Cegah Penularan, ODP dan PDP Dapat Kiriman Makan 3 Kali Sehari
A
A
A
SURABAYA - Semua risiko penularan Covid-19 terus diminimalisir. Untuk bisa menjalankan physical distancing, Pemkot Surabaya pun memberikan permakanan bagi warganya yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP).
Permakanan yang diberikan pada ODP dan PDP ini secara rutin diberikan sebanyak tiga kali dalam sehari. Sehingga mereka tak mengalami kesulitan ketika sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto menuturkan, kalau melihat aturan etika kesehatan maka identitas para ODP dan PDP menjadi rahasia. Termasuk saat pendistribusian makanan juga harus dilakukan secara tertutup oleh petugas puskesmas terdekat.
"Tidak boleh semua orang tahu. Makanya itu puskesmas membagikan permakanan, telur, pokak secara tertutup. Supaya tidak banyak orang tahu karena itu etika kesehatannya," kata Eddy, Rabu (8/4/2020).
Ia melanjutkan, pemberian permakanan ini agar warga Surabaya yang statusnya sebagai ODP maupun PDP ini dapat menjaga imunitas tubuhnya dan dapat mengisolasi diri secara mandiri di rumahnya masing-masing serta terus diimbau tidak keluar rumah.
"Jadi physical distancing itu benar-benar berjalan. Kebutuhannya harus kita cukupi. Kita mungkin tidak bisa mengontrol mereka, tapi kita akan terus imbau supaya tidak keluar rumah," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya ini pun menegaskan warga diimbau untuk disiplin dan mentaati aturan masa inkubasi selama 14 hari. Terutama warga ODP dan PDP yang tersebar di berbagai wilayah di Surabaya.
Selain itu, menu makanan bagi mereka rupanya tidak jauh berbeda dengan permakanan pada umumnya yakni menu sehat. Namun, yang membedakan adalah setiap kali pengiriman, permakanan ini juga ditambahi minuman tradisional yakni pokak dan telur rebus. "Standartnya Rp23 ribu/kotak. Kita tambah telur dan pokak jadi satu di dalamnya," jelasnya.
Tidak hanya sampai disitu, Pemkot Surabaya juga memberikan kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi, sikat, sisir rambut, sabun mandi dan beberapa kebutuhan lainnya kepada ODP. "Beberapa hari lalu sudah kami kirim ke mereka," katanya.
Eddy menjelaskan, sampai hari ini jumlah ODP mencapai 917 dan PDP mencapai 367. Sehingga dari total tersebut semua akan diberi permakanan tanpa terkecuali sampai masa inkubasi berakhir. "Kita mengikuti jumlah terupdate setiap harinya. Jadi dipastikan semua ODP dan PDP memperoleh permakanan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemkot Surabaya Kanti Budiarti menambahkan, yang mendapatkan permakanan itu satu keluarga seisi rumahnya. Misalnya, dalam satu rumah terdiri dari lima orang, maka kelima-limanya juga mendapat bantuan yang sama.
Bahkan, ia menyebut proses produksi permakanan itu diserahkan kepada UMKM di masing-masing kecataman atau kelurahan, karena sekaligus untuk pemberdayaan masyarakat. "Jadi masaknya di masing-masing kecamatan atau kelurahan dengan selalu menjaga protokol jarak aman," katanya.
Permakanan yang diberikan pada ODP dan PDP ini secara rutin diberikan sebanyak tiga kali dalam sehari. Sehingga mereka tak mengalami kesulitan ketika sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto menuturkan, kalau melihat aturan etika kesehatan maka identitas para ODP dan PDP menjadi rahasia. Termasuk saat pendistribusian makanan juga harus dilakukan secara tertutup oleh petugas puskesmas terdekat.
"Tidak boleh semua orang tahu. Makanya itu puskesmas membagikan permakanan, telur, pokak secara tertutup. Supaya tidak banyak orang tahu karena itu etika kesehatannya," kata Eddy, Rabu (8/4/2020).
Ia melanjutkan, pemberian permakanan ini agar warga Surabaya yang statusnya sebagai ODP maupun PDP ini dapat menjaga imunitas tubuhnya dan dapat mengisolasi diri secara mandiri di rumahnya masing-masing serta terus diimbau tidak keluar rumah.
"Jadi physical distancing itu benar-benar berjalan. Kebutuhannya harus kita cukupi. Kita mungkin tidak bisa mengontrol mereka, tapi kita akan terus imbau supaya tidak keluar rumah," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya ini pun menegaskan warga diimbau untuk disiplin dan mentaati aturan masa inkubasi selama 14 hari. Terutama warga ODP dan PDP yang tersebar di berbagai wilayah di Surabaya.
Selain itu, menu makanan bagi mereka rupanya tidak jauh berbeda dengan permakanan pada umumnya yakni menu sehat. Namun, yang membedakan adalah setiap kali pengiriman, permakanan ini juga ditambahi minuman tradisional yakni pokak dan telur rebus. "Standartnya Rp23 ribu/kotak. Kita tambah telur dan pokak jadi satu di dalamnya," jelasnya.
Tidak hanya sampai disitu, Pemkot Surabaya juga memberikan kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi, sikat, sisir rambut, sabun mandi dan beberapa kebutuhan lainnya kepada ODP. "Beberapa hari lalu sudah kami kirim ke mereka," katanya.
Eddy menjelaskan, sampai hari ini jumlah ODP mencapai 917 dan PDP mencapai 367. Sehingga dari total tersebut semua akan diberi permakanan tanpa terkecuali sampai masa inkubasi berakhir. "Kita mengikuti jumlah terupdate setiap harinya. Jadi dipastikan semua ODP dan PDP memperoleh permakanan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemkot Surabaya Kanti Budiarti menambahkan, yang mendapatkan permakanan itu satu keluarga seisi rumahnya. Misalnya, dalam satu rumah terdiri dari lima orang, maka kelima-limanya juga mendapat bantuan yang sama.
Bahkan, ia menyebut proses produksi permakanan itu diserahkan kepada UMKM di masing-masing kecataman atau kelurahan, karena sekaligus untuk pemberdayaan masyarakat. "Jadi masaknya di masing-masing kecamatan atau kelurahan dengan selalu menjaga protokol jarak aman," katanya.
(eyt)