Benarkah Wali Kota Prabumulih ODP? Ini Kata Satgas Sumsel
A
A
A
PALEMBANG - Kota Prabumulih ditetapkan masuk zona merah setelah lima warganya positif corona dan empat kasus terakhir tertular secara lokal. Selanjutnya, beredar informasi bila Wali Kota Prabumulih menjadi ODP (orang dalam pemantauan), karena kontak dengan almarhum positif Covid-19 yang meninggal dunia.
Menanggapi itu, Yusri, Jubir Satgas Penanggulangan Covid-19 Sumsel, menjelaskan, para pelayat orang yang meninggal akibat positif corona tidak akan ada masalah karena mayat telah diurus dan dibungkus sesuai protokol kesehatan. ( Baca: Duh Kasihan, Pasien Positif Corona Kesulitan Mendapatkan Makanan )
“Aman-aman saja, ngelayat tidak apa-apa. Kecuali mayatnya dibuka dan dicium-cium, itu baru masalah. Kan pemakamannya oleh petugas sesuai protokol,” ujarnya lewat sambungan telpon, Sabtu (4/4/2020).
Yang harus dipahami, sambung Yusri, saat melayat pasien yang meninggal jangan terlalu ramai dan gunakan masker. “Kenapa? Karena bisa saja salah satu dari pelayat itu ada pembawa penyakit, jadi bukan dari mayatnya. Petugas yang memakamkannya juga dengan APD,” kata Kasi Surveilance dan Imunisasi Sumsel ini.
Diketahui, update corona Sumsel per 3 April 2020, kasus positif Corona telah mencapai 12 pasien dengan dua di antaranya meninggal dunia. Kasus ke-12 merupakan seorang perempuan yang masih ada hubungan dengan almarhum kasus 01 asal Kota Palembang.
Di Sumsel, pasien positif corona berasal dari dua kabupaten dan dua kota, yakni Kota Palembang dan Prabumulih. Lalu Kabupaten OKU dan Kabupaten OKI.
Namun untuk Prabumulih, sudah ditetapkan menjadi zona merah, selain terdapat lima positif, juga karena kasus kedua hingga ke lima terjadi transmisi atau penularan secara lokal dari kasus positif 02. Sementara daerah lain masih berstatus kuning, karena kasus positifnya penularan dari luar atau impor.
Menanggapi itu, Yusri, Jubir Satgas Penanggulangan Covid-19 Sumsel, menjelaskan, para pelayat orang yang meninggal akibat positif corona tidak akan ada masalah karena mayat telah diurus dan dibungkus sesuai protokol kesehatan. ( Baca: Duh Kasihan, Pasien Positif Corona Kesulitan Mendapatkan Makanan )
“Aman-aman saja, ngelayat tidak apa-apa. Kecuali mayatnya dibuka dan dicium-cium, itu baru masalah. Kan pemakamannya oleh petugas sesuai protokol,” ujarnya lewat sambungan telpon, Sabtu (4/4/2020).
Yang harus dipahami, sambung Yusri, saat melayat pasien yang meninggal jangan terlalu ramai dan gunakan masker. “Kenapa? Karena bisa saja salah satu dari pelayat itu ada pembawa penyakit, jadi bukan dari mayatnya. Petugas yang memakamkannya juga dengan APD,” kata Kasi Surveilance dan Imunisasi Sumsel ini.
Diketahui, update corona Sumsel per 3 April 2020, kasus positif Corona telah mencapai 12 pasien dengan dua di antaranya meninggal dunia. Kasus ke-12 merupakan seorang perempuan yang masih ada hubungan dengan almarhum kasus 01 asal Kota Palembang.
Di Sumsel, pasien positif corona berasal dari dua kabupaten dan dua kota, yakni Kota Palembang dan Prabumulih. Lalu Kabupaten OKU dan Kabupaten OKI.
Namun untuk Prabumulih, sudah ditetapkan menjadi zona merah, selain terdapat lima positif, juga karena kasus kedua hingga ke lima terjadi transmisi atau penularan secara lokal dari kasus positif 02. Sementara daerah lain masih berstatus kuning, karena kasus positifnya penularan dari luar atau impor.
(ihs)