Peringatan 75 Tahun Gus Mus Digelar di Kelenteng Sam Poo Kong

Kamis, 15 Agustus 2019 - 16:01 WIB
Peringatan 75 Tahun...
Sejumlah tokoh hadir di acara 75 Tahun Gus Mus bertajuk Persembahan Sahabat dan Santri untuk Kiaku di pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang, Rabu (14/8/2019) malam. FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Peringatan 75 Tahun KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus terasa istimewa. Perhelatan acara yang diselenggarakan di pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (14/8/2019) malam itu dihadiri sejumlah tokoh nasional di tengah ribuan para sahabat dan santrinya.

Mereka adalah Menteri Kelautan Susi Pujiastuti, Gubernur Ganjar Pranowo, mantan Ketua Mahkmah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Ibu negara Ny Shinta Nuriah Gus Dur beserta putri-putrinya.

Tampak juga Romo Muji Sutrisno, Romo Beni Sutrisno, dan penyair Zawawi Imron hingga Sutarji Calzoum Bachri, sejumlah seniman Yogyakarta seperti Joko Pekik, Nasirun, dan Kartika Afandi.

Menurut Mahfudz MD, Gus Mus merupakan tokoh Islam yang terbuka dan diterima semua kalangan serta menerima semua kalangan. "Gus Mus adalah contoh tokoh Muslim yang melaksanakan Islam secara subtansi," ungkap Mahfudz MD.

Mantan Ketua MK itu menyebut jika Gus Mus sebagai perwujudan dari Indonesia bersyariah. “Beliau menjalankan ajaran-ajaran Islam tanpa harus menyebut dirinya menjalankan syariah. Karena orang yang berteriak Indonesia bersyariah itu sama dengan di pasar ikan memasang papan kami menjual ikan," selorohnya.

Sementara, Gus Mus menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua sahabat dan santri yang menggelar perayaan 75 tahunnya. "Ini santri dan sahabat saya yang membikin acara ulang tahun saya. Padahal saya sendiri tidak tahu kapan lahir saya," ucap Gus Mus disambut tawa yang hadir.

Gus Mus mengaku terharu karena seorang guru satu-satunya di Sekolah Rakyat yakni Pak Rifai ikut dihadirkan dalam acara semalam. "Banyak yang tak tahu kalau saya tidak pernah sekolah formal. Kecuali sekolah rakyat dan tsanawiyah kelas satu drop out," ceritanya

Sehingga Ia menjadikan orang yang dikenalnya sebagai guru, meskipun mereka semua memiliki kekurangan dan kelebihan. "Namun saya tak peduli dengan kekurangannya. Kekurangan mereka ada manfaat bagi saya. Sehingga saya hanya melihat kelebihan mereka dan menganggapnya sebagai guru," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6589 seconds (0.1#10.140)