Kapten Dwi Cahyadi Dikenal Pendiam dan Penurut

Minggu, 20 Desember 2015 - 19:59 WIB
Kapten Dwi Cahyadi Dikenal Pendiam dan Penurut
Kapten Dwi Cahyadi Dikenal Pendiam dan Penurut
A A A
SLEMAN - Kapten Penerbang Dwi Cahyadi, salah satu korban jatuhnya pesawat T50i Golden Eagle di Yogyakarta, dikenal sebagai anak baik, pendiam, dan penurut.

Keluarga pun tak mengira Dwi Cahyadi pergi begitu cepat. Apalagi, sehari sebelumnya Dwi bahkan sempat berfoto-foto seusai melakukan penerbangan.

"Kemarin (Sabtu, 19/12) ketemu. Saya masih nungguin (selesai terbang). Turun lalu foto-foto. (Almarhum) anak yang paling baik, penurut, pendiam," kata Bonirah (68), ibu dari Dwi Cahyadi, di rumah duka di Sleman, DIY.

Semasa kecil, Dwi Cahyadi sudah terlihat berminat di dunia penerbangan. Dia suka menggambar pesawat. "Suka gambar-gambar pesawat, tapi tidak pernah bilang cita-citanya apa," katanya.

Seusai melakukan penerbangan pada Sabtu (19/12/2015), Dwi Cahyadi sempat mengatakan esoknya akan melakukannya lagi. "Saya pulang dulu ya, Mak. Besok saya terbang jam sembilan," kata Bonirah menirukan perkataan Dwi Cahyadi.

Pagi harinya, dirinya bersama keluarga memang sedikit terlambat datang ke Lanud Adisutjipto, karena ada keperluan.

"Tidak ada firasat apa-apa. Saya baru berangkat perjalanan mau ke Lanud, tidak tahunya kok banyak sekali (ramai)," tuturnya.

Rumah orangtua Dwi Cahyadi berada di daerah Sambilegi, Maguwoharjo, Depok Sleman. Sementara, jenazahnya disemayamkan di kediaman istrinya, yang berada di daerah Paingan, Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.

Dwi Cahyadi meninggalkan seorang istri bernama Dwi Wanito Ambarsari dan dua anaknya yang masih balita yaitu Ega (5) dan Ian (2,5).

Pria yang lahir pada 6 Juli 1984 tersebut merupakan alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 2005. Almarhum juga dikenal dengan pribadi dan kinerja baik oleh teman-teman satu angkatannya. Rencananya almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Yogyakarta pada Senin (21/12/2015) pukul 10.00 WIB.

Serah terima jenazah akan dilakukan di rumah mertuanya di Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4977 seconds (0.1#10.140)