Tiga Sungai di Kendal Rawan Peningkatan Arus Mendadak

Sabtu, 05 November 2016 - 01:58 WIB
Tiga Sungai di Kendal Rawan Peningkatan Arus Mendadak
Tiga Sungai di Kendal Rawan Peningkatan Arus Mendadak
A A A
KENDAL - Sejumlah sungai di Kabupaten Kendal rawan terjadi peningkatan arus secara mendadak. Hal itu dapat membahayan bagi warga yang berada di sekitar sungai.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, Slamet mengatakan bahwa ada empat sungai yang rawan, yakni Sungai Bodri, Sungai Kendal, dan Sungai Blorong.

Untuk itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak bermain atau beraktifitas di sungai.

"Sedikitnya ada tiga sungai yang rawan terjadi peningkatan arus secara mendadak, yang diakibatkan oleh intensitas hujan tinggi terutama di wilayah atas," ujarnya kemarin.

Menurutnya, jika di wilayah atas atau hulu sungai mengalami hujan, diperkirakan dua sampai toga jam kemudian arus deras terjadi di wilayah bawah.

Sehingga, masyarakat yang sedang beraktifitas di bagian bawah akan terancam adanya arus deras. "Musim hujan tidak perlu panik, tapi tetap waspada dan berhati-hati," paparnya.

Sejauh ini, dirinya sudah berkoordinasi dengan SKPD terkait dan camat di masing-masing kecamatan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat supaya berhati-hati terutama yang berada di sekitar sungai.

"Juga bagi penjaga pintu air, kami minta untuk aktif berkoordinasi," lanjut dia.

Sebelumnya, telah terjadi peristiwa dua pelajar terpeleset saat selfi di Sungai Kutho Desa Pagergunung Kecamatan Pageruyung Kendal, yang ditemukan tewas.

Yakni Abdul Haris warga Desa Ngasinan RT 6 RW 2 Kecamatan Weleri dan Ainun Najib warga Desa Sumber Agung Kecamatan Weleri.

Selain itu, Jiah (50), seorang pencari rumput Desa Kedungboto Kecamatan Limbangan ditemukan tewas terseret arus Sungai Bodri. Korban ditemukan di daerah Jomblang Singorojo oleh penambang pasir yang kebetulan sedang beraktifitas di bantaran sungai tersebut.

Mashudi, seorang warga Singorojo mengaku banyak warga yang beraktifitas disungai untuk mancinh, mandi, dan membuang air besar.

"Mungkin memang karena mereka sudah terbiasa. Meskipun itu membahayakan. Kami harap ada sosialisasi yang lebih intens kepada warga tentang memahami kondisi sungai," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3926 seconds (0.1#10.140)