Dimulai 2020, Proyek Rumah Sakit Kanker Butuh Dana Besar

Senin, 19 Agustus 2019 - 12:20 WIB
Dimulai 2020, Proyek...
Proyek RS kanker rujukan Indonesia Timur di Makassar akan dimulai pembangunan konstruksi fisiknya pada 2020. Foto/Ilustrasi: SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar akan dialihfungsikan menjadi menjadi rumah sakit rujukan kanker di Indonesia Timur. Rencananya, pembangunan konstruksi fisik proyek RS kanker itu bakal dimulai pada 2020 mendatang.

Pelaksana tugas (Plt) RSKD Dadi Makassar, Arman Bausat, menjelaskan agenda ini menjadi salah satu program prioritas Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Arman menyampaikan pihaknya saat ini tengah menyusun detail engineering design (DED) untuk pembangunan gedung. Jika DED bisa dirampungkan, konstruksi fisik sudah bisa mulai dilakukan tahun 2020 mendatang. “Jadi kalau DED bisa diselesaikan 2019, kan bisa saya tender di akhir bulan. Minimal Desember DED ada, kita bisa konstruksi tahun 2020," ujar Arman.

Berdasarkan perhitungannya, proyek RS kanker itu memang membutuhkan dana besar. Tahap awal saja ditaksir perlu anggaran Rp225-250 miliar. “Itu masih gedung. Kalau alatnya belumnya. Masih jauh itu karena alatnya kan mahal sekali. Kalau konstruksi ya Rp250 miliar," terangnya.

"Kalau membuat DED kan 3% dari nilai total. Otomatis lumayan banyak sekitar Rp3,8 M. Itukan bukan uang sedikit. Tapi sudah terstruktur semua apa yang kita butuhkan," lanjut Arman.

Rencana pembangunan RS kanker ini juga akan berimbas pada pemindahan pasien jiwa di RSKD Dadi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Rakyat. Studi kelayakan atas program ini baik di RSKD Dadi dan RSUD Sayang Rakyat sudah dilakukan sejak Januari-Mei lalu. Tim bahkan telah studi banding ke berbagai rumah sakit untuk mendirikan RS pusat kanker ini.

Hasil studi ini semakin memperkuat optimisme Pemprov Sulsel mendirikan rumah sakit rujukan Kanker di Indonesia Timur. Hal ini, kata Arman, juga didasari semakin tingginya pasien kanker. Prevalensinya, dua pasien terkena kanker dari 1.000 penduduk.

"Sulsel kan sebagai pusat Indonesia Timur. Otomatis akan dikirim pasiennya nanti. Jadi hasil studi kelayakan sangat mendukung untuk pengenbangan rumah sakit kanker," ujar dia.

Program ini juga diklaim sudah mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Dikatakan Arman, Gubernur Sulsel sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendapat bantuan anggaran.

Dia tak menampik, program pembangunan RS kanker di Indonesia Timur juga selaras dengan program Kemenkes. “Dari hasil studi kelayakan kan kita mau bikin rumah kanker tipe B. Dengan kapasitas tempat tidur 200 pasien. Dan itu Kemenkes sudah dukung, dan akan dapat bantuan anggaran dari Kemenkes. Pak gubernur sudah menghubungi langsung kemenkes," tukas Arman.

Sembari mematangkan perencanaan pembangunan RSKD Dadi menjadi RS rujukan kanker, pemindahan pasien jiwa ke RSUD Sayang Rakyat akan diselesaikan tahun ini. “Pokoknya pasiennya harus pindah dulu semua. Makanya saya bilang kerja pelan-pelan dulu. Yang jelas targetnya pak gubernur tahun 2023 itu sudah bisa selesai," jelasnya.
(tyk)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)