Tidak Terima Anak Ditampar, Orangtua Siswa Hajar Guru

Rabu, 10 Agustus 2016 - 14:56 WIB
Tidak Terima Anak Ditampar, Orangtua Siswa Hajar Guru
Tidak Terima Anak Ditampar, Orangtua Siswa Hajar Guru
A A A
MAKASSAR - Kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi, kali ini, seorang guru SMK Negeri 2 Makassar, Drs Dasrul (45), dihajar orangtua salah satu siswa.

Orangtua bernama Adnan Achmad (38) itu tak terima anaknya ditampar si pendidik, Rabu (10/8) sekitar pukul 10.30 Wita.

Peristiwa itu bermula saat Dasrul membawakan mata pelajaran arsitek dan memberi tugas menggambar bagi muridnya di Kelas Dua, Jurusan Arsitek Dua. Namun, salah satu siswa, berinisial MAS (15), malah keluar masuk kelas dan tidak membawa kertas gambar.

Kemudian, menurut Dasrul kepada penyidik mengaku menegur muridnya lantaran dinilai tidak mengerjakan tugas dan mengganggu rekannya yang lain.

"Kalau menurut gurunya, ada PR yang diberikan tapi siswa ini keluar masuk, dan saat ditegur siswa ini malah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas sehingga gurunya juga jengkel," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tamalate Kompol Azis Yunus saat ditemui di kantornya.

Setelah ditampar sang guru, MAS selanjutnya mengadukan kejadian itu kepada orangtuanya melalui telepon seluler.

Mendapat kabar dari anaknya, Adnan bergegas ke SMK Negeri 2 Makassar, Jalan Pancasila, Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate, dengan maksud bertemu kepala sekolah.

Warga BTN Tirasa Permai, Sudiang itu selanjutnya bertemu dengan Dasrul di koridor sekolah dan sempat mempertanyakan penamparan terhadap anaknya sebelum meninju Guru Arsitek itu.

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka pada hidung, sehingga mengeluarkan darah. "Siswa melaporkan ke orangtuanya karena sudah ditampar salah satu pengajar. Mungkin karena masih emosi sehingga ada gesekan, " ungkap Azis.

Setelah kejadian itu, siswa lain yang tidak terima perlakukan Adnan terhadap guru mereka, mencoba mengeroyok pelaku.

Untungnya, sejumlah personel Polsek Tamalate tiba di sekolah langsung mengamankan pria yang mengaku wartawan itu, sebelum jadi bulan-bulanan siswa.

"Keduanya kita akan proses secara hukum yang berlaku. Sementara diambil semua keterangannya, dan juga siswa dan guru yang dipukul sudah dilakukan visum at repertum, jika memang terbukti akan langsung ditahan," ujar Azis.

Sedangkan, Adnan mengaku tidak memiliki niat untuk memukul guru anaknya saat mendatangi sekolah. Katanya, setelah menerima kabar dari MAS, ia kebetulan memiliki urusan di sekitar Manuruki, sehingga mampir untuk bertemu kepala sekolah.

"Kemudian saya ketemu di koridor sekolah dengan guru ini, kemudian saya coba tanyakan alasan dia menampar anak saya. Tapi responnya tidak bagus, seperti bahasanya menantang saya, sehingga saya pukul," kata Adnan saat ditemui di Mapolsek Tamalate.

Adnan juga mengaku setelah kejadian itu, sejumlah siswa dan guru sempat mengeroyoknya hingga masuk ke dalam mobil. "Saya rasa mereka diprovokasi saja. Ada yang pukul leher dan tendang saya, bahkan setelah masuk dalam mobil ada yang masih pukul mobil," akunya.

Terpisah Dasrul yang ditemui enggan memberi komentar dengan alasan masih pusing setelah mendapat bogem. Ia juga masih menjalani pemeriksaan di ruang penyidik, Mapolsek Tamalate, Jalan Danau Tanjung Bunga.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7764 seconds (0.1#10.140)