Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Provinsi Jawa Barat (Jabar) berupaya mengatasi kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Sejumlah strategi pun telah dilakukan agar perekonomian bangkit lagi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, mengacu pada hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, sektor pertama yang dipercaya mampu membangkitkan ekonomi adalah investasi.
Oleh karenanya, Jabar siap menyambut perusahaan yang berencana merelokasi usaha dari Tiongkok ke Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
"Siapa yang bisa menjemput peluang ini pasca COVID-19, maka dia akan menjadi pemenang," ujar Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7/2020).
"Setiap tahun kami juara investasi se-Indonesia, Rp137 Triliun investasi masuk ke Jawa Barat. Tapi, dengan COVID-19 ini, investor banyak pindah dari Tiongkok, ya, kami sambut," sambungnya.
Selain investasi, kata Kang Emil, Jabar juga terus berinovasi dengan swasembada alat kesehatan (alkes) penanganan COVID-19, mulai dari alat rapid test sampai ventilator. Dengan begitu, Jabar dapat mengurangi impor alkes.
"Kami bisa menjadi provider produk-produk Indonesia dan juga bisa eksportir ke dunia, seperti PT Pindad bisa bikin ventilator, suatu saat bisa ekspor rapid test buatan Unpad, PCR buatan Biofarma, dan seterusnya," katanya.
Menurut Kang Emil, Jabar diprediksi dapat menjadi pusat kesehatan terbaik Indonesia. Kemudian, Jabar disarankan untuk intens mengembangkan teknologi.
"Karena orang-orang yang cepat delivery dengan teknologi itu yang akan menjadi pemenang,” katanya.
Tidak hanya itu, Jabar pun terus berinovasi dalam digitalisasi, salah satunya mengembangkan program Desa Digital yang dinilainya mampu mendongkrak perekonomian, terutama di pedesaan.
Program Desa Digital sendiri, kata dia , terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020 karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.
"Keenam, ekonomi jangka panjang ini juga harus menjadi kebutuhan. Kami sedang membangun pabrik yang mengubah plastik menjadi solar, tapi terinterupsi. Ketujuh, local tourism bisa menjadi peluang Jawa Barat," paparnya.
Dia menegaskan, kegiatan ekonomi di Jabar harus kembali bergairah di tengah pandemi dan pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi Jabar tidak minus.
Berdasarkan studi CSIS, tambahnya, ada empat kategori atau kuadran selama pandemi COVID-19, yakni kuadran kesehatan buruk dan ekonomi buruk, kesehatan baik dan ekonomi buruk, ekonomi baik dan kesehatan buruk, serta kuadran kesehatan baik dan ekonomi baik. (Baca juga: Sempat Hanya Beroperasi 15%, Industri Jabar Mulai Bangkit)
"Alhamdulillah, Jawa Barat ada di kuadran kesehatan membaik juga ekonomi pun membaik. Inilah sedikit keyakinan kami bahwa strategi kebersamaan kami bersama bupati/wali kota menghasilkan kondisi yang kami harapkan, yaitu kesehatan tetap kami waspada, ekonomi perlahan-lahan kami buka," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Stabilitas Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Taufik Garsadi menyatakan, Jabar juga fokus mendorong produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terpuruk akibat pandemi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, mengacu pada hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, sektor pertama yang dipercaya mampu membangkitkan ekonomi adalah investasi.
Oleh karenanya, Jabar siap menyambut perusahaan yang berencana merelokasi usaha dari Tiongkok ke Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
"Siapa yang bisa menjemput peluang ini pasca COVID-19, maka dia akan menjadi pemenang," ujar Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7/2020).
"Setiap tahun kami juara investasi se-Indonesia, Rp137 Triliun investasi masuk ke Jawa Barat. Tapi, dengan COVID-19 ini, investor banyak pindah dari Tiongkok, ya, kami sambut," sambungnya.
Selain investasi, kata Kang Emil, Jabar juga terus berinovasi dengan swasembada alat kesehatan (alkes) penanganan COVID-19, mulai dari alat rapid test sampai ventilator. Dengan begitu, Jabar dapat mengurangi impor alkes.
"Kami bisa menjadi provider produk-produk Indonesia dan juga bisa eksportir ke dunia, seperti PT Pindad bisa bikin ventilator, suatu saat bisa ekspor rapid test buatan Unpad, PCR buatan Biofarma, dan seterusnya," katanya.
Menurut Kang Emil, Jabar diprediksi dapat menjadi pusat kesehatan terbaik Indonesia. Kemudian, Jabar disarankan untuk intens mengembangkan teknologi.
"Karena orang-orang yang cepat delivery dengan teknologi itu yang akan menjadi pemenang,” katanya.
Tidak hanya itu, Jabar pun terus berinovasi dalam digitalisasi, salah satunya mengembangkan program Desa Digital yang dinilainya mampu mendongkrak perekonomian, terutama di pedesaan.
Program Desa Digital sendiri, kata dia , terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020 karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.
"Keenam, ekonomi jangka panjang ini juga harus menjadi kebutuhan. Kami sedang membangun pabrik yang mengubah plastik menjadi solar, tapi terinterupsi. Ketujuh, local tourism bisa menjadi peluang Jawa Barat," paparnya.
Dia menegaskan, kegiatan ekonomi di Jabar harus kembali bergairah di tengah pandemi dan pihaknya menargetkan pertumbuhan ekonomi Jabar tidak minus.
Berdasarkan studi CSIS, tambahnya, ada empat kategori atau kuadran selama pandemi COVID-19, yakni kuadran kesehatan buruk dan ekonomi buruk, kesehatan baik dan ekonomi buruk, ekonomi baik dan kesehatan buruk, serta kuadran kesehatan baik dan ekonomi baik. (Baca juga: Sempat Hanya Beroperasi 15%, Industri Jabar Mulai Bangkit)
"Alhamdulillah, Jawa Barat ada di kuadran kesehatan membaik juga ekonomi pun membaik. Inilah sedikit keyakinan kami bahwa strategi kebersamaan kami bersama bupati/wali kota menghasilkan kondisi yang kami harapkan, yaitu kesehatan tetap kami waspada, ekonomi perlahan-lahan kami buka," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Stabilitas Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Taufik Garsadi menyatakan, Jabar juga fokus mendorong produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terpuruk akibat pandemi.
(boy)