Pakaian Batik yang Dipakai di DK PBB Ternyata Didapat dari Sini
Kamis, 09 Mei 2019 - 12:12 WIB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Kenakan Tenun Troso. Foto/Dok SINDOnews
A
A
A
Sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York yang dipimpin Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi, Selasa (7/5), tampak berbeda, didominasi pakaian batik.
Suasana sidang benar-benar tidak seperti biasanya. Dalam pertemuan debat terbuka DK PBB yang mengusung tema “Menabur Benih Perdamaian” ini, pakaian para delegasi terlihat lebih berwarna dan ceria.
Ini terjadi karena sebagian besar peserta sidang tak lagi mengenakan jas seperti biasanya, tetapi memakai batik atau tenun asli Indonesia. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, misalnya, hadir dengan mengenakan kemeja panjang bermotif tenun troso warna cerah. Selain Guterres, delegasi lainnya yang menggunakan batik ialah dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Pantai Gading, Prancis, Peru, Republik Dominika, dan China.
Kehadiran para delegasi yang memakai batik ini mengagetkan Menlu Retno. Dia mengaku sangat terhormat karena Sekjen PBB maupun para delegasi dari berbagai negara mendukung penuh atas batik Indonesia. “Sangat menyenangkan bahwa dalam sidang hari ini cantik dan colorful karena sebagian besar anggota DK PBB mengenakan batik, termasuk Sekjen PBB mengenakan tenun dari Bali,” kata Menlu Retno.
Lantas dari mana batik-batik yang dipakai para delegasi itu berasal?
Menlu menyatakan berbagai batik yang dikenakan delegasi DK PBB merupakan koleksi pribadi masing-masing. Umumnya batik tersebut didapatkan dari pemberian delegasi Indonesia di New York atau ketika mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Tanah Air, Namun begitu, tak sedikit delegasi yang membeli batik sendiri saat kunjungan ke Indonesia.
Menlu sangat senang karena langkah yang dilakukan Sekjen PBB dan sejumlah delegasi ini akan semakin memopulerkan batik di dunia. Apalagi, sebelumnya batik telah mendapatkan pengakuan internasional seiring ditetapkan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009.
UNESCO memasukannya dalam Daftar Representatif Budaya Warisan Tak Benda Manusia. Pemerintah juga menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Tak kali ini saja batik dipakai oleh tokoh-tokoh dunia. Pemimpin Afrika Selatan (Afsel) Nelson Mandela adalah salah satu tokoh yang gemar memakai batik.
Perkenalan Mandela dengan batik terjadi pada 1990-an saat pertama kali berkunjung ke Indonesia. Saat datang kembali ke Indonesia pada 1997 sebagai presiden Afsel, Mandela sudah mengenakan batik.
Saat ini batik telah dipakai warga Afsel dalam acara-acara penting. Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Barack Obama juga kerap memakai batik saat pertemuan para pemimpin dunia yang digelar di Indonesia.
Suasana sidang benar-benar tidak seperti biasanya. Dalam pertemuan debat terbuka DK PBB yang mengusung tema “Menabur Benih Perdamaian” ini, pakaian para delegasi terlihat lebih berwarna dan ceria.
Ini terjadi karena sebagian besar peserta sidang tak lagi mengenakan jas seperti biasanya, tetapi memakai batik atau tenun asli Indonesia. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, misalnya, hadir dengan mengenakan kemeja panjang bermotif tenun troso warna cerah. Selain Guterres, delegasi lainnya yang menggunakan batik ialah dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Pantai Gading, Prancis, Peru, Republik Dominika, dan China.
Kehadiran para delegasi yang memakai batik ini mengagetkan Menlu Retno. Dia mengaku sangat terhormat karena Sekjen PBB maupun para delegasi dari berbagai negara mendukung penuh atas batik Indonesia. “Sangat menyenangkan bahwa dalam sidang hari ini cantik dan colorful karena sebagian besar anggota DK PBB mengenakan batik, termasuk Sekjen PBB mengenakan tenun dari Bali,” kata Menlu Retno.
Lantas dari mana batik-batik yang dipakai para delegasi itu berasal?
Menlu menyatakan berbagai batik yang dikenakan delegasi DK PBB merupakan koleksi pribadi masing-masing. Umumnya batik tersebut didapatkan dari pemberian delegasi Indonesia di New York atau ketika mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Tanah Air, Namun begitu, tak sedikit delegasi yang membeli batik sendiri saat kunjungan ke Indonesia.
Menlu sangat senang karena langkah yang dilakukan Sekjen PBB dan sejumlah delegasi ini akan semakin memopulerkan batik di dunia. Apalagi, sebelumnya batik telah mendapatkan pengakuan internasional seiring ditetapkan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009.
UNESCO memasukannya dalam Daftar Representatif Budaya Warisan Tak Benda Manusia. Pemerintah juga menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Tak kali ini saja batik dipakai oleh tokoh-tokoh dunia. Pemimpin Afrika Selatan (Afsel) Nelson Mandela adalah salah satu tokoh yang gemar memakai batik.
Perkenalan Mandela dengan batik terjadi pada 1990-an saat pertama kali berkunjung ke Indonesia. Saat datang kembali ke Indonesia pada 1997 sebagai presiden Afsel, Mandela sudah mengenakan batik.
Saat ini batik telah dipakai warga Afsel dalam acara-acara penting. Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Barack Obama juga kerap memakai batik saat pertemuan para pemimpin dunia yang digelar di Indonesia.
(nth)