Sabtu Pon Garut Diguncang Gempa, Ada Pertanda Ini Menurut Primbon Jawa
loading...
A
A
A
GARUT - Getaran gempa yang berpusat di barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, dirasakan hingga Jakarta, Bandung, Solo, dan Yogyakarta. Gempa bermagnitudo 6,4 tersebut, terjadi pukul 16.49 WIB, Sabtu (4/12/2022), atau Sabtu Pon dalam penanggalan Jawa.
Berdasarkan Primbon Betaljemur Adammakna karya Kanjeng Pangeran Haryo Cokroningrat, Sabtu Pon memiliki neptu yang sangat besar, yakni 16. Di mana Sabtu memiliki neptu 9, dan Pon memiliki neptu 7.
Dari catatan Primbon Betaljemur Adammakna, Sabtu Pon memiliki sifat lakuning banyu atau seperti air. Orang yang lahir pada Sabtu Pon, memiliki sifat dasar seperti air yang dingin. Tetapi jangan diremehkan, karena air bisa menjadi besar dan merusak seperti banjir. Apabila sudah marah, tentunya sulit untuk dikendalikan.
Sementara terkait gempa bumi, Kanjeng Pangeran Haryo Cokroningrat dalam Primbon Betaljemur Adamakna, menyebutkan, gempa bumi dapat dimaknai sebagai sebuah firasat atau pertanda bagi kehidupan yang akan datang.
Melihat terjadinya gempa bumi pada Sabtu (4/12/2022), yang masuk dalam bulan Jumadil Awal. Primbon Betaljemur Adamakna menyebut, gempa bumi yang terjadi siang hari di bulan Jumadil Awal, menandakan hal buruk akan banyak terjadi dan kejahatan akan merajalela. Untuk itu perlu waspada dan hati-hati dalam melangkah dan mengarungi hidup.
Sementara gempa bumi yang terjadi pada malam hari di bulan Jumadil Awal, menjadi pertanda akan terjadi kesusahan, karena banyak gagal panen sehingga kebutuhan makanan tidak mencukupi semuanya.
Terlepas dari pertanda-pertanda dalam Primbon Jawa tersebut, gempa magnitudo 6,4 di barat daya Kabupaten Garut tersebut, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, merupakan gempa tektonik.
Dari keterangan tertulis, Daryono menyebut gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak, atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Berdasarkan Primbon Betaljemur Adammakna karya Kanjeng Pangeran Haryo Cokroningrat, Sabtu Pon memiliki neptu yang sangat besar, yakni 16. Di mana Sabtu memiliki neptu 9, dan Pon memiliki neptu 7.
Dari catatan Primbon Betaljemur Adammakna, Sabtu Pon memiliki sifat lakuning banyu atau seperti air. Orang yang lahir pada Sabtu Pon, memiliki sifat dasar seperti air yang dingin. Tetapi jangan diremehkan, karena air bisa menjadi besar dan merusak seperti banjir. Apabila sudah marah, tentunya sulit untuk dikendalikan.
Sementara terkait gempa bumi, Kanjeng Pangeran Haryo Cokroningrat dalam Primbon Betaljemur Adamakna, menyebutkan, gempa bumi dapat dimaknai sebagai sebuah firasat atau pertanda bagi kehidupan yang akan datang.
Melihat terjadinya gempa bumi pada Sabtu (4/12/2022), yang masuk dalam bulan Jumadil Awal. Primbon Betaljemur Adamakna menyebut, gempa bumi yang terjadi siang hari di bulan Jumadil Awal, menandakan hal buruk akan banyak terjadi dan kejahatan akan merajalela. Untuk itu perlu waspada dan hati-hati dalam melangkah dan mengarungi hidup.
Sementara gempa bumi yang terjadi pada malam hari di bulan Jumadil Awal, menjadi pertanda akan terjadi kesusahan, karena banyak gagal panen sehingga kebutuhan makanan tidak mencukupi semuanya.
Baca Juga
Terlepas dari pertanda-pertanda dalam Primbon Jawa tersebut, gempa magnitudo 6,4 di barat daya Kabupaten Garut tersebut, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, merupakan gempa tektonik.
Dari keterangan tertulis, Daryono menyebut gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak, atau rusak diakibatkan oleh gempa.
(eyt)