Jasa Servis Mesin Ketik, Tetap Eksis di Tengah Era Komputer

Sabtu, 30 April 2016 - 22:21 WIB
Jasa Servis Mesin Ketik, Tetap Eksis di Tengah Era Komputer
Jasa Servis Mesin Ketik, Tetap Eksis di Tengah Era Komputer
A A A
KLATEN - Sebagian besar instansi pemerintah dan swasta telah menggunakan komputer untuk memudahkan administrasi dan pemberkasan. Mesin ketik atau mesin tik manual pun makin tersisih karena dianggap sudah ketinggalan zaman. Kendati demikian, jasa servis mesin ketik manual masih berusaha bertahan di tengah era komputerisasi digital.

Salah satunya jasa servis mesin ketik milik Tri Margono (46). Bengkel servis mesin ketik milik keluarga yang berada di Kampung Kauman RT 5 RW 1 Kelurahan Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah telah berdiri sejak 1948.

Tri menuturkan, jasa servis mesin ketik tersebut dirintis oleh kakeknya, Martejo Prayoga Budi. Jasa servis mesin ketik itu kemudian diwariskan kepada mertuanya, Suhartoyo.

"Dulu yang membuka si Mbah, lalu ke menantunya, Bapak. Dari Bapak mertua dilanjutkan saya sebagai menantunya," ujarnya saat ditemui di bengkel, Jumat (29/4/2016).

Jasa Servis Mesin Ketik, Tetap Eksis di Tengah Era Komputer


Berbekal keterampilan sebagai mekanik mesin di pabrik membuat bapak dua anak itu mudah mempelajari cara reparasi mesin ketik manual. Tri resmi meneruskan usaha keluarga pada 2003 setelah mertuanya meninggal dunia.

Dia mengakui, dari tahun ke tahun makin sedikit mesin ketik yang diservis karena jarang digunakan. Di masa kejayaannya, jasa servis mesin ketik milik keluarga Tri Margono bisa menerima order hingga 10-15 mesin ketik per hari. Namun, saat ini paling banter hanya dua mesin ketik dalam sebulan.

"Akhir-akhir ini sudah jarang karena untuk dipakai baku juga tidak bisa. Kemarin sempat memperbaiki dua mesin ketik. Namun ini sudah dua bulan tidak ada lagi," kata dia.

Kalaupun masih ada mesin ketik yang diservis, biasanya pemilik adalah instansi pelanggan bengkel Tri Margono. Semisal, pengadilan, koramil, kantor kecamatan, kantor kelurahan, sekolah, notaris, pengacara, dan pribadi. Beberapa instansi masih mempertahankan penggunaan mesin ketik untuk menjaga keaslian berkas dan meminimalisir manipulasi data.

Tri menyebut, umumnya kerusakan mesin ketik manual hanya macet karena terlalu kotor. Untuk membersihkan kotoran maupun debu yang menyelip di perangkat mesin, Tri menggunakan minyak tanah dan disemprot udara tekanan tinggi dari kompresor.

"Kalau ada onderdil yang harus diganti saya buatkan dari mesin ketik yang sudah tidak terpakai. Biasanya ada tukang rongsok datang ke sini bawa mesin, saya beli untuk ambil onderdilnya dan dikanibal. Karena mau beli onderdil juga tidak ada toko yang jualan," papar dia.

Menariknya, Tri belum pernah menaikkan tarif jasa servis sejak meneruskan usaha mertua pada 2003. Jasa servis mesin ketik kecil dibanderol Rp40 ribu dan mesin besar Rp60 ribu, garansi dua bulan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga para pelanggan yang masih setia menggunakan jasanya. Sedangkan mesin ketik milik tempat ibadah maupun lembaga sosial tidak dikenakan tarif jasa sama sekali.

Disinggung mengenai regenerasi jasa servis mesin ketik, Tri mengaku siap menularkan ilmunya kepada siapa pun, tidak hanya anggota keluarga. Sebab, tidak mungkin usaha tersebut dilanjutkan kedua putrinya. "Kalau ke anak ya paling nanti dengan menantu karena anak saya perempuan. Tapi pasti ini enggak mungkin saya tutup karena usaha keluarga," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4036 seconds (0.1#10.140)