Anggaran Perbaikan Jalan di Sumsel Capai Rp1,3 Triliun

Senin, 20 Januari 2020 - 13:01 WIB
Anggaran Perbaikan Jalan di Sumsel Capai Rp1,3 Triliun
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Sumsel, Megawaty. Foto/SINDOnews/Dede Feb
A A A
PALEMBANG - Tahun ini, Pemprov Sumsel menganggarkan Rp1,347 triliun untuk perbaikan jalan rusak. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding dari tahun lalu yang hanya Rp1,266 triliun.

"Untuk tahun ini, anggaran perbaikan jalan naik Rp81 miliar dari yang sebelumnya hanya Rp1,266 triliun menjadi Rp1,347 triliun. Kenaikan anggaran ini diperuntukkan memperbaiki sebanyak 59 ruas jalan provinsi dan 28 ruas non status/kewenangan," ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Sumsel, Megawaty, Senin (20/01/2020).

Diungkapkannya, adanya kenaikan anggaran untuk infrastruktur jalan rusak tersebut merupakan intruksi dari Gubernur Sumsel yang menginginkan jalan dibawah kewenangan provinsi Sumsel tetap mulus.

"Adanya perbaikan jalan ini diharapkan akan berdampak terhadap meningkatnya perekomian masyarakat, khususnya yang berada di daerah," jelasnya.

Megawaty juga mengatakan, untuk perbaikan jalan rusak di tahun 2020 ini akan dilakukan di 14 Kabupaten/Kota yakni Kabupaten OKU Timur, OKI, Ogan Ilir, OKU, OKU Selatan, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Muara Enim, PALI, Empat Lawang, Lahat, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Kota Palembang.

"Perbaikan jalan akan di fokuskan untuk ruas jalan penanganan tahun lalu yang belum tuntas dan akan diselesaikan pada tahun ini, sehingga jalan provinsi bisa terus membaik," tambahnya.

Menurutnya, tahun lalu pihaknya telah melakukan peningkatan jalan sebanyak 185 kilometer, pemeliharaan berkala jalan 52,20 kilometer, dan pergantian jembatan 949,90 meter.

Selain perbaikan jalan, lanjut Megawaty, pihaknya juga akan melakukan beberapa paket pengerjaan seperti peningkatan jalan sebanyak 40 kegiatan, pemeliharaan berkala jalan 21 kegiatan, pergantian jembatan 12 kegiatan, pelebaran jalan, dan membuat jalan baru.

"Kendala kita dalam melakukan pengerjaan itu di faktor cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan banjir atau tanah longsor sehingga bisa menunda pekerjaan," kata Megawaty.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4548 seconds (0.1#10.140)