Tunggangan Andalan Seniman Tato

Rabu, 13 Mei 2015 - 08:36 WIB
Tunggangan Andalan Seniman Tato
Tunggangan Andalan Seniman Tato
A A A
TAK salah banyak yang mengatakan motor bisa menjadi cerminan pemiliknya. Begitu juga dengan si ‘Raja Jalanan’ milik Kent yang menjadi identitas kedua setelah pahatan tato yang menempel di sekujur tubuhnya.

Berpetualang dengan motor besar bagi seniman tato ternama asal Kota Bandung Kent, tentu bukan hal baru. Bahkan jauh sebeleum menekuni dunia gambar atau seni, bermainmain dengan motor di jalanan sudah menjadi bagian kehidupan yang dilaluinya sejak remaja.

Kini meski kerap disibukkan dengan rutinitasnya sebagai seniman tato, namun motor besar kesayangannya Harley Davidson Road King 2009 selalu menjadi sahabat yang menemaninya di waktu senggang. “Bahasa orang tua dulu, lelaki sudah bisa disebut benar-benar lelaki setelah bisa menunggang kuda. Berdasarkan etologi saat ini tentu kita tak bisa membayangkan seperti zaman para Indian. Sehingga kuda tersebut digantikan dengan motor,” ungkap pendiri Kent Tattoo studio saat ditemui KORAN SINDO di kediamannya.

Jauh sebelum menunggang motor Harley Davidson, Kent juga sempat merambah hobi bermainmain dengan motor klasik. Petualangan itu juga sempat dilaluinya dengan menjalani berbagai aktivitasnya dalam klub motor. Seperti menjadi bagian pelopor dalam klub Outsider, Brotherhood, hingga akhirnya kini aktif sebagai Pengurus Daerah (Pengda) Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung.

“Mengawali hobi dalam motor tentu tidak begitu saja, saya memulainya dengan ikut-ikut bergabung saja. Dulu saya juga belum punya motor, tapi tetep ikut saja turing, dibonceng temanteman. Akhirnya saat keinginan untuk memiliki motor besar semakin kuat, saya pun semakin berusaha. Dan karena profesi saya sebagai seniman tato, saya pun meraihnya lewat jalur tersebut,” ungkapnya.

Sebelum menunggang Road King 2009, Kent juga sempat menjajal berbagai motor-motor klasik seperti Binter Mercy, BSA, dan AJS. Namun seiring berjalannya waktu motor Harley yang saat ini terparkir di halaman rumahnya seakan menjadi pelabuhan terakhirnya setelah berpetualang dengan motormotor tua.

“Ya, seperti jiwa anak muda. Berkendara dengan mesin-mesin tua sempat menjadi bagian hidup saya. Namun ke sini-ke sini, saya lebih memilih kendaraan yang lebih nyaman dan efisien,” ujarnya. Tak salah bila Kent memilih tipe Road King sebagai motor kesayangannya, pasalnya motor tersebut memang buat perjalanan jauh antarkota. Perjalanan jauh dalam berkendara itu dibutuhkannya sebagai media pencarian energi dan inspirasi di luar kesehariannya bergelut dalam dunia tato.

“Mendengar suara mesinnya saja sudah begitu terasa, terlebih setelah berkendara bersama dalam sebuah perjalanan, tentu menjadi bagian pencarian energi baru,” ungkapnya. Soal perawatan, karena motor besar itu hanya digunakan di waktu-waktu senggang dan khusus, Kent mengaku hanya sempat memanaskan motor selama enam hari sekali dalam perawatan.

Soal kenyamanan performa, Kent juga tak melakukan modifikasi ekstrem. Perubahan terhadap Road King miliknya dilakukan pada stang dan penggunaan filter RCD racing.

Heru muthahari
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5167 seconds (0.1#10.140)