Kesaksian Pendaki Terjebak Letusan Gunung Marapi: Mengerikan! Ada Asap Putih dan Muntahan Material
loading...
A
A
A
TANAH DATAR - Letusan Gunung Marapi, pada sabtu (7/1/2023) membuat kaget banyak orang, tanpa terkecuali rombongan pendaki yang saat itu berada di puncak gunung. Mereka menyaksikan langsung, bagaimana letusan mengerikan itu terjadi.
Dalam rekaman video milik para pendaki tersebut, terlihat saat pagi hari mereka tengah asyik berfoto di puncak gunung yang ada di wilayah Kabupaten Agam, dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tersebut. Tiba-tiba saja, dari belakang mereka menyembur asap putih pekat.
"Awalnya kami mendengar suara gemuruh seperti suara helikopter. Lalu muncul asap putih pekat. Setelah kami lihat lagi, ternyata buka suara helikopter, suara gemuruh itu berasal dari muntahan material vulkanik," ujar salah seorang pendaki Gunung Marapi, Karel Rezky Ramadhan.
Melihat adanya muntahan material vulkanik dari kawah Gunung Marapi, kelompok pendaki dari Bukittinggi, dan Riau, tersebut memilih untuk langsung turun dari puncak. Mereka berlarian menuruni punggung kawah, untuk menyelamatkan diri dari letusan Gunung Marapi.
Karel menyebut, saat kejadian letusan Gunung Marapi, di puncak hanya ada satu kelompok pendaki saja, beranggotakan enam orang. Sementara sisanya berada di pos dekat puncak.
Saat Gunung Marapi meletus, ada sekitar 40 orang pendaki yang ada di kawasan Gunung Marapi. Sebanyak 15 orang pendaki sudah turun dengan selamat, sedangkan sisanya masih dalam perjalanan untuk turun.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, juga membuat para pendaki kesulitan untuk turun dari Gunung Marapi. Para pendaki ini rata-rata baru melakukan pendakian satu hari sebelum letusan Gunung Marapi terjadi.
Menyikapi kondisi yang tidak aman akibat letusan Gunung Marapi, dan cuaca ekstrem, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Barat, Eka Damayanti menegaskan, saat ini jalur pendakian ditutup total.
"Sejak ada pengumuman peningkatan status Gunung Marapi menjadi waspada dari PVMBG, kami langsung mengambil kebijakan menutup jalur pendakian," tegas Eka. Gunung Marapi terus mengalami letusan, sepanjang Sabtu (7/1/2023).
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Dalam rekaman video milik para pendaki tersebut, terlihat saat pagi hari mereka tengah asyik berfoto di puncak gunung yang ada di wilayah Kabupaten Agam, dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tersebut. Tiba-tiba saja, dari belakang mereka menyembur asap putih pekat.
"Awalnya kami mendengar suara gemuruh seperti suara helikopter. Lalu muncul asap putih pekat. Setelah kami lihat lagi, ternyata buka suara helikopter, suara gemuruh itu berasal dari muntahan material vulkanik," ujar salah seorang pendaki Gunung Marapi, Karel Rezky Ramadhan.
Melihat adanya muntahan material vulkanik dari kawah Gunung Marapi, kelompok pendaki dari Bukittinggi, dan Riau, tersebut memilih untuk langsung turun dari puncak. Mereka berlarian menuruni punggung kawah, untuk menyelamatkan diri dari letusan Gunung Marapi.
Karel menyebut, saat kejadian letusan Gunung Marapi, di puncak hanya ada satu kelompok pendaki saja, beranggotakan enam orang. Sementara sisanya berada di pos dekat puncak.
Saat Gunung Marapi meletus, ada sekitar 40 orang pendaki yang ada di kawasan Gunung Marapi. Sebanyak 15 orang pendaki sudah turun dengan selamat, sedangkan sisanya masih dalam perjalanan untuk turun.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, juga membuat para pendaki kesulitan untuk turun dari Gunung Marapi. Para pendaki ini rata-rata baru melakukan pendakian satu hari sebelum letusan Gunung Marapi terjadi.
Menyikapi kondisi yang tidak aman akibat letusan Gunung Marapi, dan cuaca ekstrem, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Barat, Eka Damayanti menegaskan, saat ini jalur pendakian ditutup total.
"Sejak ada pengumuman peningkatan status Gunung Marapi menjadi waspada dari PVMBG, kami langsung mengambil kebijakan menutup jalur pendakian," tegas Eka. Gunung Marapi terus mengalami letusan, sepanjang Sabtu (7/1/2023).
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
(eyt)