Pemuda-Mahasiswa Pendukung Ganjar di Yogyakarta Gelar Pelatihan Tani Milenial
loading...
A
A
A
GUNUNG KIDUL - Pemuda Mahasiswa Nusantara (PMN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pelatihan pertanian untuk kalangan milenial di daerah Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Pelatihan ini ditujukan untuk membangkitkan semangat bertani bagi para pemuda dan milenial di Gunung Kidul.
Koordinator Wilayah PMN DIY, Maryadi menjelaskan, salah satu tema yang diangkat dalam pelatihan tersebut adalah budidaya markisa madu. Markisa madu mulai banyak dibudidayakan di wilayah Gunung Kidul. Proses menanamnya yang mudah membuat buah ini sangat cocok dibudidayakan oleh milenial yang baru belajar bertani.
"Kita sebagai pemuda ingin merespon bagaimana budidaya markisa ini bisa kita lakukan tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Bahkan, di pekarangan-pekarangan rumah juga bisa kita lakukan," kata Maryadi, Sabtu (17/12/2022).
Lewat pelatihan ini, PMN berharap bisa mengedukasi para pemuda di Gunung Kidul untuk berani bertani, dan mematahkan stigma bahwa bertani hanya dilakukan oleh kalangan orang tua.
"Kita pemuda dan milenial juga bisa menjadi petani. Dalam artian kita mulai skala kecilnya terlebih dahulu, contohnya budidaya markisa madu. Sehingga kita bisa mengembangkan jiwa-jiwa muda kita," imbuhnya.
Lebih lanjut, Maryadi menjelaskan, pelatihan yang diikuti ratusan pemuda ini terinspirasi dari sosok Ganjar Pranowo. Ganjar, sebut Maryadi, adalah sosok yang sangat memperhatikan kalangan pemuda dan petani. Hal ini tercermin dari salah satu programnya, yaitu Kartu Tani.
Lewat program Kartu Tani, para petani di Jawa Tengah telah merasakan berbagai manfaat. Mulai dari mendapat kepastian dalam memperoleh pupuk bersubsidi, dapat melakukan penjualan hasil panen tanpa perantara, hingga kemudahan dalam mendapatkan bantuan sosial maupun subsidi.
"Pak Ganjar ini orangnya inovatif, kreatif. Dia sengat mendorong penuh rakyatnya. Dia punya tingkat kepedulian yang tinggi kepada pemuda dan milenial. Harapannya nanti ketika memang Pak Ganjar maju dan menjadi Presiden Indonesia, saya harap beliau mampu untuk merangkul semua lapisan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Budi Kuncoro yang menjadi pembicara dalam pelatihan tersebut mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PMY DIY.
Menurut dia, kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu solusi atas salah satu permasalahan terbesar bangsa, yakni kurangnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian.
Dalam pelatihan tersebut, Budi memaparkan, materi tentang permasalahan pertanian di Indonesia, tips bagi pemuda yang ingin menjadi petani, hingga hambatan apa saja yang bisa terarasi bila kalangan pemuda dan milenial mau menekuni dunia pertanian.
"Di negara kita yang penduduknya semakin banyak, kebutuhan pangan semakin banyak, itu memerlukan tenaga-tenaga muda untuk memenuhi kebutuhan pangan itu," pungkas Budi.
Koordinator Wilayah PMN DIY, Maryadi menjelaskan, salah satu tema yang diangkat dalam pelatihan tersebut adalah budidaya markisa madu. Markisa madu mulai banyak dibudidayakan di wilayah Gunung Kidul. Proses menanamnya yang mudah membuat buah ini sangat cocok dibudidayakan oleh milenial yang baru belajar bertani.
"Kita sebagai pemuda ingin merespon bagaimana budidaya markisa ini bisa kita lakukan tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Bahkan, di pekarangan-pekarangan rumah juga bisa kita lakukan," kata Maryadi, Sabtu (17/12/2022).
Lewat pelatihan ini, PMN berharap bisa mengedukasi para pemuda di Gunung Kidul untuk berani bertani, dan mematahkan stigma bahwa bertani hanya dilakukan oleh kalangan orang tua.
"Kita pemuda dan milenial juga bisa menjadi petani. Dalam artian kita mulai skala kecilnya terlebih dahulu, contohnya budidaya markisa madu. Sehingga kita bisa mengembangkan jiwa-jiwa muda kita," imbuhnya.
Lebih lanjut, Maryadi menjelaskan, pelatihan yang diikuti ratusan pemuda ini terinspirasi dari sosok Ganjar Pranowo. Ganjar, sebut Maryadi, adalah sosok yang sangat memperhatikan kalangan pemuda dan petani. Hal ini tercermin dari salah satu programnya, yaitu Kartu Tani.
Lewat program Kartu Tani, para petani di Jawa Tengah telah merasakan berbagai manfaat. Mulai dari mendapat kepastian dalam memperoleh pupuk bersubsidi, dapat melakukan penjualan hasil panen tanpa perantara, hingga kemudahan dalam mendapatkan bantuan sosial maupun subsidi.
"Pak Ganjar ini orangnya inovatif, kreatif. Dia sengat mendorong penuh rakyatnya. Dia punya tingkat kepedulian yang tinggi kepada pemuda dan milenial. Harapannya nanti ketika memang Pak Ganjar maju dan menjadi Presiden Indonesia, saya harap beliau mampu untuk merangkul semua lapisan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul, Budi Kuncoro yang menjadi pembicara dalam pelatihan tersebut mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PMY DIY.
Menurut dia, kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu solusi atas salah satu permasalahan terbesar bangsa, yakni kurangnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian.
Dalam pelatihan tersebut, Budi memaparkan, materi tentang permasalahan pertanian di Indonesia, tips bagi pemuda yang ingin menjadi petani, hingga hambatan apa saja yang bisa terarasi bila kalangan pemuda dan milenial mau menekuni dunia pertanian.
"Di negara kita yang penduduknya semakin banyak, kebutuhan pangan semakin banyak, itu memerlukan tenaga-tenaga muda untuk memenuhi kebutuhan pangan itu," pungkas Budi.
(san)