Kisah Batu Cinta Parangkusumo, Gerbang Gaib Panembahan Senopati Bertemu Nyi Roro Kidul

Minggu, 25 September 2022 - 08:39 WIB
loading...
Kisah Batu Cinta Parangkusumo, Gerbang Gaib Panembahan Senopati Bertemu Nyi Roro Kidul
Batu cinta di Pantai Parangkusomo, Bantul, DIY menyimpan kisah yang dipercaya sebagai lokasi gerbang gaib pertemuan Panembahan Senopati dengan Nyi Roro Kidul. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Batu cinta Parangkusumo menyimpan kisah yang dipercaya masyarakat Jogja, Jawa Tengah dan sekitarnya sebagai lokasi gerbang gaib pertemuan Danang Sutawijaya (Panembahan Senopati) dengan penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul.

Kisah Batu Cinta Parangkusumo, Gerbang Gaib Panembahan Senopati Bertemu Nyi Roro Kidul

Foto/Ilustrasi/Ist

Lokasi Pantai Parangkusumo berada di barat Pantai Parangtritis, tepatnya di Kepanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DIY. Pantai di pesisir selatan yang menjadi salah satu lokasi upacara labuhan Keraton Yogyakarta ini jaraknya sekitar 30 Km dari pusat Kota Yogyakarta.


Pantai Parangkusumo memiliki hamparan pasir hitam yang cukup luas dan membentang. Pasir membentuk gumuk atau gundukan mirip gurun pasir yang terkenal dengan gumuk Parangkusumo.

Dalam babad Tanah Jawi dikisahkan bahwa pendiri Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati bertapa di tepian Pantai Parangkusumo untuk mendapatkan wangsit mendirikan kerajaan baru.

Panembahan Senopati merupakan anak angkat Sultan Adiwijaya atau Jaka Tingkir dari Kerajaan Pajang. Panembahan Senopati diketahui merupakan anak dari Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Ageng Pamanahan.

Ibu kandung Panembahan Senopati adalah adik dari Ki Juru Martani, yang menjadi patih pertama Kerajaan Mataram. Panembahan Senopati pada tahun 1575 menjadi penguasa Mataram yang saat itu masih bagian dari Kerajaan Pajang. Dia menjadi penguasa setelah ayahnya, Ki Ageng Pamanahan meninggal.



Dikisahkan Panembahan Senopati yang dikenal sakti mandraguna saat akan mendirikan Kerajaan Mataram melakukan semedi dengan khusuk di pesisir Laut Selatan, tepatnya Parangkusumo. Semedi itu mengakibatkan air laut juga bergejolak, ombak menjadi besar menghantam pantai serta hawa panas yang menerjang.

Gejolak yang terjadi di Parangkusumo membuat Nyai Roro Kidul yang merupakan penguasa kerajaan di Laut Selatan keluar dan mencari penyebab pergolakan hawa panas.

Akhirnya di tepi Pantai Parangkusumo, Nyi Roro Kidul menemukan sesosok lelaki tampan dan gagah tengah bersemadi. Nyai Roro Kidul pun mengetahui penyebab hawa panas tersebut adalah karena semedi yang dilakukan oleh pria sakti tersebut.

Nyai Roro Kidul selanjutnya menanyakan apa yang dikehendaki Panembahan Senopati. Mendengar pertanyaan tersebut, Panembahan Senopati menjawab bahwa ia menginginkan agar Ratu Kidul membantunya dalam mendirikan dan membesarkan Kerajaan Mataram yang akan didirikannya.

Permintaan itu pun disetujui Nyai Roro Kidul. Namun syaratnya, Paenembahan Senopati dan keturunannya yang kelak menjadi Raja Mataram harus bersedia menjadi suami Nyai Roro Kidul.

Panembahan Senopati pun menyetujui syarat itu asalkan perkawinan antara dia sebagai Raja Mataram dan keturunannya dengan Ratu Kidul tidak membuahkan anak atau keturunan. Perjanjian pendiri Kerajaan Mataram dengan penguasa Laut Selatan pun disepakati.

"Pertemuan keduanya di pantai ini dilakukan di atas batu karang yang kemudian dikenal sebagai Sela Gilang Parangkusumo. Oleh karena itu, dua batu itulah ikatan cinta terjadi, maka batu tersebut juga sering dijuluki sebagai Batu Cinta," ujar juru kunci Cepuri Pantai Parangkusumo, Indratno beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini, masyarakat masih melakukan ritual di kawasan Cepuri sebagai tempat pertemuan antara Nyai Roro Kidul dengan Panembahan Senopati. Selain itu juga di Kawasan Pantai Parangkusumo dipercaya merupakan keratonnya Nyai Roro Kidul.



Konon pelukis legendaris Basoeki Abdullah melukis Nyai Roro Kidul setelah berkunjung di Cepuri Parangkusumo. Suatu hari, Nyai Roro Kidul Selatan hadir, menjumpai Basoeki ketika bertapa di Cepuri yang mirip sepetak taman itu. Kisah ini ditulis Solichin Salam dalam buku berjudul" R.Basoeki Abdullah Sang Maestro."

Basoeki Abdullah hanya mendengar suara Nyai Roro Kidul. Dari hasil bertapa di Cepuri ini, Basoeki Abdullah berimajinasi menciptakan lukisan tentang legenda Nusantara, Nyai Roro Kidul.

Lukisan berjudul Njai Loro Kidul (Nyai Roro Kidul) itu kini disimpan di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Lukisan itu dipindahkan dari Istana Negara Bogor ke Gedung Agung Yogyakarta pada 2009.

Lukisan bertema Nyai Roro Kidul tanpa mahkota ini dibuat antara tahun 1954-1955. Replika lukisan kini dipajang di Hotel Samudra Beach, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Diketahui Basoeki Abdullah juga melukis Nyai Roro Kidul sedang naik kereta kencana.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2106 seconds (0.1#10.140)