Tingkatkan Produk, Petani Sawit di Way Kanan Dapat Bimbingan Teknis
loading...
A
A
A
WAY KANAN - Sejumlah petani sawit di Way Kanan, Lampung mendapatkan pelatihan hilirasi pemanfaatan produk untuk memaksimalkan pengolahan dari sawit. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis (Bimtek) dan Expo Sawit.
Pelatihan ini digelar oleh DPR bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Jaringan Indonesia Muda (JIM). Kegiatan ini dihadiri anggota Komisi IV DPR Hanan A. Rozak, dan Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya.
"Kegiatan ini penting guna menguatkan pemahaman para petani sawit Way Kanan dalam melakukan hilirisasi yang baik pada pengelolaan kebun sawit," kata Achmad Maulizal Sutawijaya, perwakilan BPDPKS, Senin (17/10/2022).
Terdapat tiga kunci sukses dalam membangun kebun sawit, yaitu bibit, pupuk, dan populasi. Tiga kunci sukses ini harus mampu dipahami dengan baik sebagai fundamental yang harus dimiliki oleh para petani sawit dalam mengelola perkebunan sawitnya.
Syarif Bastaman, salah satu pembicara menjelaskan teknis pemanfaatan dan pengolahan dari produk sawit. Minyak sawit pada dasarnya memiliki beberapa keunggulan sebagai bahan baku produk pangan.
Di antaranya harga yang relatif murah, mampu membuat makanan bertekstur halus dan lembut, serta bebas kolesterol.
Sawit diolah menjadi produk-produk seperti minyak sawit merah, biodiesel, sabun dan beberapa hasil produk lainnya yang mampu dihasilkan oleh para petani sawit.
Ketua Lingkungan JIM Deny Perdana Aji menyampaikan bahwa sangat penting untuk memahami hilirisasi dari pemanfaatan produk dari kelapa sawit guna mampu memaksimalkan segala bentuk hasil pengolahan dari sawit.
Sedangkan pembicara lainnya, Awang Suwarmoto meminta petani mewaspadai organisme pengganggu tanaman (OPT) utama kelapa sawit. Terdapat beberapa organisme yang mungkin sampai saat ini masih harus rutin untuk diawasi karena mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
Dua organisme pengganggu tersebut yaitu kumbang tanduk dan ganoderma akan muncul pada tanaman generas kedua atau yang biasa disebut tanaman yang sudah replanting.
Perwakilan Dinas Perkebunan Lampung Elya Rusmaini menyampaikan kepada peserta agar mampu mengembangkan kembali nilai produksinya. Selain itu dia berharap agar ke depan lebih terbuka peluang-peluang terhadap kondisi perkebunan sawit Indonesia.
Pelatihan ini digelar oleh DPR bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Jaringan Indonesia Muda (JIM). Kegiatan ini dihadiri anggota Komisi IV DPR Hanan A. Rozak, dan Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya.
"Kegiatan ini penting guna menguatkan pemahaman para petani sawit Way Kanan dalam melakukan hilirisasi yang baik pada pengelolaan kebun sawit," kata Achmad Maulizal Sutawijaya, perwakilan BPDPKS, Senin (17/10/2022).
Terdapat tiga kunci sukses dalam membangun kebun sawit, yaitu bibit, pupuk, dan populasi. Tiga kunci sukses ini harus mampu dipahami dengan baik sebagai fundamental yang harus dimiliki oleh para petani sawit dalam mengelola perkebunan sawitnya.
Syarif Bastaman, salah satu pembicara menjelaskan teknis pemanfaatan dan pengolahan dari produk sawit. Minyak sawit pada dasarnya memiliki beberapa keunggulan sebagai bahan baku produk pangan.
Di antaranya harga yang relatif murah, mampu membuat makanan bertekstur halus dan lembut, serta bebas kolesterol.
Sawit diolah menjadi produk-produk seperti minyak sawit merah, biodiesel, sabun dan beberapa hasil produk lainnya yang mampu dihasilkan oleh para petani sawit.
Ketua Lingkungan JIM Deny Perdana Aji menyampaikan bahwa sangat penting untuk memahami hilirisasi dari pemanfaatan produk dari kelapa sawit guna mampu memaksimalkan segala bentuk hasil pengolahan dari sawit.
Sedangkan pembicara lainnya, Awang Suwarmoto meminta petani mewaspadai organisme pengganggu tanaman (OPT) utama kelapa sawit. Terdapat beberapa organisme yang mungkin sampai saat ini masih harus rutin untuk diawasi karena mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
Dua organisme pengganggu tersebut yaitu kumbang tanduk dan ganoderma akan muncul pada tanaman generas kedua atau yang biasa disebut tanaman yang sudah replanting.
Perwakilan Dinas Perkebunan Lampung Elya Rusmaini menyampaikan kepada peserta agar mampu mengembangkan kembali nilai produksinya. Selain itu dia berharap agar ke depan lebih terbuka peluang-peluang terhadap kondisi perkebunan sawit Indonesia.
(shf)