Anak SD Ditemukan Jadi Kerangka, Kak Seto Datangi Polda Riau
A
A
A
PEKANBARU - Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi hari ini mendatangi Polda Riau, terkait kematian salah satu anak di Siak Hulu, Kabupaten Kampar, bernama Angelika (11) yang diduga menjadi korban pembunuhan.
Pria yang akrab disapa Kak Seto ini langsung menjumpai Kapolda Riau Brigjen Supriyanto, di ruang kerjanya.
Kedatangan Kak Seto ini didampingi orangtua korban Lenta Pardosi (32) dan Salomo Perdede, serta Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau Esther Yuliandi Manurung.
"Orangtua korban menyatakan selama ini polisi tidak menanggapi laporan hilang anaknya. Untuk itu, saya akan pertanyakan hal ini ke Polda Riau," ucap Kak Seto, kepada wartawan, Senin (28/3/2016).
Sementara itu, Salomo, ayah korban mengaku bahwa anaknya sudah hilang sejak 9 Maret 2016. Dia menceritakan, saat itu putrinya yang masih duduk di bangku Kelas V SD pamit ke orangtuanya untuk mengerjakan tugas sekolah di rumah temannya.
Namun, setelah lama ditunggu, putrinya tidak kunjung muncul. Karena cemas, warga Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu ini melapor ke polisi. Namun dia mengaku laporan tidak terima, karena belum 2 X 24 jam.
Setelah ditunggu dua hari anaknya juga tidak kunjung pulang. "Kemudian saya melaporkan lagi ke Polsek Siak Hulu. Namun petugas polisi menyebut saya harus mencari lagi. Saya sudah bolak balik ke kantor polisi, namun tidak ditanggapi," ucapnya.
Karena tidak ada tanggapan, hanya dirinya dan keluarga saja yang terus mencari keberadaan putrinya. Puncaknya, pada 23 Maret 2016, ditemukan kerangka mayat anak di Kilometer 15 Siak Hulu.
"Kemudian polisi menyatakan bahwa kerangka itu adalah jenazah anak saya," tukasnya.
Pria yang akrab disapa Kak Seto ini langsung menjumpai Kapolda Riau Brigjen Supriyanto, di ruang kerjanya.
Kedatangan Kak Seto ini didampingi orangtua korban Lenta Pardosi (32) dan Salomo Perdede, serta Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau Esther Yuliandi Manurung.
"Orangtua korban menyatakan selama ini polisi tidak menanggapi laporan hilang anaknya. Untuk itu, saya akan pertanyakan hal ini ke Polda Riau," ucap Kak Seto, kepada wartawan, Senin (28/3/2016).
Sementara itu, Salomo, ayah korban mengaku bahwa anaknya sudah hilang sejak 9 Maret 2016. Dia menceritakan, saat itu putrinya yang masih duduk di bangku Kelas V SD pamit ke orangtuanya untuk mengerjakan tugas sekolah di rumah temannya.
Namun, setelah lama ditunggu, putrinya tidak kunjung muncul. Karena cemas, warga Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu ini melapor ke polisi. Namun dia mengaku laporan tidak terima, karena belum 2 X 24 jam.
Setelah ditunggu dua hari anaknya juga tidak kunjung pulang. "Kemudian saya melaporkan lagi ke Polsek Siak Hulu. Namun petugas polisi menyebut saya harus mencari lagi. Saya sudah bolak balik ke kantor polisi, namun tidak ditanggapi," ucapnya.
Karena tidak ada tanggapan, hanya dirinya dan keluarga saja yang terus mencari keberadaan putrinya. Puncaknya, pada 23 Maret 2016, ditemukan kerangka mayat anak di Kilometer 15 Siak Hulu.
"Kemudian polisi menyatakan bahwa kerangka itu adalah jenazah anak saya," tukasnya.
(san)