Tak Pernah Mengajar, Warga Bakar Ruang Guru

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 02:02 WIB
Tak Pernah Mengajar, Warga Bakar Ruang Guru
Tak Pernah Mengajar, Warga Bakar Ruang Guru
A A A
KAYUAGUNG - Warga Desa Sungai Somor, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) nekat membakar ruang guru SD di desa tersebut karena gurunya tak pernah mengajar.

Kekesalan warga juga dilampiaskan ke gedung SMPN yang bersebelahan dengan gedung SD yang tak luput dari lemparan batu sehingga seluruh kaca jendela mengalami pecah.

Menurut salah seorang warga Desa Sungai Somor, Anisar, tindakan warga karena sudah hilang kesabaran melihat guru sekolah yang tidak pernah masuk, sehinggga tidak ada aktivitas belajar-mengajar di sekokah tersebut.

"Ini sudah terjadi sejak Maret 2015 lalu. baik siswa SDN maupun SMP Negeri Desa Somor tidak pernah belajar. Karena guru di dua sekolah tersebut baik SD maupun SMP cuma aktif sebanyak dua orang, jadi dua orang guru tersebut merangkap ngajar di SMP dan SD," ujar Anisar.

Padahal kata Anisar sebenarnya jumlah guru SDN desa tersebut sebanyak lima orang guru masing-masing empat guru PNS termasuk Kepala Sekolah dan satu guru honorer.

"Namun nyatanya yang aktif mengajar selama ini hanya satu guru PNS dan satu guru honorer. Guru PNS yang aktif atas nama Ali Komtar dan guru honornya atas nama Rita, keduanya warga setempat, sedangkan Kepala Sekolahnya bernama Suharian tinggal di Tulung Selapan yang tidak pernah masuk sama sekali," jelasnya.

Sebelum Maret 2015 lalu, kata Anisar, proses belajar mengajar siswa agak lancar karena ada empat guru yang aktif mengajar, tapi sejak awal bulan Maret hingga Agustus hanya tinggal dua guru yang aktif.

"Sehingga para siswa sejak bulan Maret hingga awal Agustus hanya datang ke sekolah, namun setelah sampai di sekolah tidak belajar dan hanya bermain-main saja," timpalnya.

Melihat kondisi siswa SD dan SMP sering tidak belajar akhirnya wali murid menjadi kesal dan emosi, pada 4 Agustus 2015 lalu SD maupun SMP desa tersebut warga menyegel sekolah dengan cara ditutup.

Karena menurut warga percuma sekolah dibuka, tapi proses belajar mengajar tidak berjalan. "Puncaknya Rabu malam salah satu ruang guru SD tersebut dibakar warga, termasuk juga kaca SMP desa tersebut yang bersebelahan dengan gedung SD juga tak luput dari lemparan batu sehingga jendela kaca sekolah mengalami pecah," ungkapnya.

Warga sudah jenuh beberapa kali melaporkan masalah tersebut ke Kades Sungai Somor, Daniat Dahmar maupun ke kantor Dinas Pendidikan OKI, tetapi tidak pernah ditanggapi.

"Karena pemerintah desa dan dinas pendidikan tidak menanggapainya, terpaksa warga bertindak sendiri," tuturnya.

Diterangkan Anisar, SDN Desa Somor terdiri kelas satu hingga kelas enam, untuk SMP baru ada kelas satu dan kelas dua sehingga jumlah kelas secara keseluruhan sebanyak 8 kelas.

"Dari delapan kelas itu hanya ditangani sebanyak dua orang guru, bagaimana pendidikan di desa tersebut maju kalau seperti ini, lebih baik kami tutup saja kedua sekolah tersebut," tegas Anisar.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan OKI, melalui Sekretaris Husni membenarkan adanya pengaduan dari masyarakat mengenai peristiwa pembakaran dan perusakan di SDN serta SMP Desa Somor tersebut.

"Kami sudah menerima pengaduan warga, dalam waktu dekat ini kami akan turun ke Desa Sungai Somor, melihat langsung kondisi sekolah. Kita berharap belajar dan mengajar di dua sekolah tersebut tetap berjalan dan tidak boleh terhenti. Jika memang kepala sekolah dan gurunya tidak aktif, maka akan kita berikan tindakan tegas," ungkap Husni.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6982 seconds (0.1#10.140)