Duh Kasihan, Pasien Positif Corona Kesulitan Mendapatkan Makanan
A
A
A
PRABUMULIH - Pasien positif Covid-19 asal Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, mengaku kesulitan mendapatkan pasokan bahan makanan. Meski sudah meng-konfirmasi tentang kondisi yang mereka alami, hingga saat ini belum ada perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat.
Menurut pasien Covid-19 no. 10, ia bersama istri dan keluarga besarnya saat ini tengah dalam masa karantina mandiri di rumah. Hal itu merupakan anjuran dan saran dari dinas kesehatan setempat. Namun, dampak dari pernyataan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumsel, kini mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
“Kita berharap pemerintah peduli dan perhatian, karena saat ini keluarga kami sangat membuntuhkan makanan dan bahan pokok pasca-ditetapkan sebagai pengidap virus Covid-19” jelasnya kepada Sindonews.com via telepon hari ini (4/4/2020). ( Baca: Warga Resah, Sejumlah Pasien Positif Corona di Prabumulih Bebas Berkeliaran )
Selain kehabisan stok makanan dan kesulitan untuk mendapatkannya, mereka juga mengaku sangat terpukul dengan isu dan pemberitaan yang berkembang di masyarakat, seolah-olah tidak patuh pada pemerintah dengan bebas berkeliaran.
“Sebelum dinyatakan positif terpapar Covid-19, kami telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan ada dokter yang memperbolehkan kami keluar rumah. Kami tidak tahu jika dua hari kemudian dinyatakan positif, karena tidak ada gejala batuk, demam, dan sakit tenggorokan seperti yang dijelaskan tim medis," lirihnya.
Ia juga mejelaskan, pasca-ramai di sosial media yang memberitakan pasien 09 pergi menggunakan jasa ojek ke rumah ibunya di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Prabumulih Timur, maka ia dan istri meminta untuk dibawa ke Rumah Sakit Muhamad Hoesin (RSMH) Palembang, untuk diisolasi dan mendapatkan perawatan dari tim medis.
“Hari ini, kami akan dibawa ke RSMH Palembang, untuk diisolasi guna mendapatkan perawatan dan menghindari pemberitaan dari masyarakat yang dapat membuat mereka makin shock,” tegasnya.
Menurut pasien Covid-19 no. 10, ia bersama istri dan keluarga besarnya saat ini tengah dalam masa karantina mandiri di rumah. Hal itu merupakan anjuran dan saran dari dinas kesehatan setempat. Namun, dampak dari pernyataan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumsel, kini mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
“Kita berharap pemerintah peduli dan perhatian, karena saat ini keluarga kami sangat membuntuhkan makanan dan bahan pokok pasca-ditetapkan sebagai pengidap virus Covid-19” jelasnya kepada Sindonews.com via telepon hari ini (4/4/2020). ( Baca: Warga Resah, Sejumlah Pasien Positif Corona di Prabumulih Bebas Berkeliaran )
Selain kehabisan stok makanan dan kesulitan untuk mendapatkannya, mereka juga mengaku sangat terpukul dengan isu dan pemberitaan yang berkembang di masyarakat, seolah-olah tidak patuh pada pemerintah dengan bebas berkeliaran.
“Sebelum dinyatakan positif terpapar Covid-19, kami telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan ada dokter yang memperbolehkan kami keluar rumah. Kami tidak tahu jika dua hari kemudian dinyatakan positif, karena tidak ada gejala batuk, demam, dan sakit tenggorokan seperti yang dijelaskan tim medis," lirihnya.
Ia juga mejelaskan, pasca-ramai di sosial media yang memberitakan pasien 09 pergi menggunakan jasa ojek ke rumah ibunya di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Prabumulih Timur, maka ia dan istri meminta untuk dibawa ke Rumah Sakit Muhamad Hoesin (RSMH) Palembang, untuk diisolasi dan mendapatkan perawatan dari tim medis.
“Hari ini, kami akan dibawa ke RSMH Palembang, untuk diisolasi guna mendapatkan perawatan dan menghindari pemberitaan dari masyarakat yang dapat membuat mereka makin shock,” tegasnya.
(ihs)