Deretan Wanita Berpengaruh di Era Kerajaan Mataram Kuno, Ada Selir Raja

Jum'at, 09 Desember 2022 - 07:05 WIB
loading...
Deretan Wanita Berpengaruh di Era Kerajaan Mataram Kuno, Ada Selir Raja
Peninggalan Kerajaan Mataram kuno, di era kebesarannya terdapat sederet wanita berpengaruh dalam membesarkan kerajaan. Foto: Istimewa
A A A
KEBESARAN Kerajaan Mataram kuno tidak lepas dari peran sejumlah wanita yang kala itu mendapat kepercayaan dari kerajaan untuk menduduki jabatan penting di istana.

Ninie Susanti dalam buku Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abadi XI mencatat, ada empat perempuan di Kerajaan Mataram Kuno semasa dijabat oleh Mpu Sindok menjadi orang penting dibalik kebesaran Kerajaan Mataram Kuno.

Sri Prameswari adalah istri raja atau permaisuri, ia disebut bersama dengan raja pada saat menurunkan perintah agar menjadikan tanah di Demak ditetapkan sebagai sima.

Beberapa tahun sebelumnya, di dalam Prasasti Cunggrang II tahun 851 saka, raja memerintahkan pemeliharaan untuk Sang Hyang Prasada Silulung, yaitu bangunan suci tempat bersemayamnya ayah dari Rakryan Binihaji Sri Prameswari Dyah Kebi atau disebut juga Rakryan Sri Prameswari Sri Wardhani Dyah Kbi.



Sementara Rakryan Binihaji adalah istri raja yang bukan permaisuri, yaitu selir. Kedudukannya disejajarkan dengan permaisuri, putra mahkota, dan putra raja lainnya.

Namanya Rakryan Binihaji Rakryan Mangibil, yang disebut sebagai seseorang memerintahkan pembangunan bendungan di tiga desa yaitu Desa Kahulunan, Wewatan Wulas, dan Wewatan Tamya kepada rama di Wulig, Pangikettan.



Rakryan Binihaji inilah yang memerintah supaya jangan ada yang berani mengusiknya. Hal ini agar rakyat dapat mengambil ikannya baik siang maupun malam hari.

Sedangkan Ibu ni Paduka Sri Maharaja adalah ibunda raja, namanya disebut di dalam Prasasti Jayapattra, yang merupakan prasasti berisi penegasan hukum atau Desa Waharu, sebagai desa perdikan yang telah memiliki penduduknya sejak lama.

Rakryan Anakbi dan Samgat Anakbi, kata anakbi yang berarti istri atau perempuan, jadi keduanya merupakan Rakryan Anakbi dijumpai di antara deretan para Rakai dan Samgat Sarangan di dalam Prasasti Sarangan.



Pada silsilah pejabat di era Kerajaan Mataram Kuno Rakryan berarti merupakan pejabat tingkat dua. Dimana kedudukannya di bawah raja dan rakai.

Sedangkan sosok Samgat Anakbi Dyah Pendel disebut di dalam Prasasti Hring pada tahun 851 saka. Dari gelar Samgat yang dicantumkan pada namanya, ia tentu seorang pejabat keagaaman atau kehakiman.

Dia mendapat pasal - pasal sejumlah lima suwarna emas, jumlah yang sama dengan yang diterima oleh raja.

Tetapi sebenarnya keberadaan tokoh perempuan di tingkat wanua sudah diawali jauh sebelum masa pemerintahan Mpu Sindok.

Sejak masa pemerintahan Raja Rakai Kayuwangi kurang lebih 802 saka, beberapa pekerjaan penting telah dipegang oleh perempuan, misalnya marhyang atau pengurus bangunan suci, huler atau petugas irigasi, tuha banua atau petugas administrasi desa.

Sumber: MNC Portal Indonews
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1733 seconds (0.1#10.140)