Keren! Para Mantan TKI Jago Berbahasa Asing dan Jadi Guide di Kampung Keputren Majalengka

Minggu, 15 Januari 2023 - 12:21 WIB
loading...
Keren! Para Mantan TKI Jago Berbahasa Asing dan Jadi Guide di Kampung Keputren Majalengka
Kampung Keputren di Majalengka memiliki kisah unik. Para mantan TKI yang pernah bekerja di luar negeri kini fasih berbahasa asing. Foto/MPI/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Kampung Keputren di Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Majalengka memiliki kisah unik. Para mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Keputren yang pernah bekerja di luar negeri kini fasih berbahasa asing.

Mereka bisa cas cis cus ngobrol dengan bahasa Arab, Taiwan hingga Inggris. Kampung Kaputren merupakan salah satu daerah di Majalengka yang banyak warganya mengais rezeki di negeri orang.



Dari fenomena para TKI itu muncul fakta unik, sekaligus membuat bangga. Meskipun tak sedikit yang berakhir nestapa dan miris hingga menghadapi hukuman mati, seperti yang dialami Tuti, warga asal Sukahaji yang jadi TKI di Arab.

Namun kini yang bikin bangga, berbekal dari pengalamannya menjadi TKI, banyak warga Keputren fasih berbahasa asing. Salah satunya, Yayah yang jago berbahasa Arab dan Inggris.

Kemampuan berhasa Arab dan Inggris terasah setelah Yayah menjadi TKI di Arab dan Qatar. Saat bekerja di kedua negara tersebut, Yayah dituntut untuk bisa menggunakan bahasa dunia itu.

Saat ini Yayah sudah kembali ke kampung halaman. Tidak jarang Yayah menggunakan bahasa Arab saat ngobrol santai dengan sesama mantan TKI.



"Saya lebih suka pakai bahasa Arab. Sekarang juga masih suka nonton film Arab. Saya juga bisa bahasa Qatar atau Inggris. Jadi selain meningkatkan ekonomi keluarga, saya selama 10 tahun bekerja di Arab, saya juga jadi bisa berbagai bahasa," kata Yayah, Sabtu (14/1/2023).

Sementara itu, tokoh pemuda Kampung Kaputren Majalengka, Amin Halimi mengatakan, fenomena bekerja di luar negeri terjadi sekitar 1990. Motif ekonomi jadi alasan mereka meninggalkan kampung dan keluarga untuk bekerja di luar negeri.

"Dari awal tahun 1990-an perempuan-perempuan di sini bekerja ke luar negeri, mereka terpaksa meninggalkan rumah, orang tua bahkan suami-anak untuk bisa mendapatkan uang," ujar Amin.

Warga kampung ini selain bekerja di negara Arab juga di kawasan Eropa seperti Jerman dan Prancis.

"Beberapa TKI bekerja ke Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, Korea, Jepang, Brunei Darussalam, bahkan ada yang ke Jerman," jelas Amin.

Bagi Amin, fenomena itu memiliki dampak positif tersendiri, baik bagi yang bersangkutan maupun kampunganya. Selain dari sisi ekonomi terangkat, mereka juga kini mampu berbicara dengan menggunakan banyak bahasa.

Khusus untuk kemampuan berbahasa, keberadaan para mantan PMI ini bisa menjadi guide bagi warga negara asing (WNA) yang berkunjung ke Kaputren. Pasalnya, dalam sekitar 1 tahun terakhir ini, Kampung itu mulai sering kedatangan WNA dari kalangan seniman.

"Akhir-akhir ini kami sering dikunjungi seniman dari berbagai negara. Mereka ini jaringannya Jatiwangi Art Factory (JAF). Kemudian berkarya di sini. Nah, berkat ada mantan TKI, kami tidak bingung, karena mereka (WNA) ini ada yang menemani ngobrol dan segala macam," jelas dia.

Seperti sekarang ini ada dua orang WNA asal Taiwan yang datang ke Kampung Keputren.

"Jadi, ketika mereka butuh sesuatu, ya kami bisa tahu. Ya karena itu, banyak warga kami yang bisa bahasa mereka. Dan mereka (WNA) pun jadi bisa leluasa, karena tidak merasa ada kendala dalam berbahasa," pungkasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1539 seconds (0.1#10.140)