Tokoh Masyarakat: Pemeriksaan di Lapangan Terbuka Tak Dikenal dalam Budaya Papua

Kamis, 13 Oktober 2022 - 12:40 WIB
loading...
Tokoh Masyarakat: Pemeriksaan di Lapangan Terbuka Tak Dikenal dalam Budaya Papua
Nikolaus Demetouwm, tokoh masyarakat Jayapura yang tinggal di Distrik Depapre menilai permintaan Lukas Enembe diperiksa di lapangan tersebut mengada-ada. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAYAPURA - Usulan agar Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa terkait kasus dugaan korupsi di lapangan terbuka menuai banyak penolakan. Meskipun usulan tersebut dengan alasan sesuai hukum adat Papua.

Nikolaus Demetouwm, tokoh masyarakat Jayapura yang tinggal di Distrik Depapre menilai permintaan keluarga Lukas itu mengada-ada. Niko juga mempertanyakan masyarakat adat yang disebut oleh pengacara Lukas.

“Kalau masyarakat adat pasti mereka mengerti aturan adat dan budaya. Dalam budaya orang Papua, saya belum pernah lihat dan dengar ada orang diperiksa di lapangan terbuka,” kata Niko, Kamis (13/11/2022).

Niko menyebutkan, dalam budaya masyarakat pesisir di Papua dikenal istilah batu lingkar. Orang yang dituduh bersalah diperiksa oleh tua-tua adat dipimpin Ondoafi yang duduk melingkar di area batu lingkar tersebut.

“Jika terbukti bersalah, orang tersebut membayar denda adat atau melaksanakan hukuman yang dijatuhkan kepadanya disaksikan oleh warga kampung, supaya masyarakat sama-sama tahu dan tidak lagi mengulangi perbuatan orang yang dihukum tersebut,” jelasnya.

Eksekusi hukuman atau pembayaran denda adat di lapangan terbuka bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelaku. Selain itu, pelaku diajarkan sebuah prinsip hidup: berani berbuat salah, berani bertanggung jawab. Kesalahan yang sudah dilakukan harus ditebus dengan membayar denda adat.

Kaitannya dengan tuntutan pihak Lukas Enembe agar diperiksa di lapangan terbuka, Niko justru melihat tidak adanya niat baik dari Lukas untuk menghormati adat. Justeru adat dijadikan tameng bagi Lukas dan para pendukungnya untuk berlindung dari jeratan hukum.

Niko mengimbau, masyarakat Papua khususnya warga Jayapura untuk tidak terlibat dalam manuver yang dimainkan kelompok pendukung Lukas. Hal ini justeru akan semakin memperkeruh situasi.

“Mari kita jaga Papua supaya tetap damai dan aman bagi semua orang, lebih-lebih karena sebentar lagi kita akan menjadi tuan rumah Kongres Masyarakat Adat Nusantara, dimana banyak tokoh-tokoh adat akan datang dari berbagai daerah di Indonesia,” pintanya.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4314 seconds (0.1#10.140)