Penanganan PSK di Pangandaran Terkendala Fasilitas Rehabilitasi

Sabtu, 18 April 2015 - 23:03 WIB
Penanganan PSK di Pangandaran Terkendala Fasilitas Rehabilitasi
Penanganan PSK di Pangandaran Terkendala Fasilitas Rehabilitasi
A A A
PANGANDARAN - Penanganan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terkendala fasilitas rehabilitasi. Akibatnya, jumlah pengidap HIV mengalami peningkatan.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran Slamet mengatakan, untuk merehabilitasi PSK di Jawa Barat, hanya ada di dua tempat, yaitu di Palimanan Kabupaten Indramayu dan Sukabumi.

"Rata-rata mereka menolak untuk direhabilitasi, karena beberapa faktor, di antaranya faktor kebutuhan ekonomi dan faktor sosial," kata Slamet, Sabtu (18/4/2015).

Jumlah PSK di Pangandaran saat ini mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, jumlah PSK yang tercatat sebanyak 228, lalu pada tahun 2014 sampai saat ini menjadi 248 orang. Salah satu penyebabnya setelah penutupan tempat Lokalisasi Dolly di Surabaya.

"Beberapa kali kami melakukan sosialisasi dan pengarahan ke tempat prostitusi agar mereka mau direhabilitasi, tapi hasilnya nihil," tambah Slamet.

Sementara, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Gunarto mengatakan, dengan meningkatnya jumlah PSK di Kabupaten Pangandaran, jumlah penderita HIV pun meningkat.

"Pada tahun 2013, pengidap HIV di Kabupaten Pangandaran sebanyak 11 orang dan pada tahun 2014 sampai hari ini sebanyak 14 orang," kata Gunarto.

Gunarto menambahkan, untuk menangani bahaya penularan HIV, pihaknya terus melakukan program penyuntikan di setiap tempat prostitusi.

"Namun, kita belum bisa melaksanakan kerja sama dengan pihak pengelola hotel, karena sangat sulit membedakan antara PSK dan pengunjung wisata," pungkasnya Gunarto.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7263 seconds (0.1#10.140)