Lonjakan COVID-19 di Jabar Bakal Terus Terjadi hingga Agustus

Minggu, 12 Juli 2020 - 10:49 WIB
loading...
Lonjakan COVID-19 di...
Pakar epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Bony Wiem Lestari. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pakar epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Bony Wiem Lestari memprediksi, peningkatan kasus positif COVID-19 di Provinsi Jabar bakal terus terjadi setidaknya hingga satu bulan ke depan.

Menurut Bony, rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan COVID-19 di tengah penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal saat ini menjadi faktor utama penyebab naiknya peningkatan kasus COVID-19. (BACA JUGA: Rapid Test Peserta-Panitia UTBK SBMPTN di Unpad, 5 Orang Reaktif )

Oleh karenanya, Bony mengimbau masyarakat kembali mendisiplinkan diri menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Pasalnya, masyarakat adalah garda terdepan dalam perang melawan COVID-19. "Banyak bukti ilmiah bahwa memakai masker dan jaga jarak dapat mencegah penularan,"kata Bony, Sabtu (11/7/2020). (BACA JUGA: Klaster Secapa AD Ditemukan Berawal dari Perwira Siswa Sakit Bisul )

Staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad itu melanjutkan, para pakar di Jabar pun sebelumnya telah memprediksi lonjakan kasus bakal terjadi. (BACA JUGA: Menhan Prabowo Minta Prajurit TNI Tes COVID, KSAD: Bagus Sekali )

"Sekarang kasus positif di Jabar 4.951, bertambah 105 orang. Tidak beda jauh dengan estimasi kami di angka 5.000 kasus positif," ungkapnya.

Bony juga mengatakan, masyarakat seharusnya membaca secara bijak data kasus COVID-19 yang tersaji, agar tidak ada misperspsi dan salah menyikapi. Menurutnya, ada tiga kemungkinan penyebab dari data yang tersaji.

"Pertama, laju infeksi memang sedang terjadi. Prediksi kami menunjukkan satu bulan ke depan masih akan naik," ungkapnya.

Kedua, efek peningkatan tes masif mengingat saat ini Jabar sedang mengejar target tes PCR 1 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 500.000 sesuai standar WHO.

"Sekarang (tes PCR) mungkin di 88.000 (tes). Makin banyak yang dites, makin banyak temuan positif, makin bagus untuk pelacakan," terang Bony.

Ketiga, pelimpahan administrasi. Dia menjelaskan, Jabar berpotensi menerima limpahan kasus dari provinsi lain. Artinya, warga tertular di provinsi lain, namun karena ber-KTP Jabar, maka dihitung sebagai kasus warga Jabar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2717 seconds (0.1#10.140)