Warga Protes Tak Dilibatkan Sosialisasi Pengadaan Tanah Bendungan Jenelata
loading...
A
A
A
GOWA - Sejumlah warga di Dusun Manyampa, Desa Tanakaraeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa memprotes kebijakan pemerintah Desa Tanakaraeng, yang tidak melibatkan warga dalam sosialisasi pengadaan tanah Bendungan Jenelata.
Akibat dari kebijakan pemerintah desa Tanakaraeng tersebut, warga di Dusun Manyampa sempat melakukan protes saat pihak BPN Gowa turun melakukan pengukuran lahan pengadaan Bendungan Jenelata, Kamis, (2/06/2020).
Baca Juga: Dana Rp450,3 M Disiapkan untuk Pembebasan Lahan Bendungan Jenelata
Informasi yang berhasil dihimpun, warga mengaku melakukan protes lantaran tidak adanya informasi dari pihak pemerintah desa terkait akan adanya proses pengukuran tersebut.
"Tadi waktu ada pertemuan kami memang protes. Sebab, kami tidak tahu jika akan ada pihak BPN Gowa yang melakukan pengukuran," kata salah seorang warga, Darwis Dg Ngoyo.
Darwis yang mewakili warga di Dusun Manyampa ini mengaku bahwa, ia tidak ingin menjadi provokator. Ia mengaku bahwa warga tidak menolak adanya pengukuran dari BPN Gowa.
"Yang kami pertanyakan itu kenapa Pemerintah Desa Tanakaraeng tidak memberikan informasi secara menyeluruh kepada warga kalau akan ada pengukuran. Ini kan tiba-tiba. Makanya kami kaget," ujarnya.
Bahkan kata Darwis, saat proses pertemuan dengan pihak BPN Gowa dan Pemerintah Desa Tanakaraeng, Kepala Desa Tanakaraeng mengaku bahwa pada saat sosialisasi pengadaan Tanah Bendungan Jenelata Kabupaten Gowa di Dusun Manyampa, Rabu 1 Juli 2020 lalu memang tidak melibatkan warga.
"Ini kan aneh. Kenapa warga tidak dilibatkan. Sementara yang akan merasakan dampak bendungan ini adalah warga sendiri," katanya.
Menurutnya, warga di Dusun Manyampa hanya berharap pemerintah desa bisa transparan. Sebab, jika ada persoalan dikemudian hari, yang merasakan dampaknya adalah warga sendiri.
Meskipun sempat melakukan protes, namun proses pengukuran lahan Bendungan Jenelata di Dusun Manyampa tetap berlangsung.
Kepala Desa Tanakaraeng, Sampara yang berusaha dikonfirmasi melalui nomor WhatsApp nya belum memberikan keterangan terkait kebijakannya yang tidak melibatkan warga saat sosialisasi pengadaan tanah Bendungan Jenelata dilaksanakan.
Diketahui, luas lahan yang masuk dalam pembangunan bendungan Jenelata ini seluas 1.722,28 hektare. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa, Awaluddin beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ribuan Hektare Lahan Dibebaskan Untuk Bangun Bendungan Jenelata
Akibat dari kebijakan pemerintah desa Tanakaraeng tersebut, warga di Dusun Manyampa sempat melakukan protes saat pihak BPN Gowa turun melakukan pengukuran lahan pengadaan Bendungan Jenelata, Kamis, (2/06/2020).
Baca Juga: Dana Rp450,3 M Disiapkan untuk Pembebasan Lahan Bendungan Jenelata
Informasi yang berhasil dihimpun, warga mengaku melakukan protes lantaran tidak adanya informasi dari pihak pemerintah desa terkait akan adanya proses pengukuran tersebut.
"Tadi waktu ada pertemuan kami memang protes. Sebab, kami tidak tahu jika akan ada pihak BPN Gowa yang melakukan pengukuran," kata salah seorang warga, Darwis Dg Ngoyo.
Darwis yang mewakili warga di Dusun Manyampa ini mengaku bahwa, ia tidak ingin menjadi provokator. Ia mengaku bahwa warga tidak menolak adanya pengukuran dari BPN Gowa.
"Yang kami pertanyakan itu kenapa Pemerintah Desa Tanakaraeng tidak memberikan informasi secara menyeluruh kepada warga kalau akan ada pengukuran. Ini kan tiba-tiba. Makanya kami kaget," ujarnya.
Bahkan kata Darwis, saat proses pertemuan dengan pihak BPN Gowa dan Pemerintah Desa Tanakaraeng, Kepala Desa Tanakaraeng mengaku bahwa pada saat sosialisasi pengadaan Tanah Bendungan Jenelata Kabupaten Gowa di Dusun Manyampa, Rabu 1 Juli 2020 lalu memang tidak melibatkan warga.
"Ini kan aneh. Kenapa warga tidak dilibatkan. Sementara yang akan merasakan dampak bendungan ini adalah warga sendiri," katanya.
Menurutnya, warga di Dusun Manyampa hanya berharap pemerintah desa bisa transparan. Sebab, jika ada persoalan dikemudian hari, yang merasakan dampaknya adalah warga sendiri.
Meskipun sempat melakukan protes, namun proses pengukuran lahan Bendungan Jenelata di Dusun Manyampa tetap berlangsung.
Kepala Desa Tanakaraeng, Sampara yang berusaha dikonfirmasi melalui nomor WhatsApp nya belum memberikan keterangan terkait kebijakannya yang tidak melibatkan warga saat sosialisasi pengadaan tanah Bendungan Jenelata dilaksanakan.
Diketahui, luas lahan yang masuk dalam pembangunan bendungan Jenelata ini seluas 1.722,28 hektare. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gowa, Awaluddin beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ribuan Hektare Lahan Dibebaskan Untuk Bangun Bendungan Jenelata
(agn)