5 Raja Kerajaan Singasari, Nomor 1 Paling Kontroversial dan Melegenda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kerajaan Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang didirikan oleh Ken Arok pada 1222 Masehi. Lokasi dari Singasari sampai saat ini diperkirakan terletak di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur.
Sejarah berdirinya Singasari tertulis dalam 2 kitab yakni Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Diceritakan bahwa Singasari ini mulanya bernama Tumapel dengan kutaraja sebagai ibu kotanya.
Dalam pergantian nama kerajaan dari Tumapel menjadi Singasari terdapat beberapa pendiri yang sekaligus menjadi seorang rajanya.
Baca juga : Asal Usul Nama Ken Arok, Raja Pertama Kerajaan Singasari
Berikut lima raja dari Kerajaan Singasari sejak awal berdiri.
1. Ken Arok (1222-1227)
Ken Arok merupakan raja pendiri sekaligus raja pertama dari Singasari. Disebutkan dalam kitab Pararaton bahwa Ken Arok adalah anak dari Dewa Brahma yang lahir dari seorang wanita desa Pangkur, selatan Gunung Kawi.
Ken Arok menjadi seorang Raja selama lima tahun yakni dari tahun 1222 hingga 1227. Berhentinya Ken Arok dari jabatanya karena ia dibunuh oleh seorang budak atas perintah Anusapati.
Anusapati sendiri merupakan anak Tunggul Ametung yang dikandung Ken Dedes sebagai bentuk balas dendam karena Ken Arok telah membunuh ayahnya.
2. Anusapati (1227-1248)
Setelah membunuh Raja Ken Arok, secara otomatis Anusapati menggantikannya sebagai raja Kerajaan Singasari. Ia menjabat sebagai seorang raja Selama 21 tahun pemerintahannya, tidak banyak diketahui tentang keadaan Kerajaan Singasari.
Akhir dari jabatannya sebagai seorang raja, pada tahun 1248 Anusapati dibunuh oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang yakni dengan menggunakan Keris Mpu Gandring sebagai senjatanya.
Baca juga : Gayatri, Putri Cantik Kerajaan Singasari di Balik Kejayaan Majapahit
3. Tohjaya (1248)
Setelah mengalahkan Raja Anusapati, Tohjaya kemudia menjadi raja kerajaan Singasari. Namun, pada era kepemimpinan raja ketiga ini memerintah dalam waktu yang singkat, yakni tidak sampai satu tahun.
Hal tersebut dikarenakan pada era pemerintahannya terdapat pemberontakan oleh orang-orang Rajasa dan Sinelir. Penyerbuan tersebut mengakibatkan Tohjaya meninggal karena terhunus tombak oleh Rangga Wuni Putra dani Anusapati.
4. Wisnuwardhana (1248-1268)
Setelah kematian dari Tohjaya kemudian Rangga Wuni menjadi raja yang keempat. Ia memiliki gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Tidak diketahui banyak tentang pemerintahan raja Wisnuwardhana, namun diketaui ia menjabat dari tahun 1248 hingga 1268.
5. Kertanegara (1272-1292)
Pada masa akhir pemerintahannya Wisnuwardhana kemudian mengangkat putranya Kertanegara sebagai raja muda pada tahun 1248. Namun, ia tidak melepas tanggung jawab sepenuhnya.
Wisnuwardhana tetap mendampingi dan memerintah sampai akhirnya Kertanegara tumbuh menjadi pria dewasa yang sanggup memegang semua kendali kerajaan.
Namun pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dan Singasari kemudian resmi dipimpin oleh Kertanegara. Telah disebutkan dalam kitab Negarakertagama, bahwa Kertanegara adalah raja dari kerajaan Singasari yang paling terkenal dan luar biasa terutama dalam bidang politik dan agama.
Sejarah berdirinya Singasari tertulis dalam 2 kitab yakni Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Diceritakan bahwa Singasari ini mulanya bernama Tumapel dengan kutaraja sebagai ibu kotanya.
Dalam pergantian nama kerajaan dari Tumapel menjadi Singasari terdapat beberapa pendiri yang sekaligus menjadi seorang rajanya.
Baca juga : Asal Usul Nama Ken Arok, Raja Pertama Kerajaan Singasari
Berikut lima raja dari Kerajaan Singasari sejak awal berdiri.
1. Ken Arok (1222-1227)
Ken Arok merupakan raja pendiri sekaligus raja pertama dari Singasari. Disebutkan dalam kitab Pararaton bahwa Ken Arok adalah anak dari Dewa Brahma yang lahir dari seorang wanita desa Pangkur, selatan Gunung Kawi.
Ken Arok menjadi seorang Raja selama lima tahun yakni dari tahun 1222 hingga 1227. Berhentinya Ken Arok dari jabatanya karena ia dibunuh oleh seorang budak atas perintah Anusapati.
Anusapati sendiri merupakan anak Tunggul Ametung yang dikandung Ken Dedes sebagai bentuk balas dendam karena Ken Arok telah membunuh ayahnya.
2. Anusapati (1227-1248)
Setelah membunuh Raja Ken Arok, secara otomatis Anusapati menggantikannya sebagai raja Kerajaan Singasari. Ia menjabat sebagai seorang raja Selama 21 tahun pemerintahannya, tidak banyak diketahui tentang keadaan Kerajaan Singasari.
Akhir dari jabatannya sebagai seorang raja, pada tahun 1248 Anusapati dibunuh oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang yakni dengan menggunakan Keris Mpu Gandring sebagai senjatanya.
Baca juga : Gayatri, Putri Cantik Kerajaan Singasari di Balik Kejayaan Majapahit
3. Tohjaya (1248)
Setelah mengalahkan Raja Anusapati, Tohjaya kemudia menjadi raja kerajaan Singasari. Namun, pada era kepemimpinan raja ketiga ini memerintah dalam waktu yang singkat, yakni tidak sampai satu tahun.
Hal tersebut dikarenakan pada era pemerintahannya terdapat pemberontakan oleh orang-orang Rajasa dan Sinelir. Penyerbuan tersebut mengakibatkan Tohjaya meninggal karena terhunus tombak oleh Rangga Wuni Putra dani Anusapati.
4. Wisnuwardhana (1248-1268)
Setelah kematian dari Tohjaya kemudian Rangga Wuni menjadi raja yang keempat. Ia memiliki gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Tidak diketahui banyak tentang pemerintahan raja Wisnuwardhana, namun diketaui ia menjabat dari tahun 1248 hingga 1268.
5. Kertanegara (1272-1292)
Pada masa akhir pemerintahannya Wisnuwardhana kemudian mengangkat putranya Kertanegara sebagai raja muda pada tahun 1248. Namun, ia tidak melepas tanggung jawab sepenuhnya.
Wisnuwardhana tetap mendampingi dan memerintah sampai akhirnya Kertanegara tumbuh menjadi pria dewasa yang sanggup memegang semua kendali kerajaan.
Namun pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dan Singasari kemudian resmi dipimpin oleh Kertanegara. Telah disebutkan dalam kitab Negarakertagama, bahwa Kertanegara adalah raja dari kerajaan Singasari yang paling terkenal dan luar biasa terutama dalam bidang politik dan agama.
(bim)