Peristiwa Bandar Betsy Bukti Keganasan Pemberontakan PKI

Senin, 30 September 2019 - 09:31 WIB
Peristiwa Bandar Betsy Bukti Keganasan Pemberontakan PKI
Bupati Simalungun JR Saragih memimpin upacara di tugu Letda Sujono Bandar Betsy,Kecamatan Bandar Huluan,beberapa waktu lalu.(Foto/Dok)
A A A
SIMALUNGUN - Tepat pada hari ini, 30 September 1965 yang lalu Partai Komunis Indonesia (PKI) memperlihatkan pengkhianatannya. Mereke membunuh, menghabisi nyawa sejumlah jenderal TNI AD dengan keji.

Peristiwa G30S/PKI atau biasa disebut dengan geerakan 30 September 1965 merupakan salah satu peristiwa pemberontakan yang tak akan dilupakan oleh bangsa Indonesia.

Peristiwa G 30 S PKI terjadi di malam hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965. Dalam sebuah kudeta, setidaknya ada 7 perwira tinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut

Namun cerita pemberontakan komunis atau kekejaman yang dilakukan terhadap pihak-pihak yang menentang tindakan mereka (PKI), bukan hanya terjadi di ibukota negara,Jakarta,namun juga di beberapa daerah lain di Indonesia termasuk di Kabupaten Simalungun atau persisnya di areal perkebunan Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan.

Sosok Letnan Dua Anumerta Sudjono tercatat sebagai salah satu Pahlawan Revolusi yang menjadi korban keganasan massa yang dimobilisasi oleh PKI tahun 1965.

Sudjono yang kala itu berpangkat Peltu merupakan perwira pengamanan perkebunan, tewas dianiaya secara sadis oleh sekelompok orang dari Barisan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan organisasi di bawah binaan PKI.

Saat itu, Sudjono berupaya mempertahankan lahan perkebunan yang akan diambil alih penguasaannya secara paksa oleh massa PKI. Peristiwa yang menewaskan perwira TNI AD itu saat ini dikenal dengan “ Peristiwa Bandar Betsy” dan setiap tahunnya pada tanggal 1 Oktober dilaksanakan upacara tingkat Provinsi Sumatera Utara di lokasi tugu Letda Sujono di Bandar Betsy.

Untuk mengenang jasa Letda Sujono pada tahun 1970 an,dibangunlah tugunya dan tahun 1997 dibuat monumen dengan patung 7 pahlawan revolusi korban pembantaian G30S/PKI di Bandar Betsy.

Sayangnya tugu Letda Sujono dari tahun ke tahun hanya dijadikan sebagai lokasi peringatan Hari Kesaktian Pancasila tingkat provinsi Sumatera Utara dengan inspektur upacara gubernur dan pertunjukan pembantaian Letda Sudjono.

Sedangkan pelestariannya terkesan kurang diperhatikan,karena kondisinya lebih sering tidak terawat dan jalan menuju lokasi tugu juga rusak parah selama bertahun-tahun tidak diperbaiki.

Jika mendekati Hari Kesaktian Pancasila tugu Letda Sujono akan terlihat bersih dan cantik,karena akan digunakan sebagai tempat upacara yang dihadiri gubernur dan pejabat-pejabat sipil dan militer serta Polri.

Menurut seorang warga Bandar Betsy Sutrisno,35,sepekan menjelang Hari Kesaktian Pancasila,tugu Letda Sujono akan dibersihkan,namun pada hari-haria biasa akan dibiarkan seperti tidak diurus.

“Bila mendekati Hari Kesaktian Pancasila,tanggal 1 Oktober,tugu Letda Sujono akan terlihat bersih,namun pada hari biasa,terkesan terbengkalai,karena ditumbuhi rumput,jadi perhatian terhadap tugu hanya diberikan jika akan digunakan sebagai lokasi upacara,” sebut Sutrisno, Minggu (30/9/2019).

Selain itu kondisi jalan menuju tugu Letda Sujono juga terkesan tidak mendapat perhatian pemerintah,karena rusak parah mula sepanjang 10 kilometeri dari Simpang Mangga hingga ke Bandar Betsy,sehingga untuk menempuhnya dari Kota Pematangsiantar membutuhkan waktu sekitar 2 jam dan dari Pamatang Raya ibukota Kabupaten Simalungun sekitar 3 jam.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Simalungun Sepri Ijon Saragih mengharapkan pemerintah tidak mengabaikan perhatian terhadap pelestarian tugu Letda Sujono sebagai salah satu bukti sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara menentang pemberontakan komunis untuk menjatuhkan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.

“Seharusnya pemerintah baik provinsi maupun Kabupaten Simalungun,tidak mengabaikan perhatian untuk melestarikan tugu Letda Sujono sebagai bukti sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara menentang pemberontakan komunis untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain,” sebut Sepri.

Dia berharap perbaikan jalan menuju tugu Letda Sujono dan perawatannya tetap diperhatikan,sehingga kondisinya tetap dalam keadaan terawat dan bukan hanya terlihat cantik ,saat akan dijadikan sebagai lokasi upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila.(ricky hutapea)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6338 seconds (0.1#10.140)