Taman Putroe Phang, Kisah Cinta Sultan Iskandar Muda dengan Permaisuri Putri Kamaliah
loading...
A
A
A
TAMAN Putroe Phang di tengah Kota Banda Aceh, Aceh menyimpan kisah cinta Sultan Iskandar Muda dengan Putroe Phang. Taman berdiri megah dipersembahkan Sultan Iskandar Muda yang memimpin Kesultanan Aceh kepada sang permaisuri, Putroe Phang yang juga dikenal sebagai Putri Kamaliah.
Taman Putroe Phang di tengah Kota Banda Aceh, Aceh menyimpan kisah cinta Sultan Iskandar Muda dengan Sang Permaisuri, Putri Kamaliah. Foto/disbudpar.acehprov.go.id
Putri cantik yang memikat hati pemimpin Kesultanan Aceh ini berasal dari Kerajaan Pahang, Malaysia. Saat itu di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada 1608-1636 M, Kesultanan Aceh berkembang pesat. Wilayah kekuasaan semakin luas hingga pesisir barat Sumatera Barat dan semenanjung Malayu.
Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Pahang. Sultan mendapat persembahan Putri Kamaliah. Sosok Putri Kamaliah yang juga dikenal pintar dan bijaksana kemudian dipersunting Sultan Iskandar Muda.
Setelah dinikahi oleh Sultan Iskandar Muda, selanjutnya Putroe Phang diboyong ke Istana Kerajaan Aceh di Banda Aceh.
Dikisahkan setelah pindah, permaisuri terus teringat dan rindu dengan kampung halamannya di Pahang. Sultan pun berusaha menghibur kerinduan permaisuri terhadap kampung halamannya.
Dalam laman disbudpar.acehprov.go.id disebutkan bahwa Sultan Iskandar Muda membangun taman menyerupai bukit-bukit di Pahang. Di dalam taman ada gunongan atau bangunan berupa gunungan berwarna putih untuk menghibur sang permaisuri.
Taman itu selanjutnya dikenal sebagai Taman Putroe Phang yang dibangun sekitar tahun 1608-1636 M. Taman yang lokasinya dekat dengan Istana Kesultanan Aceh itu selanjutnya dikenal sebagai Taman Putroe Phang. Di dalam taman terdapat pintu khop menuju lorong bawah tanah yang menghubungkan dengan istana Kesultanan Aceh.
Taman Putroe Phang dilengkapi sejumlah mata air di setiap sisi menuju Istana Kesultanan Aceh. Dalam buku Bustanul Salatin karya Nuruddin ar-Raniry, ulama besar kerajaan Aceh Darussalam disebutkan luas Taman Putroe Phang sekitar 1.000 depa.
Dalam taman terdapat gunongan yang mirip gunung yang bertingkat tiga dengan puncak seperti menara. Gunongan setinggi 9,5 meter menggambarkan sebuah bunga putih yang sedang mekar yang melambangkan ketulusan cinta.
Di dindingnya terukir salur-salur bunga dengan untaian cinta yang bertambat dalam jiwa dan dibangun dalam tiga tingkat. Konon Sang Permaisuri menjadikan tempat ini untuk menghibur diri. Hal itu lantaran apabila Sang Permaisuri naik ke gunongan dia merasa seakan sudah berada di negeri asalnya, Kerajaan Pahang di semenanjung Melayu.
Sumber: thearoengbinangproject, disbudpar.acehprov.go.id, indonesia.go.id, djkn.kemenkeu.go.id, musikanegri, Bustanul Salatin karya Nuruddin ar-Raniry.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Taman Putroe Phang di tengah Kota Banda Aceh, Aceh menyimpan kisah cinta Sultan Iskandar Muda dengan Sang Permaisuri, Putri Kamaliah. Foto/disbudpar.acehprov.go.id
Putri cantik yang memikat hati pemimpin Kesultanan Aceh ini berasal dari Kerajaan Pahang, Malaysia. Saat itu di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada 1608-1636 M, Kesultanan Aceh berkembang pesat. Wilayah kekuasaan semakin luas hingga pesisir barat Sumatera Barat dan semenanjung Malayu.
Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Pahang. Sultan mendapat persembahan Putri Kamaliah. Sosok Putri Kamaliah yang juga dikenal pintar dan bijaksana kemudian dipersunting Sultan Iskandar Muda.
Setelah dinikahi oleh Sultan Iskandar Muda, selanjutnya Putroe Phang diboyong ke Istana Kerajaan Aceh di Banda Aceh.
Dikisahkan setelah pindah, permaisuri terus teringat dan rindu dengan kampung halamannya di Pahang. Sultan pun berusaha menghibur kerinduan permaisuri terhadap kampung halamannya.
Dalam laman disbudpar.acehprov.go.id disebutkan bahwa Sultan Iskandar Muda membangun taman menyerupai bukit-bukit di Pahang. Di dalam taman ada gunongan atau bangunan berupa gunungan berwarna putih untuk menghibur sang permaisuri.
Taman itu selanjutnya dikenal sebagai Taman Putroe Phang yang dibangun sekitar tahun 1608-1636 M. Taman yang lokasinya dekat dengan Istana Kesultanan Aceh itu selanjutnya dikenal sebagai Taman Putroe Phang. Di dalam taman terdapat pintu khop menuju lorong bawah tanah yang menghubungkan dengan istana Kesultanan Aceh.
Taman Putroe Phang dilengkapi sejumlah mata air di setiap sisi menuju Istana Kesultanan Aceh. Dalam buku Bustanul Salatin karya Nuruddin ar-Raniry, ulama besar kerajaan Aceh Darussalam disebutkan luas Taman Putroe Phang sekitar 1.000 depa.
Dalam taman terdapat gunongan yang mirip gunung yang bertingkat tiga dengan puncak seperti menara. Gunongan setinggi 9,5 meter menggambarkan sebuah bunga putih yang sedang mekar yang melambangkan ketulusan cinta.
Di dindingnya terukir salur-salur bunga dengan untaian cinta yang bertambat dalam jiwa dan dibangun dalam tiga tingkat. Konon Sang Permaisuri menjadikan tempat ini untuk menghibur diri. Hal itu lantaran apabila Sang Permaisuri naik ke gunongan dia merasa seakan sudah berada di negeri asalnya, Kerajaan Pahang di semenanjung Melayu.
Sumber: thearoengbinangproject, disbudpar.acehprov.go.id, indonesia.go.id, djkn.kemenkeu.go.id, musikanegri, Bustanul Salatin karya Nuruddin ar-Raniry.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(shf)