Sumbawa NTB Berpotensi Ekspor Porang hingga Sarang Burung Walet
loading...
A
A
A
SUMBAWA - Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satu wilayah yang berpotensi menjadi eksportir komoditas pertanian . Kepala Karantina Pertanian Sumbawa IB Putu Raka Ariana mengatakan, selain jagung dan madu, Pulau Sumbawa berpotensi ekspor porang , sisal, shorgum, dan sarang burung walet.
Dari data sistem informasi Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Sumbawa diketahui lalu lintas antararea komoditas sisal untuk ekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak meningkat. Ekspor pada 2021 sebanyak 113 ton, pada 2021 sebanyak 577 ton.
Tahun ini, data pada Oktober 2022 saja ada 155 ton ekspor sisal. Peningkatan serupa juga terjadi pada ekspor komoditas sarang burung walet.
Data lalu lintas sarang burung walet pada 2021 mencapai 6,5 ton. Tahun ini, hingga Oktober 2022 ekspor sudah menyentuh 7,7 ton.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang mengatakan, potensi ekspor di Sumbawa ini harus dikelola dengan baik. "Karena mitra dagang ada, perbankkan siap sinergi, barang tersedia, kebijakan mendukung tinggal dieksekusi bersama untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor," tutur Bambang memberikan motivasi.
Bambang melanjutkan, untuk menjaga potensi sumber daya alam Kabupaten Sumbawa, dibutuhkan sinergisitas antara petugas Karantina Sumbawa Besar dengan segenap instansi terkait dan pemerintah daerah. Terutama mengawasi dan menjaga tempat pemasukan dari ancaman masuknya hama penyakit tumbuhan.
Daat ini di Pulau Sumbawa ada 42 pelabuhan. Namun, dari jumlah itu hanya 10 pelabuhan resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
Dari 10 pelabuhan resmi itu hanya 8 pelabuhan yang diamanahkan Permentan Nomor 16 Tahun 2022 yang dijaga oleh Badan Karantina Pertanian. Hal ini berarti ada 34 pelabuhan rakyat yang berpotensi jadi tempat masuknya hama penyakit tumbuhan ataupun hewan.
"Ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan kerja sama semua stakeholder untuk bersama-sama jajaran Karantina Pertanian menjaga Kabupaten Sumbawa," ungkap Bambang.
Ekspor komoditas pertanian terus menanjak sepanjang tiga tahun terakhir. Target nilai ekspor komoditas pertanian tahun ini sebesar Rp681 triliun diyakini bakal tercapai.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sejak program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) dicanangkan nilai ekspor komoditas pertanian 3 tahun terakhir meningkat signifikan," ujar Bambang.
Baca: Penumpang KM Niki Sejahtera Ceburkan Diri ke Laut Tabanio, Basarnas Lakukan Pencarian.
Gratieks dicanangkan Syahrul Yasin Limpo sejak menjabat Menteri Pertanian pada 2019. Pada 2019 tercatat ekspor komoditas pertanian mencapai Rp390 triliun, meningkat menjadi Rp451 triliun pada 2020 dan Rp625 triliun pada 2021.
Dari data sistem informasi Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Sumbawa diketahui lalu lintas antararea komoditas sisal untuk ekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak meningkat. Ekspor pada 2021 sebanyak 113 ton, pada 2021 sebanyak 577 ton.
Tahun ini, data pada Oktober 2022 saja ada 155 ton ekspor sisal. Peningkatan serupa juga terjadi pada ekspor komoditas sarang burung walet.
Data lalu lintas sarang burung walet pada 2021 mencapai 6,5 ton. Tahun ini, hingga Oktober 2022 ekspor sudah menyentuh 7,7 ton.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang mengatakan, potensi ekspor di Sumbawa ini harus dikelola dengan baik. "Karena mitra dagang ada, perbankkan siap sinergi, barang tersedia, kebijakan mendukung tinggal dieksekusi bersama untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor," tutur Bambang memberikan motivasi.
Bambang melanjutkan, untuk menjaga potensi sumber daya alam Kabupaten Sumbawa, dibutuhkan sinergisitas antara petugas Karantina Sumbawa Besar dengan segenap instansi terkait dan pemerintah daerah. Terutama mengawasi dan menjaga tempat pemasukan dari ancaman masuknya hama penyakit tumbuhan.
Daat ini di Pulau Sumbawa ada 42 pelabuhan. Namun, dari jumlah itu hanya 10 pelabuhan resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
Dari 10 pelabuhan resmi itu hanya 8 pelabuhan yang diamanahkan Permentan Nomor 16 Tahun 2022 yang dijaga oleh Badan Karantina Pertanian. Hal ini berarti ada 34 pelabuhan rakyat yang berpotensi jadi tempat masuknya hama penyakit tumbuhan ataupun hewan.
"Ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan kerja sama semua stakeholder untuk bersama-sama jajaran Karantina Pertanian menjaga Kabupaten Sumbawa," ungkap Bambang.
Ekspor komoditas pertanian terus menanjak sepanjang tiga tahun terakhir. Target nilai ekspor komoditas pertanian tahun ini sebesar Rp681 triliun diyakini bakal tercapai.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sejak program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) dicanangkan nilai ekspor komoditas pertanian 3 tahun terakhir meningkat signifikan," ujar Bambang.
Baca: Penumpang KM Niki Sejahtera Ceburkan Diri ke Laut Tabanio, Basarnas Lakukan Pencarian.
Gratieks dicanangkan Syahrul Yasin Limpo sejak menjabat Menteri Pertanian pada 2019. Pada 2019 tercatat ekspor komoditas pertanian mencapai Rp390 triliun, meningkat menjadi Rp451 triliun pada 2020 dan Rp625 triliun pada 2021.
(nag)