Seorang Jamaah Haji Asal Blitar Masih Tertinggal di Tanah Suci

Senin, 17 September 2018 - 20:21 WIB
Seorang Jamaah Haji Asal Blitar Masih Tertinggal di Tanah Suci
Saat seluruh rombongan jamaah haji asal Kabupaten Blitar sudah pulang ke Tanah Air, Siti Shofiyah Muasim masih berada di Arab Saudi untuk menjalani perawatan kesehatan di rumah sakit setempat. Foto/Dok.
A A A
BLITAR - Siti Shofiyah Muasim, jamaah haji asal Kabupaten Blitar masih tertinggal di Arab Saudi saat seluruh rombongan haji asal Kabupaten Blitar sudah pulang ke Tanah Air, Minggu malam (16/9).

Siti masih menjalani perawatan kesehatan di rumah sakit setempat. "Ada satu jamaah haji yang masih tertinggal karena sakit, "ujar Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar Syaikul Munib kepada wartawan. Penyakit Siti bersifat komplikasi.

Menjelang rombongan haji kelompok terbang 56,57 dan 58 asal Kabupaten Blitar kembali ke tanah air, penyakit yang terdeteksi sejak berangkat itu kambuh. Sebagai antisipasi hal hal yang tidak diinginkan, yang bersangkutan diputuskan untuk dirawat dulu.

"Jika kesehatan sudah dinyatakan baik oleh tim dokter Arab Saudi tentu yang bersangkutan akan langsung dipulangkan ke tanah air," paparnya, Senin (17/8/2018).

Menurut Munib, dari jumlah 908 calon jamaah haji yang berangkat ke Tanah suci, hanya 904 yang kembali ke tanah air. Selain satu orang sakit, tiga anggota kloter lainnya meninggal dunia di tanah suci.

Ketiganya adalah Suparmi Kastamar Amat Karsan binti Kastamar meninggal dunia di rumah sakit King Fadh Madinah, Umar Wakiran Munari bin Wakiran meninggal di RS An Noor Mekah dan Murdjianto Warsono Satar bin Warsono meninggal dunia di rumah sakit King Fadh Madinah.

"Rata rata yang meninggal dunia karena penyakit stroke. Semuanya dimakamkan di tanah suci, "paparnya. Ahmad Tahid, salah seorang petugas agent pemberangkatan haji dan umroh menuturkan bahwa sebagian besar calon jamaah haji asal Indonesia berusia lanjut.

Karena faktor uzur itu, kata dia tidak sedikit yang kesehatannya kurang bagus. Bahkan banyak yang menderita sakit komplikasi. Sementara seluruh rukun haji yang dijalankan membutuhkan stamina jasmani yang kuat. "Karenanya ketika beradaptasi dengan iklim di tanah suci, banyak yang mendadak sakit. Fenomenanya seperti itu,"ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3925 seconds (0.1#10.140)