Rumah Sakit di Palembang Mendapat Teror Bom
A
A
A
PALEMBANG - Rumah Sakit Myria Palembang, Sumatera Selatan, mendapat teror bom, Senin (11/7/2016) siang.
Teror bom tersebut berawal saat salah seorang petugas operator rumah sakit yang mendapatkan telepon dari orang tak dikenal. Saat itu, orang tersebut mengatakan di salah satu ruangan di lantai tiga rumah sakit sudah diletakkan sebuah bom yang siap meledak.
"Dua kali orang tersebut menelepon. Namun, telepon yang pertama tidak dihiraukan. Selang beberapa menit orang itu menghubungi operator lagi dan bilang kalau di rumah sakit ini ada bom," kata Yohanes, petugas keamanan rumah sakit.
Menurut Yohanes, operator rumah sakit langsung menginformasikan ancaman itu kepada dirinya.
"Saya langsung berkoordinasi dengan manajemen terkait ancaman itu dan akhirnya menghubungi polisi. Teror itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB," terangnya.
Mendapati informasi itu, Tim Gegana Polda Sumsel beserta aparat Satreskrim Polresta Palembang langsung turun ke lokasi guna melakukan sterilisasi dan penyisiran. Selama dua jam lebih penyisiran dilakukan petugas di setiap sudut ruangan rumah sakit tersebut.
"Penyisiran dilakukan tiga tahap di semua ruangan. Hasilnya tidak ditemukan benda mencurigakan yang diduga bom. Situasi tetap kondusif dan pelayanan rumah sakit tetap berjalan seperti biasa," ungkap Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.
Dia mengatakan, informasi keberadaan bom di rumah sakit tersebut hanyalah sebuah teror.
"Kita memang tidak menginformasikan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit. Karena kita takutkan akan menimbulkan kepanikan. Ini hanyalah teror. Namun demikian, kita tetap akan melacak dan mencari tahu siapa penelepon tersebut," katanya.
Teror bom tersebut berawal saat salah seorang petugas operator rumah sakit yang mendapatkan telepon dari orang tak dikenal. Saat itu, orang tersebut mengatakan di salah satu ruangan di lantai tiga rumah sakit sudah diletakkan sebuah bom yang siap meledak.
"Dua kali orang tersebut menelepon. Namun, telepon yang pertama tidak dihiraukan. Selang beberapa menit orang itu menghubungi operator lagi dan bilang kalau di rumah sakit ini ada bom," kata Yohanes, petugas keamanan rumah sakit.
Menurut Yohanes, operator rumah sakit langsung menginformasikan ancaman itu kepada dirinya.
"Saya langsung berkoordinasi dengan manajemen terkait ancaman itu dan akhirnya menghubungi polisi. Teror itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB," terangnya.
Mendapati informasi itu, Tim Gegana Polda Sumsel beserta aparat Satreskrim Polresta Palembang langsung turun ke lokasi guna melakukan sterilisasi dan penyisiran. Selama dua jam lebih penyisiran dilakukan petugas di setiap sudut ruangan rumah sakit tersebut.
"Penyisiran dilakukan tiga tahap di semua ruangan. Hasilnya tidak ditemukan benda mencurigakan yang diduga bom. Situasi tetap kondusif dan pelayanan rumah sakit tetap berjalan seperti biasa," ungkap Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.
Dia mengatakan, informasi keberadaan bom di rumah sakit tersebut hanyalah sebuah teror.
"Kita memang tidak menginformasikan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit. Karena kita takutkan akan menimbulkan kepanikan. Ini hanyalah teror. Namun demikian, kita tetap akan melacak dan mencari tahu siapa penelepon tersebut," katanya.
(zik)