Hadapi Pagebluk COVID-19, Petani Kendal Gelar Tingkep Tandur

Minggu, 05 Juli 2020 - 00:42 WIB
loading...
Hadapi Pagebluk COVID-19, Petani Kendal Gelar Tingkep Tandur
Petani di Desa Bulak, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jateng, menggelar selamatan Tingkep Tandur, jelang pelaksanaan musim tanam padi. Foto/iNews TV/Eddie Prayitno
A A A
KENDAL - Ratusan warga di Desa Bulak, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jateng, dengan penuh kekhusyukan dan rasa syukur, menggelar selamatan Tingkep Tandur, yakni tradisi selamatan yang selalu digelar saat menjelang musim tanam.

(Baca juga: Mekanik Pesawat Ditemukan Tewas Membusuk di Dalam Rumahnya )

Mereka memanjatkan doa bersama-sama, dengan harapan Tuhan memberikan berkah terhadap tanaman padi yang akan mereka tanam di tengah masa pandemi COVID-19 yang mengancam segala sendiri kehidupan bangsa.

Berbagai makanan tradisional, dibawa para petani dan keluarganya ke lokasi digelarnya selamatan Tingkep Tandur yang ada di dekat area persawahan. Mereka secara turun-temurun melaksanakan tradisi ini menjelang musim tanam padi.

(Baca juga: Kota Malang Kembali ke Zona Merah, 1 Wanita Cantik Diisolasi )

Kali ini, para petani memasuki masa tanam tahap kedua di tahun ini. Mereka berharap, tanamannya bisa tumbuh dengan baik, dan terhindar dari segala musibah bencana alam, serta hama penyakit yang dapat mengganggu tanaman padi mereka, sehingga mengganggu hasil panen dan persediaan pangan.

Usai menggelar doa bersama, para petani dan keluarganya, serta warga Desa Bulak, menikmati makan bersama yang sudah dibawa oleh para petani dari rumahnya masing-masing. Hal ini sebagai bentuk syukur kepada Tuhan, atas limpahan berkah yang mereka terima.

(Baca juga: Tiba-tiba Armuji Mengundurkan Diri Sebagai Bacawawali Surabaya )

Kepala Desa Bulak, Zaenal Alimin mengatakan, selamatan Tingkep Tandur ini sudah digelar oleh warga desa secara turun-temurun. "Ini merupakan bentuk rasa syukur para petani, karena masih bisa melakukan tanam padi tahap dua," ujarnya.

Salah satu petani Desa Bulak, Kozin mengaku, tradisi ini selalu digelar warga desa sebagai ungkapan rasa syukur atas kelimpahan berkah yang diterima. "Kami berharap tradisi ini bisa terus dilestarikan, karena menjadi media untuk para petani untuk saling bersilaturahmi, dan menjalin informasi baik dengan sesama petani, maupun perangkat desa," ungkapnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.2002 seconds (0.1#10.140)