Hardiknas, FOI-Y Waste Kerja Bareng Atasi Kelaparan di Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019, Foodbank of Indonesia (FOI) dan Y Waste Indonesia menandatangani kesepakatan kerja bersama (MOU) untuk membantu penyediaan pangan untuk anak sekolah.
Observasi yang dilakukan FOI di wilayah Jakarta dan Banten, setidaknya mengungkap fakta sekitar 40-50% anak-anak pergi ke sekolah dengan perut lapar sehingga mengganggu konsentrasi belajar serta proses belajar mengajar.
Kolaborasi Y waste dan FOI bergerak untuk menjadikan makanan berlebih sebagai bahan pangan yang bermanfaat bagi anak-anak yang kekurangan pangan. Makanan berlebihan dari berbagai sumber seperti hotel, restoran dan kafe ini bisa lebih mudah disalurkan dengan peluncuran aplikasi Y waste Indonesia.
Founder Y Waste Australia Ian Price mengatakan, aplikasi ini telah berjalan dengan baik di Australia dan berharap dapat menjadi aplikasi solusi di Indonesia.
Pemilihan FOI sebagai mitra Y Waste tak lepas dari pengalaman FOI sebagai bank makanan yang telah beroperasi lebih dari 4 tahun dan memiliki lebih dari 500 relawan di 17 titik wilayah operasi.
"Aplikasi ini diluncurkan dengan harapan bisa mengurangi makanan terbuang hingga 40% dan dapat membantu dunia usaha bidang pangan untuk lebih bijak mengelola left over food (makanan berlebih yang berpotensi terbuang) untuk membantu banyak orang,” jelas Ian.
Pendiri Foodbank of Indonesia, M Hendro Utomo mengatakan, upaya untuk meraih keadilan pangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama pada anak-anak memerlukan kerjasama berbagai pihak. Baik dari pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, media, dan akademisi.
FOI tentunya menyambut baik kerja sama berbasis tehnologi aplikasi yang memungkinkan semua pihak dapat berperan mengatasi persoalan akses dan keadilan pangan.
“Aplikasi Y Waste ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi upaya kita membantu masyarakat mendapatkan akses pangan. Aplikasi Y Waste berperan penting mempercepat proses pencarian donasi pangan. Sebagai langkah awal akan membantu FOI dalam program Mentari Bangsaku yang bertujuan mengurangi angka kelaparan di sekolah, namun dapat diperluas untuk program-program lain seperti Dapur Pangan dan RED (Response to Emergancy and Disaster) FOI,” jelas Hendro.
President Director Y Waste Indonesia Esti Puji Lestari mengatakan, selain dapat lebih cepat mendapatkan donor makanan,aplikasi ini memudahkan pendataan makanan yang akan disumbangkan. “Juga mendata jadwal pengambilan donasi makanan, dan mempermudah FOI untuk menyalurkan makanan tersebut ke berbagai titik operasi,” pungkas dia.
Observasi yang dilakukan FOI di wilayah Jakarta dan Banten, setidaknya mengungkap fakta sekitar 40-50% anak-anak pergi ke sekolah dengan perut lapar sehingga mengganggu konsentrasi belajar serta proses belajar mengajar.
Kolaborasi Y waste dan FOI bergerak untuk menjadikan makanan berlebih sebagai bahan pangan yang bermanfaat bagi anak-anak yang kekurangan pangan. Makanan berlebihan dari berbagai sumber seperti hotel, restoran dan kafe ini bisa lebih mudah disalurkan dengan peluncuran aplikasi Y waste Indonesia.
Founder Y Waste Australia Ian Price mengatakan, aplikasi ini telah berjalan dengan baik di Australia dan berharap dapat menjadi aplikasi solusi di Indonesia.
Pemilihan FOI sebagai mitra Y Waste tak lepas dari pengalaman FOI sebagai bank makanan yang telah beroperasi lebih dari 4 tahun dan memiliki lebih dari 500 relawan di 17 titik wilayah operasi.
"Aplikasi ini diluncurkan dengan harapan bisa mengurangi makanan terbuang hingga 40% dan dapat membantu dunia usaha bidang pangan untuk lebih bijak mengelola left over food (makanan berlebih yang berpotensi terbuang) untuk membantu banyak orang,” jelas Ian.
Pendiri Foodbank of Indonesia, M Hendro Utomo mengatakan, upaya untuk meraih keadilan pangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama pada anak-anak memerlukan kerjasama berbagai pihak. Baik dari pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, media, dan akademisi.
FOI tentunya menyambut baik kerja sama berbasis tehnologi aplikasi yang memungkinkan semua pihak dapat berperan mengatasi persoalan akses dan keadilan pangan.
“Aplikasi Y Waste ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi upaya kita membantu masyarakat mendapatkan akses pangan. Aplikasi Y Waste berperan penting mempercepat proses pencarian donasi pangan. Sebagai langkah awal akan membantu FOI dalam program Mentari Bangsaku yang bertujuan mengurangi angka kelaparan di sekolah, namun dapat diperluas untuk program-program lain seperti Dapur Pangan dan RED (Response to Emergancy and Disaster) FOI,” jelas Hendro.
President Director Y Waste Indonesia Esti Puji Lestari mengatakan, selain dapat lebih cepat mendapatkan donor makanan,aplikasi ini memudahkan pendataan makanan yang akan disumbangkan. “Juga mendata jadwal pengambilan donasi makanan, dan mempermudah FOI untuk menyalurkan makanan tersebut ke berbagai titik operasi,” pungkas dia.
(nth)