisa mencari modal hingga Rp20 juta. Nanti pihak bank ketika menyalurkan kredit produktif tidak mengambil bunga komersial.

“Untuk kredit produktif, nanti pihak Bank Jateng yang membina langsung,” ucapnya. Selanjutnya, jika para pedagang ternyata membutuhkan modal yang banyak, para pedagang diminta langsung ke pihak Bank Jateng. “Dana Rp3 juta itu dari Bank Jateng. Kami tidak mengambil dari dana APBD karena dana tak terduga dari Pemprov Jateng tidak mencukupi,” tandas Ganjar.

Para pedagang yang akan mendapatkan permodalan diminta menyiapkan dokumen pendukung. Pihaknya tak ingin pemberian bantuan salah sasaran, atau diterima oleh pihak yang tidak berhak. “Kami gandeng Bank Jateng karena tidak mungkin hanya siapkan lokasi relokasi saja, tapi masalah permodalan bagi pedagang juga penting agar mereka bisa melanjutkan dagangannya,” ujar Ganjar.

Bantuan modal tersebut akan diberikan saat peresmian pasar darurat di dekat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). “Setelah pasar darurat jadi, pedagang mulai pindah, kita berikan,” ucapnya. Skema bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban pedagang Pasar Johar. Pemprov juga akan memberikan pendampingan agar pedagang bisa berjualan lagi dengan nyaman.

M abduh / amin fauzi/ andika prabowo
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0905 seconds (0.1#10.140)