Abrasi di Pesisir Jepara Makin Parah

Senin, 15 September 2014 - 10:53 WIB
Abrasi di Pesisir Jepara Makin Parah
Abrasi di Pesisir Jepara Makin Parah
A A A
JEPARA - Abrasi yang mengikis kawasan daratan pesisir pantai di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kian parah. Tiap tahun, sekitar 30 meter-50 meter wilayah daratan pesisir tenggelam karena erosi pantai tersebut.

Wakil Bupati Jepara Subroto mengatakan, pihaknya prihatin dengan ancaman abrasi tersebut. Beragam upaya telah dilakukan untuk mengatasi persoalan ini, mulai dari pembuatan break water (pemecah gelombang) hingga penanaman mangrove di kawasan pesisir pantai. Namun, upaya tersebut tak berjalan maksimal.

Posisi pemecah gelombang yang saat dibangun hanya sepelemparan batu dari bibir pantai, kini sudah berada ratusan meter dari kawasan pesisir. Sedang mangrove juga banyak yang mati. Penyebabnya beragam, mulai dari dimakan ternak warga, kondisi tanah yang tidak subur dan lain sebagainya.

"Kita belajar banyak dari usaha terdahulu. Ternyata setelah dievaluasi, mangrove tidak cocok ditanam di pesisir pantai yang berpasir seperti di Kedung ini. Mangrove membutuhkan media tanah yang berlumpur dan airnya juga payau, bukan air laut murni," kata Subroto, saat berada di pesisir Pantai Tanggultlare, Kecamatan Kedung, Jepara, Senin (15/9/2014).

Terkait persoalan abrasi ini, pihaknya pun merintis proyek percontohan penanganan abrasi di Desa Tanggultlare, Kecamatan Kedung. Proyek percontohan itu berupa lahan sepanjang satu kilometer di bibir Pantai Tanggultlare yang ditanami ribuan pohon baik berupa Cemara Belitung, Cemara Udang, Ketapang, dan lain sebagainya. Tinggi tanaman ini beragam mulai dari 15 cm hingga 2,9 meter.

Sejauh ini, kata Subroto, upaya yang juga dibantu pakar lingkungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menunjukkan hasil positif. Salah satu indikasinya, beragam pohon yang ditanam tidak mati.

Jika pohon terus meninggi, diharapkan dalam beberapa tahun mendatang akan mampu menahan dan bahkan membalikkan arah tiupan angin laut yang menuju ke darat. "Secara otomatis tidak akan terjadi abrasi, bahkan bisa jadi malah akan memunculkan daratan baru. Itu harapan kita."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6860 seconds (0.1#10.140)