Kerusuhan Tanjung Balai Bukti Kegagalan Intelijen

Selasa, 02 Agustus 2016 - 23:00 WIB
Kerusuhan Tanjung Balai Bukti Kegagalan Intelijen
Kerusuhan Tanjung Balai Bukti Kegagalan Intelijen
A A A
MEDAN - Terjadinya kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara merupakan bukti kegagalan intelijen. Sebab, semua instansi pemerintahan memiliki fungsi dan tim intelijennya sendiri. Demikian dikatakan anggota DPRD Sumatera Utara Sutrisno Pangaribuan.

"Semua instansi pemerintahan kan ada intelnya, lalu apa tugas dan fungsi intelijen itu? Bahkan ada yang namanya Badan Intelijen Negara (BIN) apa tugas dan fungsinya? Mengapa justru konflik SARA yang muncul? Jangan-jangan ini dikendalikan oleh mereka (intelijen)," kata Sutrisno, Selasa (2/8/2016).

Meski Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah adanya gerakan intelijen di Tanjung Balai, politikus PDIP ini curiga ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan terjadinya kerusuhan di Tanjung Balai agar dana dan anggaran pengamanan serta fungsi tertentu dinaikkan atau ada pembentukan lembaga. (Baca juga: Kapolri: Jangan Berspekulasi, Tidak Ada Operasi Intelijen di Sumut).

"Saya curiga ada permainan agar anggaran pada bagian dan fungsi tertentu dinaikkan. Namun, bila itu terjadi sangat konyol, mengapa? Sebab, dengan kejadian ini ada warga yang menjadi korban dan dikorbankan justru untuk kepentingan anggaran yang lebih besar. Padahal, tanpa adanya konflik tersebut jika pemerintah daerah meminta anggaran khusus untuk itu (intelijen) kita (DPRD Sumut) juga akan menganggarkan itu," ujarnya.

Sementara, Kabid Humas Polda Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Rina Sari Ginting mengatakan polisi kembali menetapkan tersangka baru, BH (27) yang berperan melakukan perusakan dan pembakaran rumah ibadah. Sebelumnya, Polda Sumut menetapkan 17 orang sebagai tersangka pascakerusuhan di Tanjung Balai.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5088 seconds (0.1#10.140)