Malaysia Wajibkan Siswa Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

Senin, 26 Mei 2014 - 16:17 WIB
Malaysia Wajibkan Siswa Belajar Bahasa Jawa di Sekolah
Malaysia Wajibkan Siswa Belajar Bahasa Jawa di Sekolah
A A A
SOLO - Pemerintah Negara Bagian Malaka, Malaysia, bakal mengajarkan Bahasa Jawa sebagai bahasa pergaulan sehari-hari warga di negara itu. Hal itu dilakukan, karena di negara bagian itu banyak masyarakat yang berasal dari suku Jawa.

Menteri Pendidikan Negara Bagian Malaka Datuk Wira Haji MD Yunos Bin Husin mengatakan, bahasa Jawa di Malaka sebenarnya sudah menjadi bahasa sehari-hari. Karena di kawasan Malaka, banyak warganya yang merupakan keturunan Jawa.

Namun akhir-akhir ini, bahasa itu sudah mulai ditinggalkan, karena banyak generasi muda yang tidak mengerti akan budaya Jawa tersebut. Para generasi muda lebih sering menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupannya sehari-hari.

“Bahasa Jawa itu perlu diregenerasi di wilayah kami, karena di wilayah kami banyak kesamaan dengan budaya Jawa, terutama Solo dan Jogja, dengan alasan itulah kami datang ke sini,” katanya, saat ditemui di Solo, Senin (26/5/2014).

Akan tetapi pihaknya belum berbicara lebih detail mengenai konsep pembelajaran bahasa Jawa di Negara bagian tersebut. Pihaknya justru ingin mempelajari budaya Jawa lebih detail terlebih dahulu, sebelum nantinya diajarkan kepada warganya.

“Kita belajar dahulu, tingkatkan kerjasama dengan daerah-daerah di Pulau Jawa. Setelah itu, kita akan ajarkan budaya itu kepada warga kami,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo Eny Tyazni Suzana menyatakan, hingga kini pihaknya menilai positif rencana Menteri Pendidikan Negara bagian Malaka tersebut.

Menurutnya, belum ada hal-hal yang menyimpang yang perlu dicurigai oleh Pemerintah Kota Solo, mengenai konsep pengajaran budaya Jawa di negeri Jiran tersebut.

Dia mengatakan, kunjungan menteri pendidikan di Kota Solo itu juga baru masuk pada tahap penjajagan. Belum sampai membicarakan proses kerjasama antara kedua wilayah yang ada.

“Kita saat ini berpikir positif dahulu, kita yakin mereka tidak akan mematenkan bahasa kita di negera mereka, mereka hanya merasa memiliki budaya yang sama,” tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1203 seconds (0.1#10.140)