Yayuk Apriyani Lahirkan Batik Etnik Nusantara Pertama di Indonesia

Selasa, 18 Februari 2020 - 18:56 WIB
Yayuk Apriyani Lahirkan Batik Etnik Nusantara Pertama di Indonesia
Batik etnik nusantara karya Ayu Prihadi saat tampil di Jogja Fashion Week. FOTO/DOK.PRIBADI AYU PRIBADI
A A A
BANTUL - Perkembangan batik saat ini luar biasa. Tidak hanya menyajikan motif klasik, tapi belakangan juga muncul motif kontemporer dan etnik.

Seperti yang dilakukan Yayuk Apriyani atau dikenal dengan nama Ayu Prihadi. Pengusaha yang tinggal kawasan Gunung Sempu Kasihan, Bantul ini mencoba membuat desain batik yang baru pertama kali di Indonesia yaitu batik motif etnik nusantara. Batik etnik berbagai daerah terpajang di rumah yang juga dijadikan showroom. Ada adat Toraja, adat Toba, adat Kalimantan hingga Papua.

Sentuhan lembut tangan dan darah seni Ayu, sapaan akrab dosen Universitas Janabadra Yogyakarta ini, mampu melahirkan konsep batik baru yang diminati masyarakat. "Jadi memang konsep yang saya tawarkan adalah baru dan pertama di Indonesia yaitu batik etnik nusantara," katanya kepada SINDOnews, Selasa (18/2/2020).

Diakui Ayu, batik etnik nusantara merupakan konsep yang muncul setelah dirinya mengalami kejenuhan dalam dunia desain batik. Sebab, setiap desain batik yang dirilisnya langsung ditiru. Imbasnya justru produk murah tiruan yang laku di pasaran. "Jadi saya memang mengalami kejenuhan, akhirnya saya mencoba menata diri dan sering bermain atau travelling," katanya.

Ayu mendapatkan ide batik etnik nusantara ketika berwisata ke Danau Toba. Di sana, dia melihat rumah adat Gorga dan melihat sebuah keajaiban atas desain ukirannya. Di tempat inilah, semangat membatik kembali muncul. Semangat yang sudah memasuki fase jenuh atas desain yang selalu ditiru.

"Kejenuhan tersebut terjadi di tahun 2016 lalu. Ketika saya berwisata, saya begitu takjub dan langsung mendapatkan ide tentang batik etnik," tuturnya.

Ayu kemudian menautkan ukiran-ukiran rumah adat, baik Gorga, Kalimantan atau Dayak, Toraja, Papua, dan Jawa. Ternyata semua saling terkait. Di situlah ide membuat batik etnik lengkap dengan filosofi adat dimasukkan dalam desainnya.

"Jadi saya memang mencoba mendalami filosofi desain-desain batik yang saya tuangkan dalam konsep batik etnik paras ayu Jogja. Untuk hal ini saya harus live in dan mendalami budaya, adat-istiadat masing-masing etnik untuk mengetahui filosofinya, dan saya menemukan redline ukir di Indonesia," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1594 seconds (0.1#10.140)