9 Tewas Akibat DBD, Bupati Turun Tangan Lakukan Fogging

Selasa, 27 Mei 2014 - 13:51 WIB
9 Tewas Akibat DBD, Bupati Turun Tangan Lakukan Fogging
9 Tewas Akibat DBD, Bupati Turun Tangan Lakukan Fogging
A A A
CIREBON - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, sembilan orang warga Cirebon tewas akibat demam berdarah dengue (DBD) selama kurun waktu beberapa minggu terakhir ini.

Karena itu Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra pun turun tangan melakukan fogging atau pengasapan langsung di pemukiman penduduk.

Fogging oleh Bupati dilakukan di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Senin (26/5) petang bersama petugas Dinkes. Di daerah ini, seorang balita Anwar (4) warga RT 03/09 meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini.

Mengenakan seragam khusus dan masker pada wajahnya, Bupati mengasapi sejumlah rumah warga di desa tersebut. Kematian Anwar diakuinya memprihatinkan sehingga membuat dirinya memutuskan melakukan fogging langsung.

“Memprihatinkan yang meninggal adalah balita. Saya tak ingin ada korban lain lagi jatuh di Kabupaten Cirebon akibat DBD,” tegas dia di sela fogging.

Dia pun berjanji, melalui instansi terkait, akan bergerak lebih cepat mengatasi ancaman kesehatan masyarakat.

Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Triyani menyebutkan, hingga pekan ke-20 pada 2014 ini, 90% kecamatan dinyatakan endemis DBD.

“Sampai kini sudah sekitar 300 kasus DBD, dengan sembilan orang meninggal dunia di delapan kecamatan. DBD saat ini memang menjadi ancaman serius di Kabupaten Cirebon,” papar dia.

Di Kecamatan Mundu sendiri, lanjut dia, tercatat 15 orang terserang DBD. Para korban tersebar di enam desa, masing-masing tujuh orang di Desa Pamengkang, tiga orang di Banjarwinangun, dua orang di Mundu Pesisir, seorang di Setupatok, seorang di Waruduwur, dan seorang lagi di Desa Suci.

Selain Anwar yang meninggal di Pamengkang, seorang korban lain yang statusnya masih suspect diketahui terenggut nyawanya.

Dia menyebutkan, korban tersebut meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Dengan begitu, pihaknya masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab kematiannya.

Disinggung langkah pencegahan DBD yang telah dilakukan Dinkes selain fogging, dia mengklaim telah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta penggunaan abate pada penampungan air bersih milik warga di daerah endemik.

Namun dia mengingatkan, hal tak kalah penting yang sebaiknya dilakukan warga pola hidup bersih dan sehat.

Sementara itu ayah Anwar, Habib (30) menuturkan, anaknya terserang DBD pada Rabu, 21 Mei 2014 siang. Anwar ketika itu terserang demam tinggi dan membuatnya memutuskan membawa sang anak ke rumah sakit secepatnya.

“Sempat dirawat dan stabil sore hari, tapi malamnya Anwar demam tinggi lagi bahkan kejang-kejang,” ungkap dia.

Dokter yang merawat Anwar menyampaikan trombosit anaknya 7.000 dan mendekati koma.

Anwar pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 05.00 WIB pada Kamis 22 Mei 2014.

Habib sendiri mengaku pasrah dengan kepergian sang anak, namun dia berharap penanganan DBD lebih baik di tengah masyarakat.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5627 seconds (0.1#10.140)